DIVE INTO YOU (CHAPTER 7 : STUPID LOVE)

34 8 21
                                    

Kanada, musim semi 2018.

Michael biasanya tidak pernah pergi kemana-mana setiap jam perkuliahan berakhir. Kalau bukan karena tugas-tugas yang harus selesai dalam waktu dekat, dia pasti akan langsung pulan ke asrama dan beristirahat. Tidak ada yang berhasil membuatnya tertarik jalan-jalan di tengah udara yang masih dingin meski matahari sudah mulai sering nampak. Michael juga selalu menolak setiap kali ada undangan pesta di Jumat malam dan berlanjut pada acara piknik Sabtu sorenya.

Sebagai orang Asia yang tumbuh besar di tengah keluarga konservatif yang beradab, Michael tahu diri dalam menjalani kehidupan selama di negeri orang. Jam malam diatur sebaik mungkin, termasuk acara-acara yang dia datangi meski itu hanya nongkrong santai dengan teman-teman. Sebagian dari mereka menganggapnya kolot, sebagian lagi mungkin beranggapan Michael kampungan. Pemuda itu tidak pernah merasa tersinggung dengan penilaian klise padanya. Bagi Michael menjaga diri adalah syarat wajib agar appa Kim tetap mengijinkannya menimba ilmu di sana. Dia harus melihat anaknya baik-baik saja, tanpa kekeliruan, atau kesalahan yang tidak bisa dimaklumi.

"Bagaimana kalau kita satu kelompok lagi untuk tugas berikutnya?" tanya Damien, pria dengan tubuh jangkung dan kurus tapi tegap bagaikan tentara itu seraya memilah milih buku di atas kepala Michael.

"Profesor Dabs lebih suka dengan jumlah kelompok belajar yang agak ramai. Mungkin kau harus mencari dua atau tiga orang anggota lagi," jawab Michael dengan mata terfokus pada lembar-lembar buku yang kubaca sejak tadi.

"Aku akan mengajak Lucy, atau sekalian James."

"James?" mata Michael sontak terbeliak. "Kau akan menyatukan dua anak itu dalam kelompok kita?"

Damien nyengir. Dia menyandarkan sebelah lengannya ke tepi rak buku.

"Mereka akan lebih sibuk bertengkar, Mich. Kau tahu kan, bahkan masalah apakah sebaiknya Amerika bekerja sama dengan Rusia untuk persiapan perang dunia ke tiga saja- bisa jadi topik perdebatan bagi kedua anak itu. Bukankah biasanya tugas seperti ini hanya butuh pemikiran kita berdua?"

Michael tersenyum tipis meski suara Damien yang rendah memiliki kharismatik tersendiri. Sesuatu yang bisa dipakai menaklukan hati para beta dan omega hingga lumer kemana-mana. Dan matanya yang sebiru samudera adalah nilai lebih. Beberapa teman Michael sesama omega sering membayangkan bagaimana mereka menatap mata itu saat berada 'di bawah' Damien. You know ...

"Aku sedang malas memikirkan tugas, mungkin harus istirahat dulu beberapa hari. Lagipula praktek lapangan kan baru minggu depan."

"Kau mau pergi ke pantai? Kebetulan orang tuaku punya rumah sewaan yang sedang kosong musim ini," ajak Damien.

"Tidak, kalau kubilang aku harus beristirahat, itu artinya aku akan diam di asrama."

Damien memberengut lucu. "Kau ini benar-benar kuper. Jangan-jangan apa yang kudengar tentangmu dari orang-orang itu memang benar ya?"

Keningku sontak berkerut. "Soal apa?"

"Bahwa kau sudah dimarking seseorang."

"Apa?"

"Kau tahu," ucapan Damien memelan. Dia menyusuri ujung-ujung buku dengan jemarinya sambil menatapku ragu.

"Tidak. Aku tidak tahu apapun," ungkap Michael jujur.

Dan sekarang hal itu terasa mengganggu. Michael memang merasa orang-otrang itu mungkin membicarakannya, meski dia dan Damien berteman, berhubungan baik selama menjalani perkuliahan, tapi diam-diam Michael ingin tahu apa yang sering bicarakan tentangnya di belakang. Bahwa Michael norak dan kurang gaul? Atau karena dia sok suci? Pasti begitu, kan?

Cahaya kekuningan di atas keduanya memantul pada permukaan rambut Damien yang berwarna hazelnut. Sering dibiarkan berantakan, tapi dia tidak peduli. Michael pernah tidak sengaja mencuri dengar dua orang mahasiswi membicarakan bagaimana menariknya sosok Damien setiap kali dia menyugar rambut dengan asal. Ketika diterpa angin, sedang mengobrol, berjalan, atau terlihat berpikir. Dia melakukan hal itu sekarang, begitu dekat di hadapan Michael. Dia yakin bibir Damien sudah hampir terbuka, menjawab kalimat terakhir sebelum Damien akhirnya tiba-tiba menegakkan tubuh, melihat waspada ke balik bahu Michael.

VERSELUFT || RAVN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang