Happy reading gengs🔥
***
"Pak, Pak!! Bukain pintu gerbangnya dong. Saya mau masuk, Pak. Ini udah telat."
"Tau udah telat, malah minta dibukain gerbang," cetus Pak satpam.
Jenna tersentak, benar juga.
"Aduh, Pak. Please bukain gerbangnya ya. Bapak kan udah tau saya telat, nanti kalo lama-lama di sini saya nambah telat loh," mohon Jenna.
"Gak bisa Neng, itu udah peraturannya. Kalo Neng gak mau kena hukum, mending Neng-nya pulang aja deh," saran Pak Satpam.
Bahu Jenna merosot, sepertinya ia memang harus menerima kenyataan. Baru kali ini ia telat, apalagi ia masih anak baru di sekolah. Ah sial, karena semalam ia tidak bisa tidur membuatnya kesiangan. Jangan tanyakan Karin di mana. Cewek itu sudah melesat pagi-pagi sekali yang sepertinya dijemput oleh Atlas–pacarnya. Tanpa pamit apalagi membangunkan dirinya. Karin hanya menghubungi lewat pesan singkat setelah sudah sampai di sekolah.
"Yahh kasian, telat ya?"
Jenna menengok ke belakang untuk mendapati siapa orang yang telah berceletuk seperti itu.
"Lo juga telat, bego," balas Jenna.
"Masih pagi, jangan marah-marah."
"Ini udah siang, lo gak liat gue telat?" tanya Jenna tak santai.
"Ngaku juga akhirnya."
Jenna berdecak kesal, menyebalkan sekali cowok di depannya ini. Sedangkan Alfan, hanya memasang wajah datar lalu dengan santai mendekati Pak satpam.
"Pak, izinin kita masuk. Nanti saya tanggung jawab."
"Baik, Den Alfan."
'Emang boleh segampang itu?' Jenna menggelengkan kepalanya.
.
.Jenna menggerutu kesal ketika dedaunan yang disapu Alfan mengenai sepatu putihnya. Ya, sekarang mereka sedang menjalani hukuman. Huftt, Jenna kira Alfan akan membawanya ke kelas tanpa menjalani hukuman. Tapi ternyata dugaannya salah. Bagus deh, Alfan orang yang taat aturan meski dirinya bisa saja melanggar aturan itu karena jabatan sang Ayah.
"Lo bisa nyapu gak, sih?!" Gerutu Jenna.
"Kenapa?" Alfan tak paham.
"Masih tanya kenapa? Itu daun terbang ke gue semua. Lo nyapu atau nge-dayung?!" oceh Jenna.
"Nggak, gue lagi nge-gali," ceplos Alfan asal.
Jenna mengelus dadanya sabar.
Alfan melanjutkan pekerjaannya, tanpa menghiraukan protesan dari Jenna.
"Alfan, mending lo nyapu bagian sana deh."
"Lo aja yang ke sana."
"Lo lah."
"Lo aja."
"Lagian lo nyapu ngikutin gue mulu, jauh-jauh bisa gak sih?!" lama-lama Jenna dibuat darah tinggi.
"Biar cepet selesai, lagian kenapa harus jaga jarak? Kan udah gak ada Corona," jawab Alfan.
Jenna menarik nafas panjang. "Pergi ke sana, atau gue lempar lo pake sapu?"
Alfan seketika berhenti menyapu, lalu menatap Jenna. "Eh bentar, sebelum itu gue mau kasih tau lo sesuatu."
Jenna tidak menjawab, cewek itu hanya menatap malas Alfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT ALFANO
AléatoireAlfano Ravindra. Sosok cowok ramah yang menyukai cewek sejutek Jennaira. Disaat sang Mama terbaring koma di rumah sakit, disaat itu juga Alfan harus merelakan Papanya. Papa yang rela menikah lagi demi bentuk pertanggung jawaban atas perbuatannya dul...