Bab 26

8K 521 68
                                    


Sean datang beberapa saat kemudian. Ia baru akan menjelaskan keterlambatannya namun melihat wajah datar dan tatapan tajam Ali membuat Dokter muda itu mengurungkan niatnya.

"Periksa dia sedetail mungkin! Jangan sampai ada satu penyakit pun yang tidak bisa kau deteksi!" Perintah Ali yang membuat Sean memutar bola matanya malas.

"Baiklah Tuan Ali yang terhormat." Sean berjalan mendekati Prilly yang terbaring di ranjang dengan wajah yang sangat pucat.

Sean melirik Ali yang sedang bersidekap menatapnya. "Wanita?"

"Kalau mata kau buta itu laki-laki!"

Sean mendengus pelan setelah mendengar jawaban Ali. Sean jelas kebingungan saat melihat seorang wanita di kediaman Ali bahkan wanita itu dibiarkan berbaring di ranjang pribadi Bos besar itu.

Siapa wanita ini?

Sean terus menebak-nebak di dalam hati dengan tangannya yang terlihat begitu gesit memeriksa Prilly. Kening Sean tampak berkerut saat merasakan denyut nadi wanita ini begitu lemah. Tangan Sean beralih menarik baju yang Prilly kenakan dan sontak hal itu membuat Prilly berteriak memaki dirinya.

"Kau ingin aku memeriksanya dan tentu saja pemeriksaan itu harus aku lakukan dengan menyentuhnya!" Balas Sean jengkel pada Ali. Pria ini sudah menganggu konsentrasinya. Selain Gabriel hanya Sean yang begitu dekat dengan Ali namun kepribadian mereka sangat berbeda, jika Gabriel pendiam maka Sean sebaliknya.

"Tapi kau tidak perlu melihat bagian tubuhnya segala!" Protes Ali yang membuat Sean beranjak dari sisi Prilly. "Ya sudah kau panggil dukun biar wanita ini bisa diperiksa secara gaib tanpa disentuh atau dilihat!" Sean merapikan barang-barang miliknya.

"Oke! Oke! Periksa dia dan jangan coba-coba kau mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Ancam Ali yang membuat Sean mencibir Bos sekaligus temannya itu secara terang-terangan.

Ali kembali memperhatikan gerak gerik Sean yang sedang memegang perut putih Prilly lalu menekannya pelan Ali baru akan mengeluarkan protesnya namun Sean terlebih dahulu beranjak dan berjalan kearah Ali.

"Bajingan! Jangan bilang kau sudah meniduri wanita ini?" Ali jelas terkejut karena Sean tiba-tiba memaki dirinya.

"Apa-apaan kau ini?!" Ali semakin kaget saat Sean tiba-tiba menarik kerah bajunya. "Kau dalam masalah besar Ali! Kau dalam masalah besar!" Raung Sean sebelum menghempaskan kerah baju Ali dengan kasar.

Ali baru akan melayangkan pukulannya karena Sean sudah bersikap kurang ajar padanya namun ayunan tangannya sontak terhenti saat Sean berbalik dan menatap dirinya dengan datar. "Wanita itu hamil dan sekarang katakan apa yang akan kau lakukan padanya?" Gumam Sean yang membuat tangan Ali terjatuh lemah.

"Enggak mungkin!" Bantahnya tak percaya. Prilly tidak mungkin hamil tapi seketika bayangan percintaan panas mereka terlintas di kepala Ali hingga membuat pria itu terduduk lemah di lantai kamarnya.

Bayangan Anna yang menangis sambil memeluk dirinya kembali terbayang. "Aku hamil Al! Aku hamil! Bagaimana ini?" Tangisan pilu Anna masih terngiang jelas di telinganya sampai saat ini.

Ali tentu saja menyambut bahagia kabar itu karena ia memang menjalin hubungan bersama Anna namun tak lama setelah itu Anna ditemukan meninggal dunia dan Ali benar-benar tidak menyangka jika ia tidak hanya kehilangan Anna tapi juga kehilangan calon anak mereka.

Sean menatap sedih sahabatnya, ia ikut berjongkok sambil memegang bahu Ali. "Kali ini jangan lengah Li! Kali ini jangan biarkan calon anakmu kembali pergi untuk selama-lamanya. Jaga mereka." Kata Sean sambil menoleh menatap sendu kearah ranjang dimana wanita yang tak ia kenali masih terbaring dengan mata terpejam.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang