"PERDAMAIAN... PERDAMAIAN... BANYAK GEDUNG KAU DIRIKAN...
KEMUDIAN KAU HANCURKAN...
BANYAK GEDUNG KAU DIRIKAN...
KEMUDIAN KAU HANCURKAN...
BINGUNG BINGUNG KU MEMIKIRNYA...""PERDAMAIAN PERDAMAIAN...
PERDAMAIAN PERDAMAIAN...
PERDAMAIAN PERDAMAIAN...
PERDAMAIAN PERDAMAIAN...
BANYAK YANG CINTA DAMAi...
TAPI PERANG MAKIN RAMAI...
BANYAK YANG CINTA DAMAI...
TAPI PERANG MAKIN RAMAI...
BINGUNG BINGUNG KU MEMIKIRNYA...."Marko yang baru datang terkekeh saat mendengar suara sumbang dari kedua teman kostnya yang sedang asik bernyanyi dengan sumbang diikuti petikan gitar yang dimainkan Danial. Dia menggeleng pelan, lalu meraih kacang godog yang tak tahu di dapatkan siapa. Memakan isinya, dia kemudian melemparkan kulitnya pada Andre yang terlihat menghayati nyanyiannya, begitupun dengan Danial yang memainkan gitar tapi sesekali juga ikut bernyanyi.
"Ah, lo ganggu aja, Njing!" Andre berteriak kesal, menghentikan nyanyiannya. Dia semakin kesal saat bukannya merasa bersalah, temannya itu malah terkekeh dan mengatainya baperan.
Danial ikut menghentikan petikannya pada gitar saat tak lagi mendengar Andre bernyanyi. Dia meletakkan gitarnya kemudian. "Tumben lo nggak main sama cabe-cabean?" tanyanya ikut meraih kacang godog yang dia beli di jalan tadi sepulang ngojek.
Marko mengedik. "Lagi males," jawabnya kemudian. Bukan rahasia lagi kalau Marko suka bermain wanita. Tak peduli dengan julukan yang orang-orang berikan padanya, yaitu, playboy bahkan ada yang menamainya penjahat kelamin. Lagian wanita yang dia ajak mau-mau aja. "Liam sama Yudhas mana?" tanyanya balik saat tak menemukan dua tetangga kostnya yang lain.
Belum sempat Andre dan Nial menjawab. Satu dari orang yang Marko tanyakan terlihat muncul dari gerbang dengan menyugar rambut, tersenyum manis khas Yudhas yang memang murah senyuman, langsung saja menghampiri mereka. Dia meletakkan kresek berisi gorengan di hadapan teman-temannya.
"Wihh, apaan, nih?" Andre dengan antusias membuka kantung kresek yang dibawa Yudhas, langsung saja menyomot bakwannya.
"Gorengan, gue tahu kalian pasti lagi pada ngumpul." jawab Yudhas lalu mengambil duduk di samping Nial.
"Tahu aja lo," ujar Nial ikut menyomot tahu. "Jangan kaya yang di depan lo, nggak pernah bawain apa-apa, tapi ikut makan." lanjutnya menyindir Marko.
"Si Anjing gue emang nggak pernah bawain apa-apa, tapi, gue yang kasih duit buat lo beli, ya?" bantah Marko kesal.
Nial yang mendengar itu terkekeh, tak menyangka akan mendapatkan kekesalan Marko. "Gue cuman becanda, elah ...."
Marko memilih untuk tak menanggapi lagi. "Kurang Li--"
Brum! Brum! Brum!
Belum sempat Marko melanjutkan ucapannya, orang yang ingin dia tanyakan datang dengan motor ninja dan helm full face-nya. Melepas helmnya, Liam menoleh pada kumpulan tetangga kostnya yang sama-sama mahasiswa. Dia turun kemudian, menghampiri keempat orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Noel
Roman pour AdolescentsPENGUMUMAN!!! TELAH DITEMUKAN BAYI PEREMPUAN BERNAMA NOEL DI DEPAN KOST PANDAWA!!! *** Berkisah tentang lima orang mahasiswa yang harus merawat seorang bayi perempuan yang mereka temukan di halaman kost mereka. 18+