"Kak Bin, mama kan sudah bilang jangan ambil kue di etalase!" Marah Sung Areum pada kakaknya yang sedang mencomot kue blackforest yang ada di kulkas etalase cafe.
Hanbin tidak peduli dengan ucapan adiknya. Ia berlalu ke lantai atas sambil membawa kue blackforest kesukaannya. Matahari sudah mulai tergelincir tetapi perut Hanbin masih kelaparan. Ia harus mengunyah sesuatu dan kue ini adalah pilihan terbaik.
Hanbin duduk di salah satu kursi cafe yang berada di atas. Tangannya sibuk menyuapi potongan kue, dan tangan satunya ia gunakan untuk menggulir layar handphone nya.
"Woahh, bagaimana bisa kak Hao terlihat begitu bersinar disini." Monolog Hanbin sambil memberikan tanda suka pada postingan instagram kampus yang menampilkan sosok Zhang Hao tengah menjadi MC di salah satu acara kampus. Hanbin membetulkan posisi kacamata bulatnya lalu mendengus pelan.
Zhang Hao adalah sosok yang selalu ia dambakan. Zhang Hao itu sudah seperti panutannya. Anak itu sangat aktif di semua kegiatan kampus, belum lagi keahliannya dalam memainkan biola dan juga bersosialisasi. Tentu saja dengan parasnya yang indah Zhang Hao menjadi salah satu selebram di kampus.
Kehidupan yang berbanding terbalik dengan Hanbin. Yang hanya pergi ke kampus dan pulang. Teman Hanbin bahkan bisa dihitung jari. Jadi wajar saja hanya sedikit orang yang mengenalnya di kampus.
Tiba-tiba ponsel Hanbin bergetar menerima panggilan dari Areum yang berada di lantai bawah.
"Kak ihh gantian jaga aku mau mandi dulu." Rengek Areum saat Hanbin baru saja mengangkat panggilannya.
"Iya, iya kakak kesana." Hanbin segera menghabiskan kuenya lalu beranjak ke bawah dan mengambil posisi Areum yang sedang berjaga di kasir.
Hanbin melayani pelanggan dengan senyum ramahnya. Ketika senggang sesekali ia melakukan push up.
"Permisi saya mau pesan." Mendengar ada pelanggan yang datang Hanbin memberhentikan sejenak kegiatannya lalu kembali berdiri di depan kasir.
"Maaf tadi saya melakukan sedikit peregangan." Ucap Hanbin sambil tersenyum kikuk. "Jadi mau pesen apa kak...Hao?!" Lanjut Hanbin.
Pipinya mulai memerah karena malu telah tertangkap basah oleh pujaan hatinya. Zhang Hao yang berada di depannya hanya terkikik geli melihat kelakuan salah satu fans-nya di kampus. "Lagi diet nih ceritanya?"
Hanbin menggeleng menanggapi pertanyaan Zhang Hao. "Aku cuma lagi iseng kak, kakak pesan menu biasa?"
Zhang Hao mengangguk semangat. Ia melirik ke arah dapur cafe. "Tumben bukan Areum yang jaga."
"Areum lagi mandi kak. Ini silahkan ditunggu yaa." Hanbin menyerahkan struk pada Hao dan mulai membuatkan pesanan kakak tingkat manisnya itu. Hanbin sedang beruntung hari ini karena Zhang Hao mengunjungi cafe-nya lagi walau memang si manis itu sering datang.
"Bin, gak mau coba nembak kak Hao?" Tanya Seunghwan salah satu pegawai di cafe Hanbin.
"Mana mau dia sama gue." Jawab Hanbin.
"Coba aja sih lagian gak ada salahnya."
"Gak, kayak begini aja udah cukup buat gue seneng." Iya, Hanbin sudah bahagia kok walau hanya dianggap fans oleh Zhang Hao. Berharap lebih hanya akan membuatnya kecewa. Biar bagaimanapun dunia Hanbin dan Zhang Hao itu berbeda.
"Yaudah minimal kasih menu gratis ke dia. Dia kan udah sering berkunjung kesini pasti gak akan curiga." Saran Seunghwan.
Benar juga, Zhang Hao sudah sering ke cafe miliknya, tidak jarang juga ia mengunggah cerita sedang berada di cafe Hanbin membuat para fans lain Zhang Hao penasaran dan berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 days my lovers -binneul/BinHao
FanfictionHanbin adalah mahasiswa biasa yang hanya bisa memandangi sang pujaan hati dari jauh. Tetapi suatu hari hidup Hanbin tiba-tiba berubah 360° demi mendapatkan hati Zhang Hao