•Prolog•

27 5 0
                                    

Assalamualaikum kalian semuaa🤗
Selamat datang pada cerita kedua akuu. Btw ini versi berbeda dengan cerita sebelumnya. Semoga tidak membuat kalian bosan yaa sobat rebahan❤

Ramein cerita ini yukk sekalian share sama orang terdekat kalian. Yokk bisa yokk ramein nih cerita📌

•○•○•

"Do'a itu dikabulkan bukan ketika kita butuh, tapi ketika kita siap"

-Agus Rifqil Moeslim-

•○•○•

Suara bising terdengar begitu bel istirahat berbunyi. Nampak begitu ramai saat para murid berkeliaran keluar kelas. Banyak dari mereka memilih kearah kantin namun tak sedikit dari mereka juga berdiam diri dikelas.

Seorang gadis dengan balutan hijab rapi baru saja keluar dari toilet perempuan. Ia nampak menghela nafas pelan sebelum berjalan menuju kelas.

Dari arah berlawanan seorang pria berlari tanpa melihat kearah depan. Sementara gadis tadi sedang menunduk fokus pada benda kecil digengamannya.

Karna saling tidak melihat akhirnya tabrakan pun terjadi. Hanya bertubtukan bahu biasa namun sang gadis sempat terhuyung kebelakang sebelum tangan sang pria menahan pergelangan tangannya.

Sempat ada kontak mata sebelum sang pria melepaskan cekalan pada tangan sang gadis. Ia baru sadar apa yang telah ia lakukan pada perempuan yang bukan mahram.

Begitu pun sang gadis yang menepis tangannya dan mengusap cekalan sang pria tadi. "Maaf saya gak sengaja, permisi." Ucapnya langsung pergi.

Sang pria justru tetap diam ditempat sampai iris matanya tanpa sengaja melihat benda kecil bewarna hitam. Tanpa ragu ia segera mengambil dan mengantongi benda tersebut kedalam saku celana.

"Bismillah jalur langit." Batin sang pria sebelum melenggang pergi.

Harusnya siapa yang meminta maaf atas kejadian tersebut? Laki-laki yang berlari atau sang gadis yang menunduk?

•○•○•

Berpindah pada seorang gadis yang duduk sendiri dibangku taman. Ia memandang lurus tanpa mengalihkan padangan sembari mengingat kejadian beberapa menit lalu.

Saat merasa lebih baik ia mulai berdiri dan berjalan menuju kelas. Namun baru tiga langkah ia berjalan suara teriakan melengking seorang gadis menghentikan langkahnya.

"Alaraa!!" Panggil gadis berhijab dengan nafas tersengal-sengal.

Gadis yang dipanggil hanya mengerutkan dahi menatap bingung lawan bicaranya. Dia adalah Alara Zahrin As Syifa sahabat dari gadis didepannya.

"Gue nyariin lo ampe muterin nih sekolah ternyata disini, kantin yuk gue laper." Gadis bername tag Adeliana Cheysia Arridha tersebut langsung menarik lengan Alara.

"Lo kemana sih! Suka amat ngilang kayak duit aja. Terus kenapa gak bangunin gue tadi?!" Gerutu Adel hingga sampai kantin.

"Toilet." Jawab Alara singkat, padat.

Keadaan kantin saat ini ramai tapi untungnya masih ada tempat duduk yang kosong. Jadi cukup mudah untuk Alara beserta Adel makan.

"Lo mau makan apa biar gue yang pesen?" Tanya Adel.

"Es teh manis anget sama batagor." Jawab Alara santai.

Adel mengangguk hendak berdiri namun ia merasa ada kejanggalan. Lalu ia menatap Alara kembali dengan raut kesal.

"Yang bener anjir!"

"Apanya?"

"Mulut lo minta dicipok!"

"Istigfar Adel sayang." Seru Alara.

Adel pergi dengan wajah kesal plus dongo. Ini adalah kebiasaan dari seorang Alara yang hobi membuat orang lain kesal oleh perkataannya.

Tapi sayangnya ia adalah sahabat terbaik Adel sejagat raya. Perempuan cantik dan manis membuat orang gemas akan wajah baby face Alara. Berbeda dengan Adel yang memiliki raut wajah jutek walau sebenarnya ia baik pake banget.

•○•○•

Okee segini dulu untuk prolog yaa.
Walau pun agak tidak nyambung dan gak jelas it's okey. Tapi aku pastiin cerita ini menarik untuk kalian bacaa.

Jangan lupa komen+vote yang banyakk
Tandain kalau ada typo disetiap paragraf jugaa

See you💜

Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang