Jam pelajaran kedua hari ini yaitu mapel olahraga pun dimulai.
*Sedikit catatan sebelumnya... bahwa syukurlah aku berhasil menggantungkan baju dan rok basahku di suatu tempat di sudut sekolah yang dicanang-canang oleh haikal adalah tempat yang aman, jadi aku pun menjemur bajuku di sana hingga setidaknya jam pelajaran olahraga selesai nanti.
Oke, hmm tentusaja setelah melalui proses negoisasi yang sangat panjang, akhirnya pemuda itu pun berhasil memaksaku untuk menceritakan semuanya yang vina lakukan kepadaku tadi, lantas sebagai imbalannya haikal membantuku untuk menemukan tempat yang aman untuk menjemur seragamku dan dah~,
skip!. . .
Mapel olahraga diampu oleh pak pras, guruku yang berusia 40 tahunan dan sahabat laknatku si haikal itu termasuk salah satu murid kesayangannya karena ia pernah menolong salah seorang anak pak pras yang hampir tenggelam di sebuah sungai yang deras beberapa tahun lalu sebelum kami memasuki SMA ini.
Namun sayangnya, guruku yang satu itu sedang memiliki acara penting jadi daripada jam pelajaran kosong, beliau menyuruh kami untuk berolahraga basket bagi murid putra dan permainan voli bagi murid putri.
Aku yang notabene anak nolep dan pendek ini pun hanya dapat pasrah saat mendapat jatah berdiri di bagian belakang. Ya, ya yaa..
Huufftt.. Aku pun hanya mampu menyaksikan pertandingan ini dengan beberapa kali ikut andil saja, itu pun kalau ada bola yang melayang jauh ke arahku, selebihnya maka teman temanku yang lain lah mendominasi permainan.
Aku tersenyum kecil memperhatikan sasha dengan segala tingkah pencilakan-nya tengah beraksi di garda paling depan.
Sedang aku karena lelah terus terusan menunggu giliranku mendapat jatah bola, aku pun mengalihkan tatapanku kearah lapangan basket putra yang bersebelahan tepat dengan lapangan voli putri dan menyaksikan haikal dan teman laki laki sekelasku disana.Oke... berbeda jauh dengan permainan voli putri yang lebih sering tertawa dan bermain dengan santai, pertandingan basket putra malah sudah seperti final NBA yang sangat sengit dan panas.
Aku tak habis pikir, bisa bisanya mereka bermain seserius itu, padahal bukannya ini hanya permainan biasa untuk sekedar berolahraga bukan?, hmm... ya sudah terserahlah.Sambil bermain, terlihat haikal tengah menangkap bola oranye yang dilempar kearahnya. Pemuda itu pun berbalik dan disaat yang sama tatapan mata kami pun saling bertemu. Ia tampak tersenyum manis ke arahku dan mengedipkan mata lantas kembali bermain dan larut dalam permainannya lagi.
ah, dasar bekantan!
"araaa!, awaaass..!!!", teriak sasha tiba tiba.
Aku menoleh dan..
Duaakkk!!,
"aduh!",
Kuelus kepalaku yang rada benjol usai sebuah bola voli melayang tepat kedahiku dan membuatku terjatuh."lah, gimana toh kamu ini...??", sasha segera menghampiri dan membantuku untuk berdiri.
"jangan mbengong terus ra, aduh...", teman sebangkuku itu pun tampak hanya bisa tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya.Aku pun bangkit dan nyengir saja sambil menatap ke arah teman-temanku yang lain seakan mengisyaratkan, sorry... Ara bengong yah hehe...
Kami pun memulai lagi pertandingan namun aku yang sudah tak betah diam saja khas pengangguran lapangan ini pun memilih untuk izin lebih awal dengan alasan hendak minum sebentar,
padahal selanjutnya aku lanjut bablas.Ah ya, sebenarnya bukannya teman-temanku yang yang tidak menghargaiku, tapi memang aku yang notabene anak nolep dan payah ini sudah menyerah dalam bermain voli.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Ghost
HumorKetika sahabatmu terlalu laknat dan minta dibunuh.. .. Merupakan cerita kehidupan harian seorang gadis biasa bernama zeara, murid SMA yang memiliki seorang sahabat bernama haikal. Mereka yang tumbuh bersama dan saling berbagi suka duka. Kada...