Wasiat Cinta

Bagian 24

Wasiat Cinta

*

*

Kembali Pulang

* * *

Ali Assegaf, pria mapan dan tampan berusia 31 tahun itu sejak kecil adalah kesayangan ibunya, sampai-sampai Alsyad sebagai anak pertama keluarga Assegaf merasa tersisihkan dan dilingkupi rasa iri namun Alsyad tak pernah menimbun dendam terhadap adiknya itu, karena ia sadar bahwa Ali memang pantas mendapatkannya, berbeda dengan dirinya yang kadang sering usil dan membuat keributan hingga ibunya kewalahan.
Lain juga dengan si bungsu Alana, anak perempuan satu-satunya Bima Assegaf itu terlalu acuh terhadap lingkungan sekitarnya, sejak kecil Alana lebih dekat dengan Kakek Neneknya dibandingkan dengan orang tuanya sendiri.

Menjadi anak yang mandiri serta kecerdasan dari usia dini membuat Ali dijuluki sebagai anak yang berhasil membanggakan kedua orangtuanya.

Di didik menjadi pribadi yang ramah namun juga tegas, tak elak membuat Ali Assegaf terkenal dikalangannya, mulai dari keluarga, teman dan juga karyawan di kantornya.

Hingga beberapa bulan lalu, keputusan besar melibatkan kehidupan orang asing membuat Ali Assegaf tak yakin jika dia lihai dalam menjalani kehidupan dengan baik.

Jika Ali boleh jujur, keputusan untuk menikahi gadis manis dari keluarga sederhana bernama Kinanti Azhira, putri terkahir Adi Lesmana itu adalah murni keinginan dan keputusan terbesarnya.

Pertemuan singkat hingga terikat dengan janji suci kepada Adi Lesmana beratas namakan Tuhan, Ali bersumpah jika Ia begitu bahagia bisa memiliki istri cantik nan menggemaskan seperti Kinanti.
Tapi, karena kesalahannya sendiri Ia membuat istrinya yang harus Ia bahagiakan justru terus menerus dibuat sakit oleh ulahnya sendiri.

Kisah masa lalu yang seharusnya selesai dan Ali lupakan, tak bisa Ia relakan begitu saja.
Pesona Devina Siregar sejak dulu tidak bisa luntur secepat yang Ia kira.

Kesalahan demi kesalahan, kebohongan demi kebohongan lainnya membuat Ali tak sadar jika istrinya terus menimbun luka karena dirinya.

*

Saat ini Ali sedang melakukan perjalanan menuju bandara untuk menjemput Kakeknya- Raga Abimanyu ayah dari ibu Ali, karena sejak meninggalnya sang istri- Ratih Anggraini, Raga Abimanyu lebih memilih tinggal di Singapore tempat lahir istrinya, meninggalkan keluarga besarnya di Indonesia karena Raga Abimanyu lebih nyaman tinggal di negara istrinya itu, dan menikmati masa tuanya sendiri bersama para asisten dari pada keluarganya sendiri.

Hingga beberapa hari lalu, Raga Abimanyu mendengar kabar bahwa menantu pertamanya meninggal dunia setelah melahirkan sang cicit.
Bergegas pergi mengunjungi tempat keluarganya, Raga Abimanyu rasa ia juga harus lebih mengenal keluarga barunya yang tak pernah Ia temui dibeberapa tahun terakhir ini, termasuk Kinanti Azhira, menantu kedua dari cucu keduanya.

Ali masih mencari-cari keberadaan kakeknya itu, berusaha menghubungi lagi kalau-kalau kakeknya itu tersesat di bandara.
Dengan raut khawatir, pikiran Ali bercabang sekarang, antara sang Kakek dan juga istrinya yang ia tinggal begitu saja dirumah keluarganya tanpa memberi asalan kenapa ia pergi tak berpamitan.
Ali masih ingat raut wajah istrinya itu ketika ia pergi, sangat banyak menaruh kecewa kepada dirinya, tapi Ali punya cara sendiri untuk menjelaskan semuanya kepada Kinanti.
Mungkin nanti Ia harus berjuang lebih keras untuk membujuk istrinya agar tak salah paham lebih jauh, karena Ali tak bodoh jika istrinya sedikit mengetahui tentang hubungan dirinya dan Devina.

"Bocah?? Dari tadi Eyang nyariin, ternyata malah planga plongo disini" suara itu tak salah di pendengaran Ali. Suara khas kakeknya yang akrab dipanggil Eyang, Raga Abimanyu.