capt 3: Marah?

37 28 22
                                    

Anyeong

Jangan lupa vote nya guys

Happy Reading

.


Rombongan siswa berbadan tegap nan tinggi, memenuhi lapangan besar SMA Bina Utama. Pak Ridho-selaku kepala ruangan BK koar-koar menggunakan TOA berukuran sedang berwarna putih. Segerombolan siswa itu ketahuan memanjat tembok belakang sekolah saat Pak Ridho berkeliling alhasil mereka diseret paksa ke lapangan.

Sudah hampir 1 jam, Pak Ridho memberi wejangan yang tak kunjung jera hingga saat ini. Membuat ke 5 siswa tersebut meruntuki Guru muda itu.

"Jadi-"

"Pak! Bapak gak kasian sama kami? Ini panas loh, udah kayak ikan asin aja!" protes cowok berambut coklat pirang, -Raska Mahendra.

"Saya gak perduli. Kalian itu butuh arahan dan diberi pelajaran. Lagian, siapa suruh telat berjamaah seperti ini?" Ucap Pak Ridho tegas.

"Salahin Larva aja Pak!" teriak laki-laki yang berdiri di ujung-Damian. Cowok itu sudah banjir keringat, bahkan seragamnya yang putih sudah kusut.

"Heh nyalahin gue lo!" balas Larva, dengan memerah.

"Kalau aja lo gak maksa kita kerumah lo, gak akan gini nyet!"

Yang dikatakan Damian memang benar. Tadi lagi, Larva mengajak mereka untuk mampir ke rumah nya dengan embel-embel alasan, Sarapan bersama sekalian mengerjakan PR.

"Lo kan bisa aja Nolak." ujar Larva, tak Terima.

"Tai lo!" umpat Damian.

"Damian! Jaga mulut kamu." tegur Pak Ridho.

Damian menghela nafasnya. "Maaf pak."

"Intinya saya gak mau kejadian tadi terulang lagi. Ini peringatan pertama dan terakhir dari saya. Dan Laksanakan hukuman yang saya perintah. Paham?"

"Paham Pak." balas Agrain yang terlihat pasrah.

Selepas itu, Pak Ridho pergi meninggalkan lapangan. Membuat ke 5 siswa tersebut menghela nafas lega.

Raska, melepas Almamater nya menjadikan Almamater itu sebagai payung lalu duduk bersila.
"Pak Ridho kayaknya ada dendam kesumat sama kita. Gue mending disuruh bersihin perpus atau kamar mandi daripada dijemur di sini."

"Sok iye lo Ras, pas nginjek kamar mandi aja udah ngabsen kebun binatang." sahut Larva. Dibalas tatapan sinis oleh Raska.

"Percuma dong ya, gue semalam pake Sekincere biar glowing hasilnya di jemur gini, bangke emang." ujar Raska mengeluarkan unek-unek nya.

"Anjr, sejak kapan lo Sekinceran?" tanya Damian dengan nada meledek.

"Cowok kok, Sekinceran." timbrung Larva.

"Diem lu berdua. Emang cuman cewek aja yang boleh? Cowok juga boleh kali."

"Terserah lo deh Ska, terserah." balas Damian, lelah berdebat.

Sedangkan laki-laki yang berada di paling tengah hanya bisa menghela nafasnya. Dia, merutuki mulut teman-temannya yang tak bisa diam, termasuk trio sableng itu.

Agrain, menoleh kearah cowok itu. Melihat wajah temannya yang datar, semakin datar. "Sabar Gar, temen lo emang gitu."

"Temen lo juga." balasnya dengan memutar bola mata malas. Sebut saja namanya, Gara.

"Kabur aja yuk. Kali-kali gitu," ajak Larva, emang sesad.

"Lu mau di bacem Pak Ridho?" ucap Damian menempelang kepala Larva.

AGRAIN: Life After (HIATUS!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang