9. Shit! Mama ketemu Adrian!

121 42 71
                                    

"Happy reading."

Niolip
.

"Lo kenapa aneh banget, sih? Tiba-tiba sok berbaik hati gini sama gue?" Kayrena maju selangkah lebih dekat ke arah Adrian yang terlihat berdiam di motornya, tampak tengah menghadap lurus ke depan. "Lo nggak lagi ngerencanain aneh-aneh, kan? Lo nggak modus, kan? Lo nggak berniat culik gue, kan" spekulasinya panjang lebar.

Adrian memejamkan paksa matanya cepat, ia juga mendengus kesal. Pikirnya, Kayrena betul-betul menolak tawarannya, membuat ia kini bergerak mempersiapkan motor untuk kembali melaju.

"Eh!" tahan Kayrena.

Adrian menoleh dengan tatapan malas, menatap si gadis. "Apa?" tanyanya singkat.

"Lo mau pergi?" tanya Kayrena panik. Gadis ini memegangi lengan laki-laki itu dengan kuat.

Adrian yang terkejut mendapatkan kontak fisik, langsung menepis tangan Kayrena kasar, ia tidak terbiasa disentuh! "Lepas," pintanya dengan nada bulat.

Kayrena melihat ada kerutan di alis Adrian, ia pun langsung melepas genggamannya dengan perasaan tak enak hati. "Sorry, Yan ... ," ucapnya, merasa sudah kelewat batas.

Adrian terlihat kembali memposisikan dirinya seperti akan melaju, rupanya ia benar-benar mengesampingkan Kayrena. Spekulasi yang dibuat gadis itu terhadap dirinya, membuat niat baiknya meredup.

"Jangan pergi ... Gue habis dipalak, jadi nggak bisa mesen ojek ... Plis! Bonceng, Gue ... ," seru Kayrena balik memohon.

"Dipalak?" pikir Adrian.

"Gue minta maaf!" Kayrena mengatupkan kedua telapak tangannya, "Ok? Aku nebeng, ya? Boleh, ya?" tanyanya memastikan. Tapi gadis ini tak menunggu persetujuan pemilik motor, ia langsung naik begitu saja. "Lo tenang, aja. Sampai rumah, gue langsung kasih uang bens—" Kalimat Kayrena yang ini terjeda, "Woi!" Disambungi dengan berteriak panik, kala motor yang baru saja ia naiki langsung melaju ke atas aspal jalanan tanpa aba-aba. "Gila!" keluhnya.

Adrian tak peduli, intinya si penumpang sudah naik. "Dipalak?" Lagi-lagi batinnya sama.

Menit demi menit mereka berdua lewati dijalanan, masih tak ada sepatah kata apapun yang keluar dari bibir Adrian. Sampai akhirnya Kayrena, menyadari ada kejanggalan pada rute jalan pulangnya. "Eh! Lo kenapa malah kesini? Lo lupa sama jalan pulang gue, apa lo beneran nyulik gue?" Kayrena memajukkan badannya, kepalanya bahkan menempel rapi diatas bahu Adrian. "Di pertigaan tadi belok kanan! Bukan ke kiri!" Ia melantangkan nadanya, tepat ke telinga Adrian.

Adrian enggan menjawab, faktanya ia harus pergi ke rumah temannya dahulu.

Kayrena menepuk-nepuk bahu Adrian, "Orang ngomong tuh dijawab! Bisu banget jadi orang!"

Lagi-lagi perasaan menyesal timbul di hati Adrian. Tak seharusnya ia berbaik hati mengantarkan Kayrena pulang, gadis itu terlalu banyak bicara, Adrian terusik.

Kayrena lelah, ia pun pasrah kemana Adrian akan membawanya. Bahkan jika ia harus berteriak seribu kali pun, laki-laki didepannya tak akan menjawab. "Nih cowo kalau sampai aneh-aneh, gue laporin polisi," ucapnya dalam hati.

Hingga motor mereka sampai tepat disebuah rumah berpagar hitam. "Turun," suruh Adrian, bersamaan dengannya yang ikut turun. "Tunggu sebentar," pintanya lagi, seraya membuka helm fullfacenya.

ADKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang