A FAMILIAR FACE

8 1 0
                                    

When i saw your face, i knew we're not strangers

6 Januari 2022, Samarinda, Indonesia

CERMIN dengan model satu badan sedang menampilkan gadis yang kini tengah sibuk menata rambut panjang dengan warna warm hazelnut yang sedari tadi tidak kunjung rapi. Gadis itu bernama Ranjana Zanitha yang kerap di sapa Ranjana. Hari ini adalah hari pertama Ranjana masuk sekolah setelah dua tahun ia menjalani daring yang di sebabkan oleh wabah virus corona.

"kakkk, yaallah jam berapa ini sudahh? Kamu ga terlambat kah?" ucap wanita paruh baya dengan nada yang meninggi.

"iyaaa maa bentar lagi siapp, NAH SUDAH" ucap Ranjana yang segera mengambil tas ranselnya dan buru buru memakai sepatu hitamnya.

"gausah ngebut bawa motor Ranjana, gapapa terlambat yang penting selamat" ucap wanita paruh baya itu lagi yang tidak lain dan tidak bukan adalah mama renjana.

"iyaa maa, yaudah kakak berangkat ya" ucap Ranjana sambil menyalami mamanya yang kini sedang menatap tajam putrinya itu dengan maksud mewanti wanti untuk tidak mengebut di jalan.

Waktu tempuh yang di lalui Ranjana dari rumah menuju sekolahnya adalah 27 menit, hampir 30 menit ia berada di jalan yang di karenakan jarak yang lumayan jauh. Sebenarnya sekolahnya menerapkan sistem asrama namun Ranjana tidak memilih opsi itu karena ia banyak mendengar rumor yang kurang mengenakan tentang asrama di sekolahnya itu jadi ia lebih memilih berangkat pagi buta daripada harus menghadapi kejamnya dunia asrama.

Ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di sekolah dan tentu saja ia melihat banyak hal baru yang belum pernah ia lihat sebelumnya dan ini juga mengakibatkan ia lumayan merasa kesulitan mencari keberadaan kelasnya. Setelah berjalan menyusuri lorong kelas akhirnya ia menemukan kelasnya yang berada di lantai satu.

"sebelas mipa delapan, bener gasihh?" ucapnya dengan nada bingung dan sesekali mengintip ke dalam kelas.

Dan benar saja, ia melihat kedua kawannya di dalam sana tanpa menunggu lama langsung saja ia melangkahkan kakinya ke dalam kelas dan menghampiri kedua kawannya yang sedang sibuk menyusun bangku yang belum tertata sempurna.

"Gladis, Lyra gua nyariin tau dari tadii, handphone kalian gua telfon pada ga aktif" ucap Ranjana dengan nada kesal di iringin dengusan kecil.

Melihat kejadian itu kedua kawannya itupun mendadak tertawa dan langsung memeluk Ranjana dengan erat.

"Njanaaaa astagaa baru ketemu loh kitaa masa udah marah marah" ucap Lyra yang di iringi dengan ketawa renyahnya.

"oh iyaa Na, gua duduk bareng Lyra ya" ucap Gladis yang kembali menata bangku di hadapannya.

"IH APAAN SIHH DIS KATANYA DULU LO MAU DUDUK BARENG GUA" kesal Ranjana, pasalnya Gladis sudah berjanji akan menjadi chairmatenya saat sekolah offline di laksanakan.

"hahaha cup cup cupp iya dehhh ntar semesteran baru gantian, gapapakan Ra?" ucap Gladis yang di anggukin oleh Lyra.

oOOo

"Gua mau ke toilet ikut gaa" ucap Ranjana yang kini tengah berjalan menuju pintu kelas yang juga di susul oleh kedua temannya.

Ranjana pun berjalan keluar kelas dengan kedua temannya, ini hari pertamanya bersekolah yang dimana sudah pasti dia ingin explore lebih jauh sekolah barunya ini, dan pilihan pertama yang harus ia datangi adalah tidak lain dan tidak bukan toilet perempuan. Sudah menjadi hal yang lumrah jika seorang wanita ingin pergi ke toilet hanya untuk melihat detail dari toilet tersebut.

Benar saja, sesampainya mereka di toilet tanpa aba aba mereka pun melakukan mirror selfie. Toilet di sekolahnya ini memiliki dua wastafel dan kaca yang cukup panjang dan lebar serta mereka memiliki 4 bilik kamar mandi yang tentunya bersih dan wangi. Setelah puas berfoto ria mereka bertiga memutuskan untuk membeli beberapa cemilan yang bisa di bawa ke kelas mengingat mereka masi free class atau yang biasa di sebut jamkos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASKARANJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang