sedikit cerita dari si Markala.

6.4K 214 5
                                    

Aku baru saja bangun dari tidurku. Setelah semalaman menemani Mark tidur. Sweater ku sudah tertutup sekarang, aku juga di balut dengan selimut. Eh, aku baru sadar Mark masih di sampingku sedang memainkan ponselnya.

"Pagi, dek." Sapa Mark. Aku yang tadi menghadap Mark berubah posisi telentang.

"Hmm.. Pagi om." Sapa ku balik, Mark mendekat, menyandarkan kepalanya di dadaku.

"Udah sarapan?" Tanyaku, Mark mematikan ponselnya, menaruhnya di sisi kasur dan berubah menghadap ku sekarang.

"Belum. Saya nunggu kamu" Mark sekarang bermain-main di dadaku dengan kepalanya, aku memukul kepalanya pelan.

"Hush jangan main-main. Udah ayo kebawah, makan." Aku bangkit berdiri, Mark ikut juga. Kami berdua keluar dan turun ke bawah.

"Mau makan apa?" Tanyaku yang sudah di depan counter dapur sambil memakai apron, Mark terlihat berpikir sejenak.

"Nasgor, spesial pake telur. Sambil makan kamu juga." Aku menatap sinis kearah Mark. Mark terkekeh melihat sikapku.

"Nasgor? Oke boleh, jangan makan aku juga tapi." Mark mem-pout-kan bibirnya mendengar responku. Aku tak peduli. "Ada nasi sisa ga om?" Tanyaku, Mark mengangguk. Ia membuka kulkas besar, yang selama ini kukira lemari. Mengambil nasi yang ada di dalamnya, menyerahkannya pada ku.

"Sip, thankyou" Aku mengambil nasinya. Sekarang aku butuh telur, dan micin. Aku mengingat-ngingat dimana Mark mengambil telur, sekalian mencari bumbu-bumbu.

Seperti dugaanku, Mark akan menghampiri dan memelukku. Harus berusaha lagi untuk menyingkirkan om-om mesum satu ini.

"Om, jangan peluk-peluk" Ujarku, aku sudah mengambil 2 telur dan mengambil micin. Sekarang aku menuangkan sedikit minyak ke wajan yang sudah ada di kompor, aku menyalakan kompor dan membiarkan minyak itu panas terlebih dahulu. Aku harus mengurus bayi besar di belakangku ini sekarang.

Cup!

"Udah cukup buat berhenti meluk aku pas masak?" Aku berbalik dan mengecup bibir Mark. Mark shock, tidak bergerak sama sekali. Aku melambaikan tangan di depan matanya, akhirnya Mark tersadar.

"Adek.. jangan ngagetin begitu.." Rengek Mark, aku memukul kepala Mark. Aku kembali berbalik.

"Ga cukup." Mark menunjukkan ekspresi kecewa sembari memelukku lagi, aku menghela nafasku. Aku harus kuat.

"Yaudah, tapi jangan ganggu." Aku pasrah. Aku segera memecahkan 2 telur dan memasukkannya ke dalam wajan yang sudah panas. Meng-orak-arik nya perlahan. Mark masih nyaman memelukku.

Sekarang aku memasukkan nasi. Dengan spatula aku mulai mencampur nasi dan telurnya bersama. "Om, kamu bisa cincang daun bawang?" Tanyaku, Mark mengangguk "Iya, bisa dek. Mau saya bantu?" Mark bertanya balik. Aku mengangguk. Mark segera mengambil talenan dan pisau, tak lupa dengan daun bawangnya.

Mark mulai mencincang halus daun bawang tersebut, aku masih sibuk mengurusi nasi gorengnya. "Kalo udah langsung masukin kesini aja ya" Ujarku, Mark mengangguk.

Akhirnya nasi goreng spesial pake telor sudah selesai kami buat. Aku menaruh nasi tersebut di piring masing-masing, lalu menyajikannya kepada Mark.

$ebatas Uang || MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang