VERSELUFT || RAVN 🔞

DIVE INTO YOU (CHAPTER 9: ZIGZAG)

Michael terbiasa bangun siang. Dengan keharusan menyiapkan sarapan yang kadang diabaikan, atau acara bersih-bersih yang paling rajin terjadi seminggu dua kali selama separuh hidupnya tinggal di Kanada. Michael bukan tipe orang yang teliti mengatur segalanya sampai orang merasa terkesan dan menjulukinya pribadi mandiri dan tertata. Makanya pagi ini dia memilih tetap bergelung di bawah selimut meski dia tahu orang-orang sudah sibuk memulai kegiatan di luar sana. Sebelumnya sempat ia dengar suara langkah-langkah kaki kecil. Josh berlari di sepanjang selasar dan memanggil-manggil nama Keonhee. Bagaimana mungkin anak itu bersedia datang sepagi ini hanya untuk mengajak Josh bermain, sih?

Walaupun Michael tidak perlu heran. Keonhee memang menyukai anak kecil. Dulu tetangga-tetangganya lebih senang memberi ia uang jajan tambahan asal mau mengasuh anak-anak mereka selama ditinggal bekerja. Namun setelah Keonhee sibuk dengan perkuliahan, dia tidak punya waktu luang lagi melakukan kegemarannya mengasuh anak. Kelihatannya sepupu Michael itu menyukai Josh. Meski terkadang di mata ibunya Josh menyebalkan, tapi di mata orang lain dia selalu berwujud seperti anak manis yang membuat gemas. Karena dia pintar, dan tidak cengeng. Itu saja sih.

Michael melirik tempat di sebelah yang terasa kosong. Dia tidak mendapati sosok David. Di kamar mandi pun tidak terdengar perpaduan senandungnya dan suara shower. Apa dia sengaja bangun lebih pagi lalu sekarang sedang menyiapkan sarapan seperti yang biasa ia lakukan di apartemen?

Tubuh Michael menegak. Dengan frustasi ia pijat kepalanya yang terasa pening. Berbagai macam mimpi aneh campur aduk mendatangi tadi malam. Di antara itu semua, mimpi Michael tentang Mingyu paling terasa nyata. Entah mengapa dia menyesali betapa terasa kecil kota Seoul hingga dari sekian ratus juta jiwa yang hidup di sana, Michael malah harus dipertemukan lagi dengan pria itu dengan kondisi yang tidak diinginkan, apalagi dipersiapkan kemungkinan terburuknya matang-matang. Mingyu memang sudah menikah, bahkan keadaan istrinya yang Michael lihat tadi malam hanya mempertegas keyakinan bahwa ini semua kebetulan semata.

Lalu apa maksud Tuhan memperlihatkan segalanya di hadapan Michael?

Satu-satunya hal yang membuat Michael tertarik dengan keadaan Mingyu tadi malam adalah sikapnya yang lembut dan terlihat penuh kasih sayang pada perempuan itu. Dia tidak marah atau menggerutu ketika istrinya menumpahkan minuman. Mungkin karena dia buta? Tapi tidak. Michael tahu mana yang bisa disebut belas kasihan, dan mana sebuah ketulusan. Michael hanya tidak terima kalau kenyataan itu rupanya berefek padanya. Kegelisahan menebal di jam-jam menuju dini hari. Kalau kuhitung-hitung, mungkin dia sampai sepuluh kali bolak-balik kamar mandi hanya untuk memastikan apakah dia butuh obat penenang.

Ditambah keberadaan sosok lain yang berada satu ranjang dengan Michael dan ciuman mereka yang terlalu tiba-tiba. Michael bahkan terang-terangan memandangi David tengah tertidur lelap dengan mulut sedikit terbuka.Tubuhnya meremang kala mengingat lagi pelukan serta desakan bibir David yang lembut tapi sedikit kering karena suhu udara. Semua membulatkan kegusaran dalam diri Michael. Dia tidak ingin menyeret David semakin dalam. Permasalahan hidupnya, terutama dengan Michael, ternyata memang belum selesai. Sejauh ini tindakan David sama sekali tidak membantu. Dia membuat Michael begitu lama tertegun sambil memegangi bibir seperti anak tolol yang baru pertama kali berciuman.

Oh shit, ayolah Mich. Itu hanya sebuah ciuman yang terdesak.

Tapi rasanya tetap berbeda. Ada sesuatu yang .... oke, katakanlah David mungkin sering melakukannya. Michael tidak tahu berapa puluh omega dan beta di luar sana yang dia cium sebelum bertemu dengannya. He's a good kisser. Itu cukup mengganggu karena setelah berpisah dari Mingyu, Michael tidak pernah berciuman lagi dengan pria manapun. Ada rasa takut dan jijik yang tidak bisa dia telolelir. Reiner bilang gejala seperti itu mengerikan, bahkan menyarakan Michael untuk mendatangi psikiater.