CHAPTER 1

4.3K 171 0
                                    

Kini Reina sudah berada di rumahnya setelah tadi diantarkan oleh Pisty.

"Non udah pulang?" sapa Bi Ina, asisten rumah tangga yang sudah bekerja untuk keluarga Reina semenjak Reina masih balita, jadi ia sudah dianggap sebagai keluarga sendiri oleh Raina.

"Udah kok, bi. Bibi udah makan?" kata Reina.

"Udah kok non, non sendiri udah makan?" tanya Bi Inah.

"Nanti aja deh bi, Reina langsung ke kamar aja, soalnya udah capek banget, mau langsung istirahat," ucap Reina sambil celingak celinguk seperti mencari keberadaan seseorang.

"Non nyari nyonya ya, nyonya tadi keuar kota nyusul tuan, soalnya perusahaan tuan lagi ada sedikit masalah, jadi butuh keberadaan nyonya disana," kata Bi Inah, seakan akan tau apa yang sedang dipikirkan Reina.

"Reina tadi nyari papa, siapa tau kan papa pulang. Bukan nyari tuh mak lampir," ucap Reina.

"Huss, non nggak boleh bilang gitu. Gimana pun nyonya,dia tetap mamanya non, orang yang ngelahirin non, jadi non harus sayang sama nyonya," nasehat Bi Inah.

"Udahlah bi, nggak usah bahas lagi. Reina capek, Reina langsung ke kamar ya," kata Reina sambil menaiki gundukan anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Semoga hubungan non dan nyonya bisa kembali seperti semula," gumam Bi Inah, saat melihat punggung Reina yang mulai menghilang.

*******

Kini seorang gadis cantik sedang berada di halte bus menunggu kedatangan bus dan angkutan umum.

"Lah ini nggak ada bus atau angkot gitu yang lewat. Kalo kayak gini, bisa telat nih gue. Ahh males banget kalo denger ocehan Bu Dewi," gerutu gadis tersebut.

"Awas aja kalo sampai gue telat, bakal gue jadiin bakwan tuh sahabat–sahabat luknut gue," kesal gadis tersebut.

'Brum brum!'

Suara deruman motor yang mendekat ke tempat dimana gadis tersebut berada. Motor tersebut langsung berhenti di depan gadis tersebut. Si pengendara langsung membuka helm nya dan menampakkan wajah tampan Farel disana.

"Ngapain lo disini, nggak sekolah lo?" sapa Farel.

"Lo nggak liat gue udah siap sama seragam kayak gini," sewot Reina.

"Lah terus ngapain masih disini, bukannya berangkat," kata Farel.

"Gue lagi nunggu pesawat yang jemput gue pergi sekolah," ucap Reina ngawur.

"Sampai kiamat pun lo nunggu pesawat nggak akan nyampai di sini," jawab Farel menanggapi pernyataan Reina. Entah siapa yang tidak waras diantara mereka.

"Yaudah sekarang naik!" titah Farel.

Reina menaikkan sebelah alisnya. "Naik motor lo? Ogah gue," ucap Reina.

"Yaudah kalo nggak mau, gue nggak maksa juga. Toh nanti lo bakal telat trus kena hukum plus diceramahin sama Bu Dewi deh, apalagi sekarang dia piket," kata Farel menakut–nakuti Reina.

Reina berpikir sejenak. "Yaudah gue nebeng sama lo," ucap Reina pasrah.

Farel yang mendengar hal tersebut langsung menampakkan senyum kemenangannya.

"Awas aja kalo lo sampai modus sama gue," ucap Reina sambil memicing kan matanya.

"Yang mau modus sama lo siapa, ya kali gue modus sama cewek pecicilan kayak lo," ucap Farel.

"Gue kan antisipasi," ucap Reina.

"Yaudah buruan naik!" titah Farel.

"Ya bentar dong, motor lo tinggi banget ogeb. Susah ini naiknya. Emangnya lo nggak liat gue pake rok kayak gini," sewot Reina.

Farel langsung turun dari motornya dan langsung membuka jaket yang sedang ia kenakan dan langsung mengikatnya ke pinggang Reina, sehingga bagian paha Reina tidak terlalu kelihatan.

"Makannya kalo pake rok itu yang panjang dikit. Emangnya lo nggak punya uang beli rok yang sedikit panjang apa," kata Farel sambil membantu Reina menaiki motor sport nya.

Stelah itu ia langsung menaiki motor nya dan menjalankan motornya menuju sekolah.

"Iya iya, bawel deh lo,"

*******

Setelah beberapa menit perjalan akhirnya mereka berdua sampai di parkiran sekolah, dan ternyata disana sudah ada sahabat–sahabat mereka yang sedang menunggu kedatangan mereka berdua.

Setelah sampai, Farel turun terlebih dahulu dan setelah itu ia membantu Reina untu turun.

"Uhuy, udah ada yang mulai berangkat bareng nih," kata Alam, yang juga salah satu sahabat Farel.

"Iya, apalagi setelah kejadian uwuu kemarin," timpal Risky.

Reina langsung menatap tajam keduanya. "Berisik lo berdua!" sentak Reina.

"Dan kalian berdua," tunjuk Reina kepada kedua sahabatnya,"Tega teganya ninggalin gue, padahal udah tau mobil gue masih di bengkel," ucap Reina kepada Pisty dan Alisa.

"Hehe, maaf beb," ucap Pisty dan Alisa sambil menunjukkan deretan gigi mereka.

"Nyenye! alasan aja lu berdua," kata Reina.

"Nih, jaket lo. Makasih tumpangannya," kata Reina sambil menyerahkan jaket Farel yang tadi sempat ia pakai.

Setelah itu ia langsung berjalan ke arah koridor menuju ke kelasnya,tanpa menghiraukan kedua sahabatnya.

"Reina tungguin dong beb!" teriak Alisa, sambil berlari mengejar Reina diikuti oleh Pisty.

"Wiih, udah dapat firts kiss, dapat berangkat bareng juga. Ini mah menang banyak namanya," ucap Alam sambil menyenggol sedikit lengan Farel.

"Farel, gitu," ucap Farel menyombongkan diri.

"Tapi ya, walaupun si Reina itu bad girl tapi banyak cowok yang naksir dia loh. Apalagi cowok angkatan kita," ucap Risky.

"Ya jelas lah, secara kan si Reina itu cantik. Gue aja juga suka sama dia," timpal Alam.

"Pokoknya nggak boleh ada yang deketin Reina, karena Reina milik gue. Dan itu juga berlaku untuk kalian berdua!" tekan Farel, dan langsung berlalu pergi meninggalkan sahabatnya itu.

Setelah kepergian Farel. Alam dan Risky langsung bertos riah. Entah apa yang sedang dua mahluk itu rencanakan.

"Sesuai ekspektasi. Sekarang tinggal tunggu aja lanjutannya," kata Alam.

"Iyoii."

Bersambung......

Minta komen and vote nya😁😊

BAD BOY VS BAD GIRL (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang