"Om, ini talinya bisa dibuka aja gak? Tangan saya panas rasanya." Nabiru mengeluh memanggil Jo, yang paling ia kenal.Jo maju dan duduk menyamakan tingginya dengan Nabiru. "Lo pikir gue bodoh? Yang ada mangsa gue lari pas gue buka ikat tangan Lo!"
Nabiru tidak berbohong saat berkata bahwa tangannya terasa panas. Ikatan di pergelangan tangannya itu sangat kuat, Kalingga sampai ikut melirik di sana dan pemuda itu bisa melihat bahwa pergelangan tangan gadis itu benar-benar sudah memerah.
Tok tok tok!
"Jo, bukain, itu mungkin salah satu duit kita."
Jo berdiri lalu menuruti perintah bos-nya, ia membuka pintu sesuai perintah untuk melihat sumber duit mana yang lebih dulu tiba, namun, saat Jo membuka pintu—
Buuk
Siapa sangka kalau tubuhnya langsung terhempas akibat tendangan yang Natta lakukan secara tiba-tiba. Padahal badan Jo terbilang besar, namun bisa jatuh begitu saja—membuat Natta maupun Hilmy ikut menyengir kuda.
"Ck, gitu doang kemampuan Lo?" Tanya Natta kemudian.
"Biru!" Hilmy hendak menghampiri Nabiru tapi bos preman itu menghadang jalannya. "Minggir!" Titah Hilmy.
"Hahah, anak ini udah nipu gue." Ujarnya miris.
Tangannya mengeluarkan sebilah pisau miliknya, ia menatap Hilmy sebentar lalu memulai aksinya.
"Wow," Hilmy mundur saat pisau itu hampir tersodor ke wajahnya.
Preman itu tak tinggal diam. Ia tetap melawan Hilmy walau Hilmy hanya bergerak mundur. Tak ayal sesekali pemuda itu juga melawan. Teknik menghindar Hilmy bagus, ia tak takut sama sekali.
"Mainnya hand to hand dong, apaan satu doang yang pake senjata." Tak ada jawaban, Hilmy menyengir. "Takut ya?"
Perkataannya itu sukses membuat preman itu geram. Ia marah dan maju mendekati Hilmy dengan brutal. Hilmy mengambil satu balok kayu untuk ia jadikan pertahanan.
"Lo siapa hah? Ngapain culik adik gue?!"
"Serahin aja duit gue."
Hilmy tak hentinya tertawa disaat dirinya bertahan agar pisau itu tak mengenai dirinya.
"Duit Lo apaan anjing! Gue gak bawa apa-apa ke sini. Gue bisa nyelamatin Biru walau nyawa gue yang jadi taruhannya." Ujar Hilmy pada preman itu.
Natta pun tak jauh berbeda, pemuda itu melawan pria bernama Jo tanpa ampun. Berbeda dengan Hilmy yang pandai menghindar, Natta pandai dalam menyerang. Pisau yang ada di tangan Jo jatuh begitu saja saat Natta memelintir tangan pria itu ke belakang, dan saat pisau itu sudah terjatuh ke tanah, Natta menendangnya jauh ke tempat tersembunyi.
"Jangan main-main sama gue, anjing. Beraninya Lo nyulik cewek gue." Kata Natta kesal.
Jo tak lengah, pria itu berbalik dengan cepat dan memukul perut Natta dengan brutal. Hanya satu pukulan dapat membuat pemuda itu tersungkur dan terbatuk.
"Wah, tenaga Lo boleh juga." Ujar Natta dihiasi sengiran.
Kalingga yang melihat perlawanan kedua temannya tak bisa tinggal diam. Ia melirik ke samping Nabiru yang terlihat lebih khawatir dan rautnya yang sedang kesakitan.
Atensi pemuda itu melirik pada sekitar mencari apa saja yang bisa ia pakai untuk membuka tali ikatannya. Lalu, maniknya menemukan sebuah botol kaca, ia bergeser sedikit lalu mengambil botol itu walau kesusahan. Dengan tangan yang masih terikat di punggungnya, Kalingga berhasil memecahkan botol kaca itu walau sekarang ia merasa bahwa darah segar kini mengalir di sekitar lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanficKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys