Part 19

454 41 31
                                    

Sesampainya di rumah keluarga Park, Jay dan Sunghoon disambut dengan makan siang oleh keluarga Sunghoon.

"Eh ada Jay juga, makan dulu yuk! Pasti capek ya kan perjalanan jauh" kata Nyonya Park.

"Enggak usah Eomma, Jay masih kenyang kok" tolak Jay dengan sopan.

"Eh gpp, tuh lihat si Sunghoon aja udah di meja makan, ayok kamu ikut makan aja" kata Nyonya Park.

Dengan keterpaksaan, Jay pun mengikuti Nyonya Park menuju ruang makan, Sunghoon? Dia udah duduk di sebelah adeknya dengan santainya mengambil lauk dan menaruhnya di piringnya.

Jay hanya bisa menatap kesal Sunghoon, tuh anak emang kagak pernah mikirin dia.

"Ayok duduk Jay, bentar ya Eomma ambilin piring dulu buat kamu"

"Iya Eomma, maaf udah ngerepotin" kata Jay.

"Biasanya juga ngerepotin" cibir Sunghoon.

Bughh

Jay tertawa saat adiknya Sunghoon, Yeji memukul belakang kepala Sunghoon dengan keras. Ya setidaknya apa yang ingin dia lakukan terbayarkan.

"Yakk kenapa kau memukul ku?!" Kesal Sunghoon.

"Kau berisik, makanlah dengan tenang, bodoh!" Kata Yeji.

"Pfttt" Jay berusaha menahan tawanya saat melihat interaksi kedua kakak beradik tersebut. Ya tak mengherankan, Yeji memiliki sifat yang dingin dan tak suka diganggu. Mendengar Sunghoon yang terus berbicara membuatnya kesal.

"Yak! Jangan tertawa!" Kata Sunghoon.

Tak lama, ibu Sunghoon datang dan memberikan piring kepada Jay.
"Makan lah yang banyak, Jay-ah" kata Nyonya Park.

"Terimakasih Eomma" kata Jay.

Setelahnya mereka pun makan dengan tenang.

Setelah selesai makan, Jay dan Sunghoon kini pergi ke kamar Sunghoon. Sekedar informasi, Jay dan Sunghoon menginap satu hari di rumah Sunghoon. Jadi ya, saat ini Jay sedang membereskan barang-barang yang dia bawa dari dorm.

"Jay, kapan kita melakukan pembunuhan itu dan apakah kamu sudah tau bagaimana cara membunuh mereka dengan sadis?" Tanya Sunghoon.

"Untuk kapan nya, aku akan beritahu kamu nanti. Untuk caranya, aku belum tau dan belum bisa melakukannya sepertinya." Kata Jay dengan ekspresi ragu.

"Kenapa kamu tidak mengandalkan Jason?"

"Huftt Jason itu adalah latar ego yang hanya bisa melakukan sesuatu yang jahat, namun bukan berarti dia bisa membunuh. Dia hanya latar ego biasa" kata Jay.

"Hei Jay!"

Jay menoleh dan menatap Sunghoon bingung.

"Apa kau mau pembunuhan ini lebih menarik?" Tanya Sunghoon.

"Apa maksud mu?" Bingung Jay.

"Sudah jawab saja, apa kau mau pembunuhan ini menjadi menarik" kata Sunghoon.

Jay terlihat bingung, namun melihat ekspresi Sunghoon yang antusias membuatnya menganggukkan kepalanya tanpa dia sadari.

"Kalo begitu, nanti ikuti saja apa yang ku katakan ya? Jangan membantah!" Kata Sunghoon.

Jay masih bingung apa maksud dari Sunghoon namun ya akan lebih baik dia iyakan saja. Lagipula dia percaya pada Sunghoon.

"Baiklah, iya-iya" kata Jay.

Sunghoon tersenyum lalu tiduran di kasurnya. Namun beberapa menit kemudian, Jay kembali dikejutkan oleh Sunghoon yang tiba-tiba bangkit dari tidurnya. Dia menatap antusias Jay.

Dear Leader (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang