Saat Doyoung memutuskan untuk setuju dengan ajakan menikah Junghwan, ia tidak berpikir tentang banyak hal yang menunggunya di depan.
Hidup bersama orang yang belasan tahun ia hindari membuat kecanggungan begitu terasa saat hanya ada mereka berdua. Junghwan tidak pernah bekerja di akhir pekan, dan Doyoung terpaksa menghadapi suaminya selama seharian penuh.
"Pagi." Ucap Junghwan ketika melihat Doyoung berjalan memasuki dapur, ia sedang sibuk membereskan beberapa pakaian yang hendak ia masukkan ke dalam mesin cuci, termasuk pakaian Doyoung.
Dan mata Doyoung melebar ketika ia menemukan pakaian dalamnya di sana.
"KENAPA KAMU CUCI BAJU AKU?" Tanpa sadar Doyoung berteriak, dengan cepat ia berlari ke arah Junghwan dan memisahkan pakaiannya ke tempat yang berbeda.
"Ya sekalian? Lagian baju kamu juga gak terlalu banyak." Jelas Junghwan, ia hanya diam dengan tingkah aneh Doyoung, tidak berniat untuk mendebat sikapnya sama sekali. Sedangkan Doyoung hanya berdecak kesal sambil terus memisahkan pakaiannya dengan milik Junghwan.
Sekuat tenaga Junghwan menahan diri untuk tidak tertawa, ia bersandar ke tembok yang ada di belakang dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Tidak ada satu pun di antara mereka yang sudah mandi pagi ini, Junghwan memang selalu mencuci pakaian di hari sabtu dan berharap itu akan kering sebelum senin datang, mencuci pakaian Doyoung yang tidak seberapa tidak akan memberatkan pekerjaan ringannya.
Doyoung terus menggerutu sambil berjongkok di depannya, rambutnya berantakan, pakaian tidurnya juga kusut di sana-sini.
"Itu punya aku." Ucap Junghwan seraya menunjuk kaos dalam berwarna putih yang ada di tangan Doyoung.
"JUNGHWAN!" Protes Doyoung lagi, ia akhirnya melempar semua pakaian yang ada di tangannya ke arah Junghwan dan buru-buru kembali ke kamar.
Meninggalkan Junghwan yang kebingungan dengan tingkah suaminya, tapi ia sempat melihat bagaimana merahnya wajah Doyoung barusan, membuat Junghwan berpikir apa pendingin ruangan di kamarnya tidak berfungsi semalaman?
***
Doyoung hanya mengganti pakaian sebelum akhirnya berjalan keluar kamar, menghampiri Junghwan yang tengah duduk di sofa ruang tamu dengan mata sibuk menatap televisi di depan. Ia duduk di sebelah suaminya setelah meletakkan kertas kosong di atas meja.
"Kita harus buat perjanjian baru." Ucap Doyoung.
"Gak mau sarapan dulu? Aku masak nasi goreng tadi." Balas Junghwan dengan tangan yang bergerak menunjuk ke arah meja makan.
Doyoung menelan ludah, sudah terlalu siang untuk sarapan dan perutnya memang terasa lapar sejak tadi, tapi dengan cepat ia menggeleng. "Buat perjanjian dulu, aku gak mau kejadian tadi pagi keulang lagi." Sanggahnya.
Junghwan menyambar kertas yang barusan Doyoung bawa sebelum bangkit dan berjalan ke dapur. "Sambil makan aja, biar aku yang tulis perjanjiannya."
Dan di sini lah mereka sekarang, Doyoung sibuk mengunyah nasi goreng yang lumayan enak di mulutnya sambil terus mengoceh perihal kelakuan lancang suaminya, sedangkan Junghwan hanya mendengarkan sambil mencatat beberapa ucapan Doyoung.
"Semua baju aku yang cuci, seenggaknya aku harus ada gunanya di sini." Jelas Doyoung, Junghwan mengangguk paham.
"Kalau urusan masak... masakan aku gak enak jadi kamu masak buat dirimu sendiri aja, aku bisa makan mie instant." Lanjut Doyoung, tapi kali ini Junghwan menggeleng.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buttercup [Hwanbby]✔
FanficBegitu banyak ingatan masa kecil yang terlintas di pikiran Junghwan begitu melihat Kim Doyoung, sahabatnya yang memilih untuk menetap di kampung halaman bahkan hingga umurnya sudah jauh dari kata remaja. Tapi hanya satu yang benar-benar tergambar je...