🛬(11) Abang Posesif 🛫

27 3 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Sereal gandum yang diseduh dengan susu setengah jam yang lalu telah dingin dan belum sama sekali Kanaya makan. Matanya masih terpaku pada layar laptop yang menampilkan sepasang aktor dan aktris drakor idolanya. Kedua tangannya menangkup pipi yang bertumpu pada guling, sesekali Kanaya ikut terbawa suasana tertawa, kesal, dan sedih sesuai dengan alur pada drakor tersebut. 

Sebuah queen size yang menurun membuatnya menoleh dan mendapati abang Kevin disampingnya, "abang kok gak ngetuk pintu dulu sih masuk kamar, Nay?" 

"Abang udah ngetok dulu sebelum masuk, tapi kamunya yang gak denger,” ucap Kevin, "kirain lagi ngerjain tugas, taunya malah nonton si Oppaa." 

"Udah Naya kerjain bang." Kanaya pun lanjut menonton lagi dan mengabaikan abang Kevin disampingnya, "itu pacar, Naya tau bang," jelasnya. 

"Iya pacar halunya kamu," Kevin memperjelas sosok yang ditunjuknya di layar laptop. 

"Ih abang, doain kek supaya bisa jadi pacar benerannya Naya." 

"Ngapain abang doain jadi dia pacar beneran kalau kamu udah punya calon suami?" ucap Kevin yang membuat Kanaya cemberut. 

Abang Kevin yang menyadari perubahan Kanaya dan langsung menengok menatap adiknya hingga menghalangi layar laptop, "awas sana! Kepala abang halangin Naya lagi nonton tau!" Kanaya mendorong kepala Kevin untuk menyingkir. 

"Mukanya kok bete gitu?" 

"Gara-gara abang! Naya, jadi badmood!" 

"Kamu nolak perjodohan, dek?" kata Kevin tiba-tiba yang membuat Kanaya menggeleng pelan, tapi matanya masih fokus menonton. 

"Bagus, kamu berarti terima perjodohan." 

"Nggak juga." 

"Terus?" 

"Naya, dipaksa mama!" rengek Kanaya dengan manja yang menjadi ciri khasnya,  "Naya gak mau bang!" tolaknya mengadu, “kenapa harus Naya yang dijodohin sih bang! Kenapa gak abang aja!?" protesnya.

"Abang kan udah ada calon istri sebelum perjodohan itu, dek," ungkapnya.

Kanaya mendesah pasrah, "tapi Naya gak mau di jodohin bang, apa mau dikata kalau temen-temen tau Naya dijodohin?" 

"Dek, ini bukan kemauan kita. Demi nurutin permintaan—" 

"Demi nurutin permintaan nenek, jadi ngorbanin, Naya? Gitu?" kata Kanaya memotong ucapan abangnya, "abang sama semuanya tega sama Kanaya!” 

"Dek, bukan gitu maksudnya." 

"Terus maksudnya apa bang kalau bukan ngorbanin Naya untuk dijodohin sama orang yang sama sekali gak Naya kenal?" 

"Nenek punya kejadian yang buat nenek trauma, dek," jelasnya membuat Kanaya mengerutkan keningnya.

“Kejadian apa?" tanya Kanaya.

"Dulu nenek pernah punya anak perempuan, namanya tante Diana." katanya sambil menghela nafas pelan. Kanaya langsung menggeser laptopnya dan beralih pada topik yang dibahas Kevin sekarang. 

"Kok, Naya, belum pernah ketemu sama tante Diana?" ucap Kanaya yang penasaran.

"Waktu itu kamu belum lahir," ucapnya, "seminggu menjelang pernikahan, tante Diana mengalami kecelakaan parah dan dinyatakan meninggal ditempat." Kanaya langsung menutup mulutnya kaget. 

"Padahal tante Diana itu anak perempuan satu-satunya yang nenek harapkan akan kehadirannya, dan mungkin takdir berkata lain." 

"Apa nenek sering sakit-sakitan karena kejadian itu bang?" tanya Kanaya yang diangguki oleh abang Kevin. 

Thank You Mas Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang