Ini adalah pertama kalinya Renjun pergi tanpa Lee Haechan. Lelaki itu sedang melakukan urusan lain di Beijing bersama Krystal dan akhirnya Renjun pergi hanya berdua dengan Haruna ke jepang.
Sebenarnya Renjun tidak terlalu khawatir karena pergi ke negara orang sendirian, sebaliknya Haruna justru merasa gelisah karena mengunjungi tanah kelahirannya sendiri.
Tidak semua rumah bisa untuk pulang, pepatah itu nyata adanya karena Haruna tidak bisa lagi memandang tanah kelahirannya sebagai rumah, Haruna menyimpan banyak traumanya disini.
"Runa.. " Renjun melirik Haruna yang tak memperhatikannya. Tatapan gadis itu terus mengedar ke segala penjuru seolah dia sedang mewaspadai sesuatu.
Renjun cukup peka dengan itu. Lelaki itu menghampiri Haruna lalu tanpa sadar menggandeng tangannya dan menautkan jari-jemari mereka.
"Ga usah takut. Ada aku disini." Kata Renjun.
Gadis itu akhirnya mengangguk meskipun tatapannya masih tampak gelisah.
Renjun membawa Haruna ke resort nya yang ada di tokyo, dan selama di perjalanan itu tautan tangan mereka tidak pernah terlepas. Ini adalah rekor yang harus Renjun catat dalam buku memonya.
Resort milik Renjun masih baru dan belum resmi di buka. Jadi suasananya masih sepi, hanya ada beberapa eksekutif yang menjadi tester di tempat itu.
"Pesan 1 kamar."
Haruna langsung melirik Renjun. Kenapa tiba-tiba lelaki itu mau satu kamar dengannya?
"Kenapa ga 2 kamar?" Haruna berbisik dengan siku yang mengikuti lengan Renjun.
"Mamaku punya banyak mata disini. Aku ga mau mereka mengadu ke mama kalau kita tidur di kamar yang berbeda." Jelas Renjun. Haruna menghela nafas. Huft... Haruskah dia tidur di sofa lagi??
"Ayo..." Renjun berjalan mendahului Haruna.
Gadis itu mengikutinnnya dengan tidak bersemangat. Dan ketika mereka sampai di kamar, Haruna kembali mendesah menatap sofa kecil di kamar itu.
"Ga usah cemberut gitu, aku ga akan nyuruh kamu tidur di sofa lagi." Kata Renjun.
Haruna menatapnya penasaran. Jadi maksudnya dia boleh tidur di ranjang?
Renjun melepas jaketnya dan memberikan Haruna isyarat mata. Lelaki itu menunjuk ranjang king size mereka dengan dagunya.
"Kita berbagi ranjang??" Haruna menatap senang.
"Iya."
Gadis itu kemudian memicingkan matanya, menatap Renjun dengan penuh curiga.
"Kenapa tiba-tiba mau seranjang??? Jangan-jangan kamu ketagihan tidur sambil aku belai-belai yah..?'
Renjun langsung mengalihkan tatapannya, laki-laki itu mencoba terlihat kesal tapi ekspresi malu-malunya benar-benar menggemaskan.
"E-enggak ya enak aja, aku cuma kasihan liat kamu tidur di sofa." Laki-laki itu kemudian mengambil bathrobe dari dalam lemari.
"Aku mau mandi duluan." Ketusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Partner | HUANG RENJUN
FanficHaruna sangat yakin dia datang untuk melamar pekerjaan, namun kenapa dia malah berakhir menandatangani kontrak pernikahan dengan seorang bos besar yang memiliki orientasi sex menyimpang? "Selamat, Anda di terima bekerja..." "...... Sebagai istriku."