Jevan risih.
Ini semua sebab Haris yang selalu menggodanya, apalagi keluarganya juga bersifat sama. Masalahnya bukan karena ia tidak suka, HANYA SAJA JEVAN MALU :(.
Katakanlah Jevan denial dengan perasaannya sendiri, tapikan ia juga ingin melihat bagaimana perjuangan Haris mendekati nya. Jangan hanya modal gombal saja. Walaupun Jevan luluh, tapi kan harus ada pergerakan juga!
Sebenarnya dengan diajak ke Jakarta dan bertemu dengan keluarga Haris sudah buat sisi terdalam pada hati Jevan semakin cinta dengan sang pelaku :(
Memang siapa sih yang tidak luluh saat orang yang disuka menepati janji bahwa akan menemui kedua orang tua nya?! Iya sih, Jevan dan Haris tidak terikat dalam hubungan pacaran.
TAPI KAN HARIS SUDAH SERING MENYATAKAN PERASAANNYA! TAPI JEVAN TETAP SAJA DENIAL :(
Dan sekarang, ia harus tidur bersama Haris. Padahal Haris berkata jika sebenarnya kamar Jevan sudah disiapkan, hanya saja ibu nya menyuruh mereka untuk tidur di kamar Haris yang berada di lantai dua. Dan Jevan tentu saja tidak bisa menolak, merasa tak enak hati sebab ia sudah diterima disana.
Kini, ia sudah siap untuk masuk kamar jika saja pintu utama tidak terbuka dengan suara gaduh yang membahana ke seluruh ruangan. Awalnya Jevan tak peduli, tapi saat Yuni berteriak memanggil nama seseorang buat Jevan putar arah dan menaruh atensi pada apa yang terjadi disana.
Jikalau Jevan dapat berteleportasi kembali ke Bandung, demi Tuhan akan ia lakukan sekarang juga!
Sebab disana, ada dua wanita setengah baya yang sedang menggendong seorang bayi dan nenek Haris mungkin...? Jevan tak yakin, tapi perawakannya mirip dengan Yuni. Hanya saja ditambah dengan keriput di beberapa area wajahnya.
Dan disinilah Jevan, bagai anak hilang yang berada di antah berantah tanpa ada yang menyadari nya. Iya, pikirnya. Padahal sedari tadi, perempuan dengan bayi di dekapannya langsung memerhatikan Jevan dengan seksama.
"YA AMPUN HARIS, INI ANAK SIAPA KOK DIBAWA PULANG KE RUMAH?! LUCU BANGET"-Wanita itu mendekati Jevan dengan satu tangan yang mencubit gemas pipinya, tampak tak terusik kala ia sendiri pun tak mengenal Jevan.
"Calonmu ya Ghi?"-Pertanyaan itu sukses buat Haris menegang sempurna, neneknya bertanya dengan nada minat yang dapat dirasa. Dan jika neneknya sudah bertanya, itu artinya bahaya akan melanda.
Haris hanya dapat mengeluarkan dengungan, menoleh menatap Jevan yang kini sudah menggendong keponakannya -si bayi berusia 8 bulan itu- dengan posisi tangan yang handal bagai seorang babysitter.
"Haris ini Jevan lucu banget, udah cocok juga nih nimang bayi"-Ucap sang tante ; Sekar Hadinata dengan wajah bahagia, sangat tak sabar bahkan melebihi Haris.
"Tante jangan digoda gitu dong, Jevannya malu-malu tuh"-Yuni mengompori sembari menunjuk Jevan yang wajahnya sudah semerah tomat, sedangkan yang digoda memilih untuk menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher keponakan Haris yang mana semakin membuat orang-orang disana menjadi heboh.
"Te, ini Kayla Haris bawa masuk ke kamar boleh?"-Haris mendekati Jevan sembari mengambil alih Kayla dari gendongan yang lebih muda, buat Sekar mengiyakan saja. Toh, ia ingin bergosip dengan kakak ipar serta ibunya. Ah dan juga Yuni yang memilih untuk tetap tinggal, membiarkan sang kakak menjaga keponakannya -yang tak pernah Haris gendong selama si kecil hidup- dengan ditemani oleh Jevan di kamar yang lebih tua.
Dan inilah dia, kamar Haris yang luas dengan peralatan yang tak begitu banyak. Buat kamar itu tampak luas dengan matras berbahan empuk dibawahnya, yang kemudian menjadi tempat Haris untuk mendaratkan Kayla disana.
Tindakan tersebut tentu membuat si kecil menangis, merasa tak senang karena merasa bahwa ia akan ditinggal.
"Ututututu, jangan nangis ndut. Sini-sini sama Jeje"-Jevan berucap pada bayi kecil itu dengan tangan yang kembali menggendong si kecil, menimang-nimang dengan lembut buat si bayi kembali tertawa dan melupakan tangisnya.
"Je, lo kok paham ilmu parenting begini sih? Gue aja gak pernah paham"-Ucap Haris dengan tangan yang mengusapi punggung Kayla, mendengar perkataan Haris buat Jevan menjawabnya dengan seulas senyum.
"Masa gitu sih A? Nanti kan harus jaga anak, harus paham atuh. Kalau gak paham nanti kasian dedek bayinya, nangis terus."-Kali ini Jevan memindahkan si bayi ke atas kasur dengan ukuran king size itu, memilah posisi bantal dengan tujuan menjadi pembatas agar sang bayi tak terjatuh dari atas ranjang.
"Si ndut ngantuk ya? Habis mam ya? Eleuh-eleuh gemes pisan. Bobo ya ndut? Huhu lucu banget"-Jemari lentik Jevan menepuk lembut paha sang bayi agar si kecil dapat tidur, mengingat sejak tadi anak itu sudah menguap buat Jevan tak tega harus bermain lama-lama dengannya. Mungkin sebelum tiba di rumah ini, Kayla telah diberi susu terlebih dahulu agar dirinya dapat lelap dengan cepat.
Kala dengkuran halus dari sang bayi mulai terdengar, Haris memilih untuk mendekat dan berdiri tepat disamping Jevan.
"Lucu ya Je, kita buat juga yuk!"
Dan suara tamparan di lengan dari Jevan itu buat Haris mengaduh tertahan.
to be continue
HyunJeong ngurus bayi ueueue [cry, cry, cry] lucu anet pelis :(. Tadinya chapter nya tuh ngga begini gais, tapi ku ubah karena ternyata mereka lucu banget banget banget 😔🤙🏻. Anw, vote dan comment nya juseyo.
-rin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐀𝐍𝐃𝐔𝐍𝐆 || Hyunjeong
Fanfiction٬ ❊̸ ˖ ׄ〘 bandung 〙ׄ ˖ ♡̶ ᵎ Kisah klasik perihal dua sisi dari kota Bandung. ©avfevan_!2023 (n.) straykids bxb