11. air mata ketulusan

3.6K 388 53
                                    

_______________________
_________________________
"Kenapa diem aja?" Tanya seorang santri menatap Nazira yang sejak tadi hanya diam.

"PERGI! GAK ADA LAGI YANG MENGINGINKAN KEHADIRAN KAMU DI SINI."

"HEY!" Seru Gus Farzan membuat semua orang yang berada di sana merasa kaget.

"Saya sudah bilang kan, tidak ada yang boleh bersikap seperti itu kepada orang yang saya cintai!"

Seorang pria berkulit putih menghampiri Gus Farzan,ia adalah Azam, salah satu santri di pondok pesantren Al-furqan yang merupakan sahabat dekat Gus Farzan,ia adalah santri yang paling dekat dengan Gus Farzan dibandingkan santri lainnya.

Azam mengelus bahu Gus Farzan, "Gus, Gus Farzan harus sadar, Gus itu sedang diguna-guna sama cewek itu."

Gus Farzan menatap Azam.

"Zam, kamu percaya dengan ucapan mereka? saya ini masih sadar Zam, saya tidak diguna-guna oleh siapapun," lirih Gus Farzan.

Azam menoleh ke arah para santri, "bawa dia pergi, biar saya yang urus Gus Farzan."

"Ayo!" Semua santri menyeret Nazira keluar dari pondok pesantren Al-furqan, Nazira hanya terdiam menatap Gus Farzan dengan tatapan pilu.

"NAZIRA!" Teriak Gus Farzan, setelah berteriak pria itu duduk bersimpuh di halaman pondok pesantren Al-furqan dengan air mata yang sudah menetes.

Ya, Gus Farzan menangis, ini adalah kali pertama pria itu menangis karena seorang wanita, apalagi ia menangis  histeris.

Sontak saja semua orang termasuk Nazira sangat terkejut, akhirnya semua orang melepaskan Nazira dan mereka semua berjalan mendekati Gus Farzan.

"Saya mohon, jangan bawa Nazira pergi," ucap Gus Farzan dengan diiringi isak tangis.

"Gus, di mana harga diri Gus Farzan? Gus tidak boleh seperti ini," ucap Azam.

Gus Farzan mendongakkan kepalanya menatap Azam, "saya rela menjatuhkan harga diri saya demi Nazira, saya rela melakukan apapun demi dia."

Azam tentu emosi mendengar ucapan Gus Farzan, ia bukan marah kepada Gus Farzan melainkan Nazira, sebenarnya apa yang gadis itu lakukan hingga Gus Farzan bersikap seperti ini?

Azam berjalan mendekati Nazira yang hanya bisa diam dan menyaksikan semua itu.

Plakk!

Azam menampar pipi Nazira.

"PELET APA YANG KAMU PAKAI SEHINGGA SAHABAT SAYA MENJADI SEPERTI INI?!"

"Itu bukan pelet, itu adalah air mata cinta, Gus Farzan benar-benar mencintai saya Zam," lirih Nazira sembari memegangi pipinya yang terasa nyeri.

Plakk!

Azam kembali menampar pipi Nazira.

"BERANI SEKALI KAMU BERBICARA SEPERTI ITU, TIDAK ADA ORANG YANG AKAN MENCINTAI WANITA SEPERTI KAMU! INGAT ITU!"

"Azam!" Gus Farzan berjalan mendekati Azam, pria itu berlutut di hadapan Azam.

"Saya mohon jangan katakan hal seperti itu, kali ini saya memohon bukan sebagai seorang Gus, saya memohon sebagai seorang kasih yang meminta agar kekasihnya tidak direndahkan seperti ini," ucap Gus Farzan dengan suara bergetar.

Azam hanya terdiam melihat sahabatnya terus memohon,ia seakan tak percaya, Gus Farzan adalah pria yang tak pernah jatuh cinta tapi sekarang,ia bisa menangis seperti ini.

"FARZAN!" Seru seseorang membuat Gus Farzan menoleh, seseorang itu berjalan menghampiri Gus Farzan.

"Bangun Zan, jangan seperti ini," titah seseorang itu yang tak lain adalah Gus Syaqil.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang