Sekarang adalah hari minggu di mana setiap wali santri bisa menjenguk anak nya di pesantren yang setiap satu bulan nya dua kali di hari minggu saja dan hari ini orang tua Ira menjunguk nya tapi bukan di tempat pertemuan orang tua dan anak tapi di Ndalem kediaman Kyai Ahmad dan Umi Fatimah, setelah itu Umi Fatimah meminta tolong pada salah satu abdi ndalem untuk memanggil kan Ira di asrama.
Ira sedang menyapun halaman asrama bersama Ara, Dini serta yang lain nya juga... Dan ada seorang perempuan pun menghampiri mereka bertiga.
"Assalamualaikum ukhty, afwan menganggu"
"Wa'alaikumsallam, tidak mengapa ukhty ada keperluan apa? Mungkin bisa kami bantu" Dini pun yang menjawab.
"Na'am begini ukhty, Nyai Fatimah meminta saya untuk memanggil kan ukhty Ira karena orang tua beliau ingin bertemu dan di tunggu di ndalem."
Dan Ira pun yang mendengar nama nya di sebut lantas menjawab.
"Ada apa ukhty? Saya Ira"
"Begini ukhty orang tua ukhty ingin bertemu dan di tunggu di ndalem"
"Syukron baik lah saya akan ke sana sebentar lagi"
"Na'am wa iyyaki ukhty kalau begitu saya permisi, Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallam warahmatullah wabarakatuh"
Ira pun izin sebentar pada Ara dan Dini untuk menemui orang tua nya.
"Ar, din aku tinggal sebentar yaa... Nanti kalo udah selesai aku balik lagi"
"Yaudah ngaa papa, ir"
"kalo begitu aku tinggal Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallam warahmatullah wabarakatuh" Ara dan Dini pun menjawab salam bersamaan.
••••••
Tokkk
Tokk
Tokkk
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallan warahmatullah wabarakatuh, masuk nak" semua yang ada di dalam pun menjawab dengan bersamaan.
Akhirnya Ira pun masuk menyalami Kyai Ahmad dan Umi Fatimah juga ke dua orang tua nya.
"Aaaa bundaaa Ira kangen banget tauuu"
"Ohhh jadi kangen nya cuma sama bunda, sama ayah ngaa nihhh?"
Ayah pun berpura pura sedih, Ira pun langsung berhambur di pelukan sang ayah karena rasa rindu nya... Kyai Ahmad dan Umi Fatimah hanya tersenyum melihat kebersamaan orang tua dan anak di hadapan nya saat ini.
"Uhuhuhuuu kangen ayah juga dongg"
Ayah hanya terkekeh melihat Ira yang akan menitikan air mata, segara saja menghapus nya.
"Aduhh aduhhh anak ayah kok nangis sihhh, nanti cantik nya hilang lohhh"
Dan Ira pun akhirnya terkekeh kecil dan urung untuk menangis.
"Oh ya kak iqbal mana Bun, Yah?"
Bunda pun yang menjawab nya.
"Kakak kamu lagi sibuk kerja nak, jadi ngaa bisa dateng hari ini tapi kamu jangan sedih lain waktu kalau kak Iqbal ngaa sibuk bakalan sering" lihat kamu"
Ira pun yang paham hanya mengangguk, yaa benar Iqbal mempunyai perusahaan di Surabaya jadi jarang sekali bertemu dengan Ira kalau tidak benar" ada waktu dia sulit bertemu dengan adik kesayangan nya.
"Nak Ira, sebenarnya Ayah sama Bunda dateng ke sini mau bilang sesuatu sama kamu... Tapi ayah sama Bunda berharap kamu menerima permintaan dari kami"
"In syaa allah Ira ikhlas Yah, Bun Ira yakin kalo keputusan dari Ayah sama Bunda udah tepat cuma ingin yang terbaik untuk Ira."
Ayah dan bunda Ira yang mendengar jawaban dari Ira lantas tersenyum bahagia karena Ira yang mau menerima permintaan nya.
"Baiklah akan ayah jelas kan maksud dari ayah dan bunda datang kesini... Sebelum nya dengan yang Ira bilang tadi akan ihklas dengan permintaan ayah dan bunda sebenarnya, ayah dan bunda akan menjodoh kan kamu dengan seorang lelaki pilihan ayah dan bunda"
Sungguh saat ini Ira sangat terkejut mendengar penuturan sang ayah karena akan menjodoh kan nya namun, kembali lagi pada perkataan Ira tadi yang in syaa allah ikhlas menerima permintaan ke dua orang tua nya, jujur Ira bingung untuk menanggapi nya saat ini tapi ia coba untuk tenang karena ia yakin bahwa keputusan orang tuanya tidak mungkin salah melainkan yang terbaik untuk dirinya.
"Baik lah yah, Ira terima perjodohan nya" dengan satu kali tarikan nafas dan menejam kan mata sebentar akhirnya Ira menjawab nya dengan tersenyum tulus.
"Tapi, beri Ira waktu selama satu minggu untuk memantap kan dan menyakinkan diri Ira serta sholat istihara, agar allah memberi petunjuk dan pilihan yang benar juga menghilangkan rasa ke raguan dari hati Ira"
"Baik lah sayang... Ayah sama bunda kasih kamu waktu sesuai dari permintaan kamu"
Semua yang ada di sana sangat bahagia tak terkecuali dengan Kyai Ahmad dan Umi Fatimah mereka juga berturut bahagia mendengar nya.
"Sayang... Terimakasih sudah mau untuk menerima perjodohan ini, bunda sangat bahagia nak"
Tak kuasa menahan rasa bahagia nya akhirnya sang bunda pun memuluk Ira serta mencium pipi putri kesayangan nya itu.
••••••
Ira, pun kembali ke asrama dan ternyata Ara dan Dini sudah ada di dalam kamar.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallam warahmatullah wabarakatuh" Ara dan Dini menjawab salam bersamaan dari dalam kamar, dan lalu Dini pun bertanya pada Ira.
"Udah selesai ra?"
"Iya alhamdulillah udah selesai din"
Dan kini giliran Ara yang bertanya pada Ira mengapa mukanya tampak seperti ada masalah tak seperti sebelum menemui orang tua nya tadi.
"Ada apa ra? Kenapa kamu kaya kelihatan ada masalah gitu, kalo ada apa" cerita aja sama kita"
Ira pun menghembus kan nafas kasar, mengingat perkataan orang tua nya tadi... Jujur walau dia sudah menerima masih ada rasa ragu di benak nya.
"Huffft, a-akuu di jodohin ra... Sama ayah dan bunda tapi, aku masih ada rasa ragu walau aku terima perjodohan itu"
Sungguh Ara dan Dini mematung mendengar nya tapi setelah itu Ara tersenyum karena dia yakin keputusan dan pilihan orang tua Ira pasti sudah yang terbaik, lalu Ara memegang pundak Ira dan berkata untuk menyakinkan Ira bahwa ini yang terbaik.
"Ira dengerin aku... Setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anak mereka jadi, kamu jangan khawatir pasti keputusan dan pilihan ayah juga bunda kamu pasti yang terbaik buat kamu... Dan kamu harus percaya bahwa semua ini sudah menjadi salah satu takdir allah buat kamu in syaa allah semua baik" aja karena allah tergantung prasangka hambanya jika kamu yakin ini yang terbaik pasti ini yang terbaik, Ira... Adakalanya kamu menyukai sesuatu itu walau itu buruk untuk kamu dan adakalanya kamu tidak menyukai sesuatu itu walau itu baik untuk kamu allah maha tau dan mengetahui sedang kita tidak mengetahui, jadi kamu jangan khawatir apa lagi takut serahin semua sama allah selagi kita melibatkan allah di setiap urusan kita in syaa allah, allah akan memudah kan segela urusan kita... Jadi kamu jangan khawatir aku sama Dini akan selalu dukung kamu"
Akhirnya mereka bertiga berpelukan untuk menyalurkan kekuatan satu sama lain, layak seperti teletubies.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Arka My Husband♡
Teen FictionMeira Desina Kumalasari yang kerap di panggil Ira dia adalah santri dari pesantren DARUSSALAM yang di mana di bawah asuhan kyai Ahmad dan Umi Fatimah serta anak dari pemilik pesantren yang suatu saat akan menjadi penerus dari Kyai Ahmad. Kyai Ahmad...