Coretan 1 : Kata Pembuka

39 6 2
                                    

Selamat pagi, siang, sore, malam, apapun waktu di tempat kalian yang tengah membaca tulisan ini.

Izinkan saya memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan kenapa tulisan ini akan kembali dibagikan pada mereka yang merasa penasaran.

Langit Kelabu, begitulah kiranya nama saya tertulis dalam akta kelahiran beserta absen-absen sewaktu sekolah dulu. Dilahirkan sebagai anak tunggal oleh seorang Ibu yang cantik di tahun 1997. Dibanggakan oleh keluarga besar selayaknya cucu laki-laki pertama. Penerima tanggung jawab terbesar di rumah, setelah Ayah.

Entah kapan, namun saya sempat bertanya perihal nama. Mengapa saya dinamakan Langit Kelabu? Begitu kiranya pertanyaan saya dahulu. Beliau menjawab secara sederhana kalau sewaktu saya lahir dulu, langitnya berwarna abu-abu.

Masih perihal nama, sewaktu saya sekolah dulu teman-teman selalu berkata kalau nama saya berarti negatif. Banyak yang bilang kalau langit sudah berubah warna menjadi abu-abu, maka badai akan datang. Tapi kata Ayah saat saya tanyai perihal itu, beliau hanya menjawab bahwa segala sesuatu yang orang lain lihat buruk belum tentu dilihat buruk oleh orang lain pula.

Semenjak beranjak remaja dengan sudah banyaknya pertanyaan yang saya lontarkan pada Ayah dan mungkin beliau sudah bosan menjawab. Saya merasa memang sudah waktunya menerima fakta dengan ikhlas bahwa nama saya Langit Kelabu.

Mari berlalu soal nama karena sebenarnya tulisan ini berkisah tentang dia yang saya temui sewaktu berkuliah dulu. Si Cantik bermata bening. Norak sekali ya nama panggilan dari saya, hehe. Tapi apa boleh buat, saya yang selalu membaca hal-hal katrok sewaktu kuliah dulu jadi ketularan pemikiran katroknya.

Dia cantik seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Matanya bening dan bersinar setiap saya menatapnya saat berbicara. Kulitnya tidak putih pun juga tidak hitam. Wajahnya jarang dipoles bedak tapi saya pernah melihat dia berdandan. Pakaiannya selalu nyaman dan cocok untuknya meski itu masih menurut saya.

Si Cantik itu akan menjadi Si Lucu saat sedang makan, mengoceh hal-hal yang membuatnya kesal, berbicara hal-hal random, sedang serius pada sesuatu dan pada akhirnya akan sangat menggemaskan ketika bicara dengan begitu bahagia pada saya. Menceritakan segala hal yang menurutnya penting untuk saya ketahui.

Jika saya sudahi perkenalannya sampai di sini, semoga kalian semua bisa membayangkan bagaimana paras saya dan dia yang saya suka. Lanjutan cerita akan berlangsung pada tulisan di coretan-coretan selanjutnya masih dengan pandangan saya terhadapnya. Semoga dengan ini, saya bisa merasa lega karena telah melepas rindu padanya lewat tulisan abadi. Semoga kalian pun merestui.

Selamat bahagia. Salam.

Sabtu, 19 Desember 2020
Langit Kelabu

Coretan : Kepada ia yang saya cintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang