Reyna pejamkan mata karna ia sudah tak sanggup untuk membukanya, ia menahan agar tetesan air itu tak lagi membasahi pipinya, sudah cukup ia menahan air mata kesedihan reyna dan sudah cukup banyak ia menyaksikan kepiluannya, reyna tak akan membiarkan air matanya jatuh lagi, reyna selalu ingin terpejam hingga kehidupannya yang rumit ini tak terlihat lagi walau hanya sedetik, karna sedetik dari kehidupannya tak luput dari kesedihan yang membuatnya selalu meneteskan air mata.
Reyna bingung bagaimana kesedihan dapat terpisah dari kehidupannya saat ia sudah benar-benar melekat dalam hati dan fikirannya, sampai sebuah pertanyaan selalu timbul dalam fikirannya.
"kenapa kedua mataku tetap saja meneteskan air mata? padahal aku telah berusaha membendungnya, dan kenapa hatiku selalu gundah? padahal aku telah menghiburnya".
**********************Sepulang sekolah reyna berada diperpustakaan dan duduk di tempat biasanya, namun ada yang berbeda dari biasanya, ia tak lagi membawa setumpuk rumusan itu, ia hanya duduk sambil menaruh kepalanya diatas meja sambil memejamkan mata.
"brukk"
Suara itu membuat reyna terkejut, sampai matanya langsung terbuka lebar, ternyata dihadapanya sudah ada setumpuk buku.
"kamu gak baca ini?" gus han.
"gak"jawab reyna singkat dengan wajah datarnya.
"kenapa??"gus han.
"gak perlu tau"reyna.
"perlu dong, kan saya dah capek-capek nyari semua buku ini, dah gitu berat lagi"reyna.
"itu bukan permintaan saya"reyna.
"hem...Gitu, tapi setidaknya hargai sedikit saja"gus han.
Suasana hati reyna sedang tidak baik-baik saja saat ini, ditambah dengan kehadiran gus han, reyna sebenarnya sangat terganggu dengan kehadirannya, tapi ia juga tidak punya wewenang untuk mengusirnya.
Reyna berdiri dari posisi duduknya, dan berdiri tepat dihadapan gus han, matanya yang sembab membuat gus han terkejut, dan merasa sangat iba pada gadis dihadapannya itu."apa yang terjadi padanya??"batin gus han
Gus han pun hanya terdiam dengan tatapan penuh iba, tapi tidak dengan reyna, walaupun matanya sembab ia tetap menatap tajam pada gus han, ia sama sekali tidak mau dikasihani.
"sekarang aku mau cincinku kembali"Ucap reyna sambil menahan air matanya yang hampir menetes.
Gus han bingung menghadapi sikap reyna yang semakin tidak terkendali itu, ia terdiam sejenak lalu baru angkat bicara.
"iya tapi_____"gus han.
"aku gak suka alasan, sebenarnya aku juga gak habis fikir, kenapa seleramu rendah sekali menyukai cincin wanita"reyna.
mungkin saat ini bukan hanya air matanya saja yang ingin meledak, namun emosi reyna juga hampir mau meledak juga.
Namun sebelum itu benar-benar terjadi reyna memilih pergi dan meninggalkan gus han.
Sedangkan gus han masih terpaku dengan kebingungannya, ia masih belum beranjak dari posisinya.
"ha....Dasar wanita, makhluk yang sangat sulit ditebak dan sangat membingungkan"grutu gus han.
Dari pada tambah pusing gus han memilih untuk segera mengembalikan buku-buku itu lalu pergi.
"huh...Saya yang susah ngumpulin buku-buku ini saya juga yang harus ngembaliin"batin gus han.
Begitu membalik badan gus han terkejut, saat mendapati ning syafira sudah ada dihadapannya, ia adalah sepupu gus han yang diam-diam menaruh hati pada gus han."ning fira ada apa kok kesini?"gus han.
"seharusnya aku yang tanya, kenapa gus han disini, harusnyakan gus han dah pulang, umi dah nunggu dari tadi, untuk makan siang, terus siapa cewek tadi??"ning syafira.
"bukan siapa-siapa"gus han.
"kok bisa gus han bilang bukan siapa-siapa, tadi aku lihat sendiri kalo gus han itu bawa banyak buku ini buat dia, terus aku juga dah tau masalah cincin itu"ning syafira.
"udah deh ning fira, gak usah terlalu ikut campur"gus han.
"emang kamu itu gak pernah peka ya gus han"ning syafira.
Karna merasa tersinggung dengan perkataan gus han, ning syafira langsung pergi, ia begitu kecewa dengan ketidak pekaan gus han selama ini.
Lagi-lagi gus han dibuat bingung dengan tingkah laku wanita yang selalu bersikap aneh dan sulit ditebak.
Dari pada ia tambah frustasi ia memutuskan untuk cepat-cepat mengembalikan buku-buku itu lalu segera pergi.
Padahal ini bukan kali pertamanya ning syafira memberikan perhatian khusus pada gus han, namun ia sudah melakukan segala macam cara untuk menarik perhatian gus han, tapi usahanya selalu terbuang sia-sia, karna gus han selalu menganggapnya tak lebih dari sebatas sepupunya.
Padahal jika dilihat-lihat ning syafira bukanlah gadis yang bisa diremehkan, bahkan karna kejeniusannya ia selalu mendapat prestasi yang membanggakan nama pondok, secara fisik juga ia tak kalah menawan dengan reyna, hanya satu perbedaan yang sangat menonjol diantara mereka, kalau reyna memiliki mata yang coklat, dan ning syafira memiliki mata yang hitam pekat, namun memang tak bisa dipungkiri keindahan mata reynalah yang memiliki daya tarik yang kuat, pada setiap mata yang memandangnya, tapi sebenarnya walaupun begitu reyna bukanlah saingan yang sepadan dengan ning syafira, mengingat nasabnya yang jauh jelas lebih unggul dari ning syafira, dan kebanyakkan peminat ning syafira pun tak jauh dari putra kiyai-kyai besar yang memiliki nasab yang tinggi, namun semua itu ia hiraukan karna sudah terlanjur menaruh hati pada gus han yang tak lain adalah sepupunya sendiri, tapi ia terus menahan sakit hati karna prasaannya yang tak juga di respon, padahal jika dilihat dari adat keluarga besar pondok, putra putri mereka selalu dinikahkan tidak jauh dari kerabat mereka sendiri, bahkan ada beberapa yang sudah dijodohkan dari mereka masih berumur sangat kecil, itu semua di lakukan dengan beralasan untuk menjaga nasab keluarga besar pondok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta terhalang nasib dan nasab
RomanceDia adalah gadis angkuh yang tidak pernah memiliki perasaan kepada siapapun, namun siapakah dia yang berhasil mengembalikan senyum itu diwajahnya??.