"Kau kenapa?" Lee Han tersentak dengan adanya tangan di depan wajahnya. Itu tangan Riwoo yang baru saja bergabung di mejanya untuk makan siang.
"Tidak apa."
"Kalian sudah dengar?" kali ini berita apa lagi yang Woonhak dapatkan.
"Aku dengar Taesan akan pindah. Bukan hanya dia tapi Sungho dan Jaehyun juga!"
"Siapa bilang?"
"Uhm, aku dengar dari kelas sebelah hehe"
"Apa itu karena rumor sebelumnya. Ada yang bilang mereka memukulinya sampai koma." Kali ini Riwoo ikut bersuara. Lee Han semakin yakin kalau ini bukan rumor belaka.
Bukan hanya soal Taesan, kali ini nama Sungho da Jaehyun teman kelompoknya juga ikut dibawa. Sudah pasti ini bukan berita angin. Lee Hen mengerutkan kedua alisnya tampak serius berpikir.
"Hei hei itu Sungho dan Jaehyun..." Mereka mengalihkan pandangan ke arah Sungho dan Jaehyun yang tampak serius mengikuti kepala sekolah.
"Apa itu orang tua mereka? dimana Taesan?" tanya Woonhak menganalisa.
"Katamu dia sudah pindah?" Tanya Riwoo
"I-Iya benar.. Tapi bagaimana dia tidak berpamitan sebelum pergi? barang-barangnya juga masih ada disini."
"Ugh! Kenapa kau mengkhawatirkannya.." Woonhak hanya tertawa garing. Riwoo memukul kepalanya pelan karena gemas.
"Taesan, sialan!" gumam Lee Han.
"Huh-?!" Woonhak dan Riwoo bertanya bingung.
Padahal baru beberapa hari kemarin mereka menghabiskan waktu bersama. Padahal Lee Han sudah menaruh sedikit kepercayaan. Padahal dia sudah mulai membuka diri untuk lebih dekat dengannya. Padahal dia sudah bertindak sejauh ini hanya demi Taesan. Tapi apa-apaan ini?
Mata Lee Han berkaca-kaca. Dia tidak bisa terus diam. Dia butuh jawaban. Kepastian yang sebenarnya. Bukan lagi dari perkataan orang lain. Dia ingin mendengarnya dari mulut Taesan sendiri!
Dia berlari kembali ke kelas, mengemasi barang-barangnya dan pergi meninggalkan sekolah sebelum waktu pulang. Ia berlari sambil melakukan panggilan. Namun hanya nada dering yang bersuara. Lee Han semakin kesal dan tidak henti-hentinya mengumpati nama Taesan dalam hati.
Ia ingat, Lee Han pernah minta alamat rumahnya hanya untuk berjaga-jaga kalau dia tidak masuk. Lee Han langsung memasang GPS dan mencari taksi menuju rumahnya.
Jarak sekolah dengan rumahnya dan apartment sangat bertolak belakang. Yang mana, sekolah mereka ada di tengah-tengah mereka. Ini gila kalau Taesan berjalan sejauh ini hanya untuk menginap dirumahnya.
Setelah melewati beberapa kompleks elit, dia sampai di depan rumah besar khas Eropa yang berada paling ujung belakang. Lee Han keluar dari taksi dan memandangi bangunan di depannya sangat megah. "Woah, besar sekali. Apa benar ini rumah Taesan?" Matanya sekali lagi emmastikan nomor rumah dengan alamat di ruang obrolan mereka. Itu cocok.
Saat melangkahkan kakinya mendekati gerbang, Lee Han jadi ingat tentang rumor yang mengatakan keluarganya adalah pemimpin mafia terkenal dan sangat berpengaruh. Keluarga yang tidak bisa ditaklukan. Kalau itu memang benar, itu tandanya dia akan bertemu paling tidak orang-orang menyeramkan seperti yang ada di film gangster. Badan besar tinggi, wajah menyeramkan dengan tatto di seluruh tubuh atau paling mungkin orang dengan senjata tajam seperti pistol dan pisau tajam. Lee Han bergidik ngeri membayangkan. Ia buru-buru menghilangkan imajinasi menakutkan di pikirannya.
Dia memencet bel. Setelah membutuhkan waktu lumayan hanya berdering, akhirnya seseorang berdiri di depan. Seorang bibi yang usianya sudah menginjak paruh baya menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Summer | taeshan ✔
Подростковая литература[SEASON 1 & 2 : END] Selalu ada cerita dibalik musim panas yang terik. Kisah tentang dua orang yang memiliki dunia yang berbeda bertemu. Lee Han, siswa pendiam yang hanya tau soal belajar tertarik dengan Han Taesan dengan segala rumor buruk tentangn...