🛬(14) Lamaran 🛫

36 3 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

“Sudah siap, Nak?” ibu Yuni datang ke kamar Prastha yang terbuka. 

“Bismillah Insya Allah, Pras, siap bu,” katanya dengan yakin walaupun dalam hatinya ia agak nervous

“Ibu, Pras, ayo berangkat, takutnya kita kejebak macet di jalan,” bapak Haris menyahut dari bawah, karena mereka ada di lantai 2. 

“Iya pak.”

Mereka pun turun dan langsung masuk mobil untuk menuju rumah calon istri sekaligus menantunya. Sepanjang perjalanan Prastha memikirkan bagaimana saat bertemu calon istrinya nanti, ia juga berdoa dan meminta diberi kelancaran acara sampai selesai tanpa ada masalah sedikit pun. 

•••••

“Pah, Naya, gimana?” tanya mama Rita yang membuat papa Daris bingung. 

“Gimana apanya mah?” 

“Maksudnya udah siap apa belum, jangan sampe ketiduran lupa sama acaranya sendiri,” kata mama Rita yang sedikit cemas, karena Kanaya keluar kamar hanya saat sarapan saja. 

“Yaudah papa cek bentar,“ papa Daris pun pergi ke kamar Kanaya

Bel rumah berbunyi pertanda ada tamu dan mama Rita langsung membukakan pintu.

“Assalamualaikum,” sahut ibu Yuni.

“Waalaikumsalam, alhamdulillah sudah sampai,” ucap mama Rita yang menyambutnya dengan antusias sekaligus senang, “silahkan masuk,” mama Rita dengan ramah mempersilahkan mereka masuk.

Prastha yang tampak tenang terlihat dari wajahnya, siapa sangka perasaannya dilanda rasa gugup yang luar biasa dari sebelumnya. Sesekali ia menetralkan pernapasannya agar tidak terlihat kaku dan membuat orang jadi bertanya kepadanya. 

“Gimana aman di jalan?” tanya mama Rita. 

“Alhamdulillah lancar meskipun kejebak macet sebentar, bu,” jawab Prastha.

“Ya ampun, Nak, Prastha. Panggil mama aja. Bentar lagi kan bakalan jadi mantu mama,” kata Mama Rita yang membuat Prastha tersenyum kaku dan mengangguk, “iya, mah." 

“Apa kita bisa mulai acaranya?” tanya ayah Haris yang dari tadi belum buka suara. 

“Oh Iya tunggu sebentar, saya panggil Kanaya ya,” kata mama Rita.

Flash back on

“Naya, tenang ya. Insha Allah lancar,” kata nenek Sari menggenggam tangan Kanaya yang dingin karena gugup. 

“Nek ...”

“Nanti jangan jutek pas ketemu calon suami kamu, harus senyum,” kata Kevin mengingatkan yang mendapat delikan dari Kanaya. 

Kanaya langsung berdecak sebal, “ck! Apaan sih bang!”

Papa Daris pun langsung menghampiri anaknya, “anak siapa sih cantik banget?” godanya. 

“Anak mama,” kata Kanaya.

“lho? Jadi bukan anak papa ya?”

“Pah! Naya, lagi gugup. Jangan ngajak bicara!” 

“Iya papa tau, gak sabar pengen liat calon suami kan?” Kanaya hanya cemberut tidak merespon yang membuat papanya terkekeh pelan. 

“Senyum dong anak papa biar cantik,” kata papa Daris merangkul Kanaya, sementara Kanaya masih diam dalam rasa kegugupannya.

Thank You Mas Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang