Prolog

121 14 5
                                    

Seorang gadis bertubuh gempal dengan baju seragam sekolah lusuh dan kotor, rambut berantakan berkulit gelap berjalan di bawah rintik hujan dan membasahi dirinya. Hujan kala itu tidak normal, hujan jatuh seakan lebih pelan dengan cahaya mentari senja yang masih menyinari dari barat sana yang hendak tenggelam tergantikan oleh malam. Gadis gempal itu berjalan di bawah pohon yang besar nan tinggi, daunnya lebat juga tingginya mungkin setara rumah dua lantai— batang-batang pohon seakan membuat gerbang pintu masuk ke dalam dirinya. Pohon yang aneh, pohon itu dikelilingi gedung tua di berbagai sisi seakan mengurung pohon dengan daun lebat itu. Di sekitar tempat gadis itu berpijak, ditumbuhi rerumputan yang tinggi— seperti tidak pernah dijamah manusia berpuluh tahun. Juga gedung-gedung tua yang mengelilinginya mulai terkelupas dan memperlihatkan susunan batu bata merahnya, bahkan di beberapa sisi di gedung itu ditumbuhi lumut dan tanaman-tanaman mudah tumbuh seperti tumbuhan paku dan lainnya.

Kamu tersesat anak manusia? Suara itu rupanya tidak terdengar oleh Gumitir ya ampun, kau tengah kesusahan rupanya? Memang permasalahan manusia begitu banyak hingga sampai tak kuat menahannya, oh— kau mau bunuh diri? Aku tidak akan melarangmu Gumitir tidak mendengar apapun dan dengan tatapan yang kosong dia memasuki gerbang batang pohon itu tanpa ragu kau, kau penuh dendam? Dan dendam milikmu begitu dalam, tidak hanya pada beberapa orang— kau dendam pada semua orang? Apa yang kau alami? Mungkin untuk mengisi waktu abadi ku, aku akan mengikuti dirimu wahai anak manusia. Pohon itu lalu tiba-tiba gugur menjadi bongkahan-bongkahan kecil seakan tidak pernah tumbuh pohon di titik itu, menyisakan Gumitir yang tak sadarkan diri.

***

Malam itu saat semuanya sedang merayakan tahun baru 2023, saat semua sedang menghitung mundur menunggu tahun berganti, saat kembang api ramai diluncurkan di banyak tempat di kota Cirebon— segaris cahaya kuning terang seperti kembang api meluncur tak seperti kembang api. Di saat semua kembang api meluncur ke atas pada malam itu, cahaya kuning itu justru meluncur turun. Tak ada yang memperhatikan cahaya itu turun, semuanya sedang fokus memperhatikan ledakan kembang api di langit malam. Tak ada satupun orang yang tahu jika cahaya kuning yang meluncur turun itu menghantam tanah gedung negara Kota Cirebon tempat yang digunakan untuk melepas rusa-rusa. Hantaman tersebut tak menimbulkan suara gaduh, tak ada bedanya dengan buah mangga yang jatuh ke tanah, tak seorang pun tahu.

Dan tak seorang pun tahu, titik jatuhnya cahaya kuning itu ditumbuhi tunas yang dengan cepat berubah menjadi tanaman seukuran ayam. Malam terus berlalu, musik semakin kencang terdengar, sorak sorai orang-orang menyambut tahun baru, bunyi terompet susul menyusul, parade di jalan menambah kemeriahan kota. Tak satu pun orang yang tahu jika tanaman yang baru saja tumbuh tersebut semakin membesar, dan ketika pagi menjelang dia sudah menjadi pohon setinggi dua meter. Para penjaga merasa aneh kenapa tiba-tiba ada pohon di titik ini, dan terlihat lain dengan pohon yang ada di tanah sekitar gedung. Pohon tersebut setinggi dua meter, memiliki daun yang aneh yaitu seperti kepingan pipih kerang dara berwarna hijau cerah, dan tidak berbuah. Bagaimana pohon ini bisa tumbuh dalam semalam? Satu Januari 2023, menyebar berita jika ada pohon yang tiba-tiba tumbuh di tanah gedung negara tempat rusa-rusa biasa dilepas.

Kabar mengenai pohon yang tumbuh dalam semalam mulai menyebar seantero kota hingga mendatangkan para peneliti IPB, namun tak ada jawaban pasti dari hasil penelitian mereka dan semua pernyataan mereka hanya berdasarkan pada kata "mungkin". Di saat pohon itu menjadi bahan perbincangan di sana-sini, pohon tersebut kembali tumbuh dan terus tumbuh, akarnya menjalar sampai menjadi pusat perhatian para pengendara di jalan. Pohon tersebut semakin tinggi dan semakin menjadi perbincangan karena pertumbuhannya yang tidak masuk akal. Tidak ada satupun peneliti yang dapat mengidentifikasi apa sebenarnya pohon ini, dan bagaimana bisa tumbuh di sini. Dan di satu malam, saat semua orang tengah memperhatikannya tiba-tiba pohon tersebut mengeluarkan sinar lembut berwarna kuning keemasan, lebih tepatnya daun seperti kepingan pipih kerang dara yang bercahaya sementara batang, dahan, ranting dan akarnya tidak. Cahayanya seperti cahaya festival yang menyinari sekitar. Semakin gemparlah kabar mengenai pohon ini, banyak yang bilang ini adalah pohon ajaib, pohon yang memberikan berkah untuk orang-orang Cirebon dan masih banyak lagi. Ada yang mengaitkannya dengan hal mistis, juga ada yang mengaitkannya dengan cerita-cerita nenek moyang.

Sejak saat itu, setiap malam pohon itu akan bersinar dan menjadi pemandangan yang indah. Banyak yang berkunjung, semua orang ingin melihat termasuk para turis entah lokal maupun internasional. Banyak para tokoh di sosial media membuat vlog tentangnya. Berbulan-bulan pohon tersebut menjadi bahan perbincangan, dan semakin ramai saat pohon tersebut semakin bertumbuh. Pohon ini juga mendatangkan peneliti dari luar negeri, yang sangat berkeinginan meneliti pohon tersebut.

Seorang peneliti asal Inggris yang cukup lancar berbicara bahasa Indonesia tengah berbicara di acara talk show di TV, orang itu bernama Dr. Philips, dia menceritakan dia sudah lama tinggal di Indonesia dan mengajar ilmu botani di IPB. Usianya sekitar empat puluh tahun lebih, namun dengan tubuh yang masih fit, garis wajahnya tegas rambutnya pirang gelap dan dipotong pendek, kulitnya lebih gelap karena sudah lama di Indonesia. Sekarang pun dia tengah meneliti pohon misterius tersebut namun belum menemukan hasil yang dapat dijadikan sebagai landasan yang kuat, ia mengakui tak dapat mengidentifikasi apa sebenarnya pohon tersebut dan bagaimana cara ia tumbuh dengan cepat. "Aku tengah berusaha mengkaji pohon aneh ini, kami menyebutnya sebagai pohon di luar nalar" semua penonton tertawa. Lalu kemudian ada satu pertanyaan dari penonton yang menonton acara tersebut secara langsung di studio "Apakah pohon ini membahayakan? Karena dia terus tumbuh. Saya takut jika dia sampai ke rumah saya. Yang menjadi masalah ialah saya baru saja mengecat ulang rumah saya dan memasang TV kabel untuk anak saya" penonton kembali tertawa. Orang yang dikenal sebagai Dr. Philips itu terkekeh dan menjawab pertanyaan dari wanita paruh baya "Ibu tenang saja, dari hasil kajian kami, pohon tersebut tengah melambat pertumbuhannya sebulan terakhir sejak ia mulai tumbuh di bulan januari enam bulan lalu. Sekarang dia bertumbuh layaknya pohon normal, aku tidak bisa memastikan namun nampaknya cuaca yang panas mempengaruhi pertumbuhannya. Jadi jangan khawatir, anak Anda bisa menonton acara kesukaannya di rumah sepanjang libur sekolah ini." penonton kembali tertawa.

Seperti yang disampaikan Dr. Philips, pertumbuhan pohon tersebut melambat tak seperti beberapa bulan lalu. Kini pohon tersebut setinggi empat puluh enam meter dengan lingkar batang paling lebarnya ialah tujuh meter. Dan saat pohon tersebut bersinar, terangnya begitu indah sehingga tempat ini semakin ramai. Masyarakat sendiri tidak ambil pusing mengenai fenomena yang mengejutkan ini, mereka justru menikmati adanya keindahan pohon di malam hari. Pohon ini berdampak pada beberapa aspek kehidupan di kota ini. Yang pertama ialah pohon ini menambah daftar tempat wisata di Kota Cirebon, banyak orang yang ramai datang hanya untuk melihat keindahan pohon tersebut. Kemudian pihak pemerintah pun tak ambil pusing, dan memanfaatkannya dengan menambah kenyamanan pengunjung yang ingin melihat pohon tersebut, seperti mengatur lahan parkir, mengatur tempat makan, memasang bangku-bangku dan mengerahkan petugas keamanan. Sosial media pun dibanjiri foto-foto dengan berlatar pohon tersebut yang tengah memancarkan sinar kuning keemasan. Tak ada kepanikan, semua orang senang dan semua orang tak mempermasalahkan mengenai tumbuhnya pohon tersebut. Diperkuat dengan pernyataan Dr. Philips, masyarakat dan pemerintah tak perlu khawatir. Masyarakat dan pemerintah kini hidup berdampingan dengan aman bersama pohon yang bercahaya tersebut.


Cirebon dan Pohon Balas Dendam (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang