Om, jangan gerak ya!

39.8K 3K 307
                                    

Arnold merengkuh bahu Flo sambil menuntun gadis itu memasuki kediamannya. Aneh sekali, seharusnya Flo lah yang mengarahkan laki-laki itu agar tidak tersesat di kediaman Omanya. Tapi, ternyata Arnold sudah hafal sudut-sudut rumah itu.

"Flo, kamu gak kenapa-kenapa kan?"

Sang Papa tampak menyambut kedatangannya setelah semalam dirinya tidak pulang ke rumah dan malah tidur di kamar hotel bersama Arnold.

Arnold yang melihat Bagas akan mengambil Flo langsung saja menepis kasar tangan laki-laki itu dan malah memindahkan Flo ke belakang tubuhnya.

"Apa-apaan kamu, Arnold!? Dia putriku!" ujar Bagas marah.

"Perjanjian awal." balas Arnold santai dan tidak mengizinkan laki-laki itu menyentuh Flo, putrinya sendiri.

"Kurang ajar! Aku hanya ingin mengambil putriku! Kenapa seolah kamu yang berkuasa, hah!!" amuk Bagas berapi-api.

Flo yang melihat perdebatan antara Papanya dan Arnold hanya bisa terdiam sambil mengerjapkan kelopak matanya polos. Flo sama sekali belum paham dengan apa yang terjadi. Itu dimulai sejak Arnold ke rumahnya tadi pagi.

"Dia sudah menjadi milikku sekarang!" tekan Arnold keras kepala.

"Ini ada apa ribut-ribut?" tiba-tiba mereka kedatangan Oma Tari karena keributan yang mereka ciptakan.

"Kamu sudah pulang, Flo?" tanya Oma Tari mendekati Flo dan itu sama sekali tidak dihalangi oleh Arnold.

Flo menganggukkan kepalanya dan meraih tangan sang Oma. "Iya, Oma. Tapi, kenapa Papa dan Om berantem?"

Oma Tari menatap kedua laki-laki seumuran di dekatnya. Wanita paruh baya itu sampai menggelengkan kepalanya. "Sudah, jangan ladeni mereka. Ayo, kita ke kamar Oma. Oma ada hadiah untuk kamu."

Mendengar kata hadiah, bola mata Flo langsung berbinar terang. Dan tanpa penolakan sama sekali, gadis itu menarik tangan Omanya dan pergi meninggalkan kedua laki-laki itu begitu saja.

"Gara-gara kamu!" pungkas Arnold mendorong tubuh Bagas karena laki-laki itu menghalangi jalannya.

"Arnold sialan!" karena takut tertinggal, Bagas langsung mengejar Arnold yang menyusul Flo ke kamar Omanya.

Sementara Flo dan Omanya tampak santai saja berjalan ke kamar. Keduanya juga mengobrol santai dan tidak memikirkan bagaimana perasaan kedua laki-laki yang mereka tinggalkan tadi.

"Sini duduk! Oma ambil hadiahnya dulu di lemari." Oma Tari menuntun Flo untuk duduk di sisi kasur, sementara dirinya berjalan ke arah lemari pakaian.

Tidak lama kemudian, Oma Tari kembali sambil membawa kotak berukuran sedang. Ia menghampiri Flo dan ikut duduk di samping gadis itu.

"Silahkan dibuka, Sayang." pinta Oma Tari memberikan kotak itu kepada Flo.

Dengan rasa penasaran dan semangat membara, Flo menerima itu dan segera membukanya. Begitu dibuka, mata Flo kembali berbinar saat melihat sebuah kalung berlian di dalamnya.

"Omaygat, ini cantik banget, Oma." pekik Flo heboh. Tangannya langsung mengambil kalung itu dan mengangkatnya ke udara.

"Ini pasti mahal ya, Oma?" tanya Flo takjub.

"Iya dong. Kalau dijual bisa dapat satu pulau." jawab sang Oma asal.

"Ini beneran buat Flo kan, Oma?" tanya gadis itu lagi.

"Iya, itu beneran buat kamu, Flo."

"Yeayyy, makasih, Oma." Flo yang antusias langsung memeluk tubuh Omanya.

Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang