"Ujian manusia itu macam-macam dan berbeda permasalahan yang dihadapi. Jangan merasa tidak adil, karena sebenarnya semua itu adil, hanya saja manusia tidak menyadari itu karena hanya peduli kepada dirinya sendiri."~ Hasna Fadhillah ~
Fadhilah dan Adnan telah tiba di depan rumah ukuran sedang, memiliki lantai dua. Rumah itu adalah rumah paling bagus yang ada di desa ini. Abi Hasna adalah orang paling kaya di desa.
"Ini rumah saya, Adnan. Mulai sekarang, Nak Adnan akan tinggal di sini bersama kami untuk sementara waktu sampai Nak Adnan mendapatkan ingatanmu kembali dan bertemu keluarga Adnan yang sebenarnya," jelas Fadhilah, membuat Adnan mengangguk. Kedua pria itu mulai masuk ke dalam rumah.
"Rumahnya bagus, Om," puji Adnan yang memandangi sekitar rumah.
"Mungkin lebih bagus rumahmu. Sepertinya kamu dari keluarga kaya raya. Saat anak saya menemukanmu, kamu pakai jas merek mahal. Kamu pasti dari keluarga kaya. Maaf, kalau rumah ini semisalnya tidak sebagus rumahmu dahulu."
Adnan menggeleng. "Bagus, kok. Saya terkagum melihatnya. Di desa ada rumah sebagus ini. Saya akan betah di sini," sahut Adnan sambil tersenyum ke arah Fadhilah.
"Sekarang, saya bawa kamu masuk ke kamar tamu. Kamu bisa beristirahat di sana." Fadhilah mengantarkan Adnan ke kamar tamu yang berada di lantai satu. Mereka tiba di kamar bercat dinding putih, sprei kasurnya juga berwarna putih. Hasna yang merapikan kamar itu untuk Adnan tinggal sementara.
"Ini kamarmu. Semoga kamu bisa nyaman istirahat di sini," ujar Fadhilah.
"Baik, Om. Saya pasti akan betah. Kamarnya rapi dan bersih, Om," puji Adnan lagi.
Fadhilah tersenyum menatap Adnan. "Anak saya yang menyiapkan kamar ini buat kamu. Kamu suka?" Adnan mengangguk dengan antusias. "Baiklah, jika kamu suka, alhamdulilah. Sekarang, istirahatlah. Jangan memaksakan ingat apa-apa dulu, ya? Oh, ya mulai sekarang panggil saya Abi, sama ibunya Hasna panggil Umi. Sementara, kamu anak kami. Jadi, manggilnya Abi Umi, ya, sama kayak Hasna. Mau, ya?" pinta Fadhilah. Ia mengusap rambut Adnan dengan lembut.
"Baik, Abi. Aku akan jadi anak Abi dan Umi sementara. Em, kalau boleh, apa aku boleh minta makanan? Aku sangat lapar," pinta Adnan dengan malu-malu. Wajahnya menunduk karena tidak enak minta-minta di rumah orang.
"Em, Adnan mau makan apa? Biar nanti Umi atau Hasna buatin."
"Em, apa aja, Bi. Adnan pasti makan, kok," sahut Adnan. Ia bersyukur dipertemukan dengan orang yang sangat baik, mau menolongnya sejauh ini.
"Oke. Sekarang kamu di sini, tunggu makanan datang. Abi tinggal dulu, ya?" Fadhilah segera meninggalkan kamar tamu, membiarkan Adnan sendirian di kamar.
Fadhilah meminta Hasna membuatkan makanan untuk Adnan. Hasna awalnya bingung mau memasakkan apa karena ia tidak tahu apa yang Adnan suka. Namun, ia memutuskan akan membuat capcay untuk Adnan. Selain ada lauk, ada sayur juga. Hasna membuatkan capcay dengan isi ayam, bakso, udang, wortel, brokoli putih, brokoli hijau, kol, dan sawi hijau.
Setelah selesai masak, Hasna mengantarkan makanan ke kamar Adnan. Ia melihat pria itu tengah termenung, menatap jendela.
"Assalamualaikum." Suara lembut Hasna, membuat Adnan menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Hati Untuk Adnan (SELESAI)
Spiritual[Romance - Islami] Kehilangan orang tua, membuat Adnan Faturrahman kehilangan arah. Kepribadiannya berubah menjadi sosok yang salah jalan. Namun, takdir mempertemukannya dengan sosok gadis muslimah bernama Hasna Fadhillah dalam kondisinya yang amnes...