ANGEL

233 62 130
                                    

Tekan sebelum membaca
————————-

Im Yoona begitu menikmati posisi jabatannya saat ini. Membuat dirinya berada di atas awan sesekali. Rasa kesalnya terhadap Sohyun kian menurun. Bahkan Yoona merasa bahwa Sohyun adalah orang yang bisa jadikan sebahai teman dekatnya. Setelah banyak bantuan yang di terima oleh Yoona akhir-akhir ini.

"Teruntuk tim kita yang semakin bersinar. Terimakasih atas kerja keras kalian", Yoona menaikkan gelas bening di tangan untuk bersulang bersama para tim kerjanya.

 Terimakasih atas kerja keras kalian", Yoona menaikkan gelas bening di tangan untuk bersulang bersama para tim kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan senyuman khusus Yoona ditujukan pada Sohyun yang menangkap gestur tubuh Yoona dengan tepat. Setelah mendapat kepercayaan dari Yoona, kini saatnya Sohyun melangkah ke langkah berikutnya.

"Yoona-ssi, ada pekerjaan khusus yang harus kita selesaikan bersama. Tanpa melibatkan mereka", bisik Sohyun di dekat Yoona.

"Nanti malem, mari bertemu di apartemenku. Aku akan memberimu lokasi pastinya, Sohyun-ssi"

"Baiklah, kalau begitu"

Sohyun pun berjalan menuju keluar ruangan. Sambil menunjukkan senyuman tersembunyinya yang tidak terlihat dan disadari oleh Im Yoona.

"Sepertinya aku butuh kopi. Akhir-akhir ini kepalaku jadi sering sakit seperti kekurangan kafein", gumam Sohyun menuju ke cafetaria yang berada di lantai bawah.

Sohyun bertemu dengan sang suami dari arah yang berlawanan. Seokjin menyadari hal yang sama, seketika tangannya meraih ponsel dari dalam saku kemejanya.

Nada dering ponsel Sohyun pun berdering. Sohyun tak menyangka akan mendapat panggilan dari sang suami yang berada tepat di hadapan. Sedikit lagi keduanya akan berpapasan.

"Sohyun-ah, mari makan siang bersama. Aku telah memesan tempat. Aku tunggu di mobil sekarang", Seokjin berkata tepat saat keduanya berpapasan

Pesan singkat yang terdengar seperti sebuah perintah yang harus dipatuhi. Tentu saja Sohyun tidak bisa menolaknya. Karena tidak ada alasan bagi Sohyun untuk bisa menolak ajakan dari sang atasan yang sekaligus menjadi suaminya itu.

.

Sesampainya di salah satu restoran yang lokasinya sedikit menjauh dari pusat kota. Seokjin pun kembali menunjukkan sentuhan cintanya pada sang istri, dengan menggandeng tangan Sohyun untuk melangkah masuk ke dalam restoran yang terlihat sangat sepi.

"Oppa, aku merasa dejavu dengan situasi seperti ini. Apakah Oppa menyewa tempat ini khusus untuk kita?", Sohyun bertanya dengan mata yang melihat ke arah sekeliling ruang yang terlihat begitu tenang.

Hanya terdengar suata alunan musik yang sangat ramah di telinga.

Seokjin hanya tersenyum, seakan mengiyakan tebakan sang istri yang mulai memahami bagaimana karakter suaminya.

O B L I V I O N [C O M P L E T E D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang