Maintain jadi bahasa baru, setelah dulu kita kenal dengan bahasa "ban serep." Sebenarnya ini bungkusan lama saja, tapi dikemas lebih inggris sesuai bahasanya biar lebih jaksel.
Termaintain secara kamus besar bahasa jaksel adalah sebuah kondisi dimana seseorang secara hati dan perasaan dijadikan opsi selanjutnya, apabila hidangan utama gagal didapat. Atau bahasa lebih mudahnya, kamu sedang dibego-begoin. Punten ini mah kasar. Tapi ya gimana. Kejadian maintain - memaintain ini seperti yang penulis bilang diawal, sudah terjadi sejak dulu dengan bahasa lain. Namun jelas dengan kelakuan yang menyebalkan.
Kondisi memprihatinkan seperti ini bisa dilakukan setiap gender. Baik laki-laki maupun perempuan. Penulis tidak tau siapa yang lebih dominan karena tidak punya data secara pasti. Namun hal ini biasa dilakukan oleh pria atau wanita yang sudah merasa di atas angin karena disukai terlebih dahulu. Memang badjingan.
"Kenapa ngga pertegas saja?"
Nah itu juga, karena sudah suka duluan, pihak yang "termaintain" juga akhirnya kalah. Saat ditanya soal perasaan, para "mainteners" ini selalu punya kata-kata andalan seperti "Untuk sekarang kayaknya belum," atau "Aku ngga bisa kalo sekarang," atau juga "Maaf, aku belum mikirin." Semu jawaban selalu mengambang, namun menyisakan setitik harapan untuk dipegang.
Padahal jika saat ini mereka tidak suka, ya sampai seterusnya akan begitu. Tapi "maintainers" ini tetap membutuhkan keberadaanmu, kalau-kalau pada akhirnya yang benar mereka cintai tak dapat dimiliki.
Dalam urusan ini, penulis mau mengajak semua pihak untuk menyelesaikan sandiwara mengerikan ini. Karena pada akhirnya hanya akan ada tawanan dan penjahat. Bukan cinta (ea)
Nasehat penulis yang sering dijadikan objek untuk dimaintain. Tolonglah, jangan mudah perasaan itu jadi rumit antara bertahan atau pergi, padahal kau tidak butuh-butuh amat dengan kami. Selain itu, ada juga yang mesti kau pahami, bahwa pada dasarnya, kami juga punya "pilihan," yang bisa jadi akan memilih meninggalkan kapan saja disaat kamu tidak menyadarinya.
Lalu untuk yang "termaintain." Ayolah tolol. Sadarkan cintamu yang dungu itu. Untuk apa terus-terusan menunggu seseorang yang menjadikanmu pilihan terakhir! Ingat kata Iwan Fals; Tinggalkan saja diriku, yang tak mungkin menunggu. Jangan pernah memilih, aku bukan pilihan. Ingat, cintamu itu sebenarnya berharga, jangan berikan pada yang tak menginginkannya.
Sekian tulisan pertama saya, untuk warga jaksel. Semoga lain kali saya mau menulis yang seperti ini lagi! Sekian, sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Deals With Jaksel
Non-FictionPanduan hidup di jaksel untuk kaum biasa-biasa aja!