Hai guys
First off all..
Long time no see:)
Kalau lupa sama jalan ceritanya bisa ulang dari atas atau skip aja kesini heheEnjoy❤️
_•°_•°_•°_•°_Seperti malam biasanya, kota Seoul tetap sibuk bekerja sepanjang malam. Datangnya rembulan tidak menyurutkan sedikitpun kerja keras para manusia gila dunia ini. Maka dibalik hiruk pikuk ibu kota, ada seseorang yang tengah terpaku didepan dua buah lilin yang menyala.
Suara dari sumbu lilin yang bercumbu dengan api terdengar menggelitik telinga si wanita berambut navy. Saking hening unit apartemen miliknya ia juga bisa mendengar gelak tawa dari unit tetangganya.
Mata sayu milik si cantik yang kini berteman kegelapan itu tidak kunjung menampakkan binarnya seperti biasa. Bahkan tawa bahagia dari tetangga samping tidak menyentuhnya sama sekali. Seakan dunianya berbanding terbalik dan ia sedang berperang dengan batinnya sendiri.
"Kau selanjutnya" desisnya sinis.
Tepat saat kedua iris sayu itu menangkap dua foto ukuram 3x4 yang ada diatas meja, ia meraih salah satunya. "Berani sekali mulutmu menyebut orang lain sebagai jalang. Jangan harap kematian mengampunimu dariku"ungkapnya penuh dengan nada ancaman.
Lalu tanpa banyak pertimbangan ia meraih foto yang satunya lagi dan membakar keduanya tepat diatas lilin yang menyala. Lambat laun objek dari foto itu menghilang dilahap api. Hal itu tenntu menerbitkan seringai puas dari sang empu yang membakarnya.
"Pegawai rendah sepertimu tidak akan mampu menyentuhku,"
"Bodoh." lanjutnya makin melebarkan seringai diwajah cantiknya.
Lalu mata wanita itu kembali melirik keadaan meja yang berantakan. Banyak cat kuku berserakan dengan dua lilin menyala mengisi kegelapan unit apartemen miliknya. Semuanya berwarna merah, semerah darah. Menyadari itu ia jadi tersenyum senang, indahnya melihat koleksi nailpolish ini setelah sekian lama tinggal ia pindah ke Korea.
"Kita sudah sepakat untuk tidak menggunakan benda itu selama tinggal disini"
Karina-- wanita berambut panjang tadi kini berjengit pelan. Lama menyelam dalam pikirannya sendiri, ia baru menyadari kalau adiknya sudah berdiri tepat didapannya.
Kedua tangan dari sekretaris direktur utama itu menghilang dibalik saku celana. Tak lupa matanya yang menyorot dingin kearah Karina. Seperti biasanya-- seperti Ryujin yang tidak dapat disentuh.
"Sejak kapan kau masuk--"
"Yoo Jimin, berhenti bermain-main"
"Aku bukan Jimin."
Ryujin mendecih muak. "Jalang penipu"desisnya
Bukannya marah karena sebut jalang, wanita cantik itu malah tergelak bebas, Ryujin jadi semakin yakin bahwa orang didepannya ink sudah semakin kehilangan akal sehatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who can find me?
Fiksi PenggemarJatuh cinta diatas larangan itu-- Sedikit berbisa.