(4). Tiga Serangkai

115 35 5
                                    

🌻🌻🌻

Terkadang, sahabat adalah orang yang memahamimu selain dirimu sendiri. Karena, untuk saling merasa, tak harus selalu sedarah.

-Krisan Putih-

¤¤¤

 (Desember 2017)

Hari ini adalah hari terakhir sekolah, sebelum liburan musim dingin. Tidak ada perubahan signifikan dalam kehidupan Handaru. Hari-harinya masih suram seperti biasanya, berangkat sekolah, kembali ke rumah, dan seringkali ia mengunjungi makam. 

Hujan semalam masih meninggalkan sisa-sisa, mulai dari rumput-rumput yang masih basah, atau sesak-sesak di dada yang masih jelas terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan semalam masih meninggalkan sisa-sisa, mulai dari rumput-rumput yang masih basah, atau sesak-sesak di dada yang masih jelas terasa. Semua bentuk kalut masih saja berebut tempat di kepala.

Tampak dari kejauhan, di sudut kelas, Handaru sedang melamun seorang diri di tempat duduknya, matanya fokus ke luar jendela, melihat beberapa anak yang sedang asik bermain basket, atau sesekali mendongak, melihat langit yang mendung hari ini.

Handaru memilih untuk tetap berada didalam kelas, daripada ke kantin seperti teman-temannya yang lain. Padahal dulu, Handaru paling semangat saat pergi ke kantin, mulutnya akan selalu penuh dengan makanan-makanan hingga bel berbunyi dan pelajaran akan dimulai.

(Grep. . .)

Seseorang memegang bahu Handaru, berhasil memecah fokusnya saat itu.

"Han, liburan nanti ada rencana kemana ?" tanya Junanda tiba-tiba.

Sedangkan Cakha hanya memperhatikan, menunggu jawaban. Mereka berduapun menarik kursi yang ada didekatnya lalu duduk tepat di hadapan Handaru.

Handaru menggeleng. "Ga kemana-mana," jawabnya singkat.

Mendengar jawaban Handaru, Junanda ragu untuk bertanya lagi. Namun ia buang ragunya jauh-jauh.

"Mau jalan-jalan ga Han, atau kumpul-kumpul gitu ?"

"Iya Han, udah lama kita ga main bareng kan ?"

Handaru kembali menggeleng, sebagai tanda bahwa ia menolak ajakan kedua sahabatnya.

Sebenarnya, kedua sahabatnya itu tidak ada maksud lain, selain sedikit menghibur Handaru.

Mereka berdua selalu berusaha memberikan Handaru perhatian. Setiap hari, saat jam istirahat, mereka berdua selalu menyempatkan diri untuk menghampiri Handaru. Sekedar bertanya, "Sudah makan atau belum ?" atau "Mau ke kantin bareng ga ?" atau "Mau titip sesuatu ?"

Tapi nyatanya niat mereka gagal untuk ke sekian kali, temasuk hari ini.

"Hmm yaudah, nanti kalau butuh kita atau mau kemana gitu, bilang aja ya Han," ucap Junanda tanpa paksaan.

KRISAN PUTIH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang