Meski bukan kendaraan yang biasa ia gunakan, meski semua konfigurasi dan penyesuaian ini sangatlah berbeda dan tidak nyaman, Iofi tidak bisa protes sama sekali.
Berhasil mencuri kendaraan saja sudah merupakan anugerah!
Meski Iofi harus merelakan lagi barang tercintanya; yaitu seragamnya, setidaknya sekarang dia bisa terbebas lepas dari para pembunuh bayaran itu.
Tidak memiliki waktu cukup lama untuk menghancurkan dua kendaraan tadi, para komplotan pasti bisa dengan mudah memperbaikinya, dan dalam waktu singkat mulai mengejar Iofi. Bahkan, pengejaran pun akan sangat mudah karena Iofi (masih) tidak memiliki cukup waktu untuk menghilangkan jejak kemana ia pergi.
Apalagi dengan kendaraan eksotis yang memang ditujukan untuk pamer ini, terdapat jejak begitu nyata berupa permukaan Bulan yang gosong akibat pendorong mesin jet yang begitu berlebihan.
Tidak masalah, Iofi meneguhkan hatinya.
Aku hanya perlu membeli sebagian waktu agar bisa kembali berpikir jernih untuk mencari cara kembali ke Nova Luna dan menyelamatkan Tuan Putri, pikirnya berusaha mengetahui apa yang seharusnya ia lakukan ke depan, bukan sekadar bertahan hidup saja di permukaan Bulan mentah-mentah.
Melakukan kalkulasi tempat dirinya berada dan jarak menuju Nova Luna, mungkin jumlahnya sekitar 200 kilometer? Jika menggunakan kendaraan andalannya, Iofi pasti bisa dengan mudah kembali kurang dari setengah jam.
Tapi, dengan fakta bahwa Tuan Putri Moona telah dilengserkan, Iofi tidak begitu tahu apa yang menunggunya di Nova Luna. Bahkan, tempat tujuan awalnya, Artemis, pun bisa-bisa dipenuhi oleh perangkap yang akan melahap nyawanya.
Itu artinya, dua kota itu merupakan tempat berbahaya.
Meskipun begitu, permukaan Bulan pun sama bahayanya. Tidak ada perlindungan, tidak ada kehidupan, tidak ada sesuatu yang dapat membantunya menopang keberlangsungan hidup lebih lanjut. Permukaan Bulan ini hanya terdiri dari kawah-kawah, dari bebatuan dan pegunungan, dari pemukiman yang ditinggalkan.
Iofi tidak bisa tinggal lebih lama di tempat seperti ini.
Apalagi dengan tubuhnya yang lelah, persediaan yang semakin terbatas, dan cedera akibat pertempurannya pun belum sembuh sepenuhnya.
Ia bisa sedikit bersyukur tidak ada pendarahan yang sangat berbahaya, pun tidak ada kebocoran dalam perlengkapannya. Pakaian kedap udara ini masih berfungsi normal, tapi tidak tahu juga jika ada patah-patah tulang, atau pendarahan dalam yang tidak terlihat.
Aku harus mengungsi dulu, jawab Iofi kemudian.
Maka dari itu, pilihan yang tersisa untuknya adalah pemukiman bawah tanah.
Pemukiman di gorong-gorong, di sisi rel kereta transportasi, di tempat yang umumnya diisi oleh masyarakat yang tidak kebagian berkat untuk migrasi ke kota-kota modern, atau kelompok yang memang menolak kebijakan Tuan Putri Moona untuk pindah itu sendiri.
Dan karenanya, Iofi harus berekspektasi bahwa tempat ini adalah tempat yang tetap berbahaya seperti pilihan sebelumnya, tempat dimana tidak ada peraturan yang ditetapkan, yang mungkin akan lumayan menguras tenaganya.
Tanpa bantuan, tanpa persediaan lengkap, tanpa apapun yang bisa membantu, Iofi harus berjudi dengan nasib, harus bisa memanfaatkan sisa-sisa perlengkapannya untuk (setidaknya) bisa melakukan komunikasi, syukur-syukur melakukan pertukaran dengan mereka.
Setidaknya, biarkan Iofi untuk bisa mendapatkan pakaian, mungkin juga tempat tinggal, untuk bisa berbaur dan membeli waktu lebih banyak dari kejaran para pembunuh bayaran.
Pergi menuju kawah yang berantakan untuk mencari celah dan gua-gua kosong, menyusuri lorong-lorong gelap sempit sembari menghindari jalan buntu, akhirnya Iofi menemukan sebuah pintu besi yang mencurigakan. Sebuah airlock, ruang kecil tertutup antara ruang hampa udara dan pemukiman di dalamnya.
Iofi buka paksa ruangan tersebut, ia tunggu konfigurasi penyesuaian tekanan dan atmosfer, sampai pada akhirnya ia buka lagi pintu berikutnya yang benar-benar merupakan gerbang menuju pemukiman yang nyata.
Tapi, kenapa tiba-tiba ada kudeta?
Saat Tuan Putri Moona akan melakukan perjanjian dengan manusia?
Apakah ini sudah direncanakan?! Apakah ada pengkhianat di jajaran dewan pemerintahan?!
Aku seharusnya lebih peka. Apakah aku lengah karena terlalu santai saking nyamannya berada di sisi Moona, ya? kesal Iofi sembari berjalan mengendap-endap mengikuti lorong.
"Saya tidak menyangka semuanya bisa berjalan lancar seperti ini," curhat Moona begitu formal pada meja kerjanya, pada Iofi yang sedang duduk santai di depannya.
Iofi menoleh, tersenyum, kemudian berdiri pelan berusaha mendekati sahabat tercintanya. "Kinerja kamu yang tegas dan disiplin patut diapresiasi, Moon. Aku takjub kamu bisa menguasai seluruh parlemen dengan tangan besi kamu ini. Mungkin karena kamu memang titisan dewi bulan? Semua orang rasanya tunduk dan patuh pada kamu. Aku pun selalu merasa ingin tunduk padamu, loh!" goda Iofi sambil duduk di meja Tuan Putri Moona.
Iofi mulai mengingat, saat-saat dirinya memanjakan Tuan Putri Moona, sedang terlena oleh santainya suasana.
Sebuah momen yang membahagiakan, momen milik mereka berdua saja.
"Hem. Iofi tidak perlu mengejek begitu, dong!"
"Udahlah, Moon. Gak usah terlalu formal! Kamu kaku banget, sih? Di ruangan ini cuman kita berdua, kan?" ajak Iofi mengangkat bahunya. "Lagipula, siapa yang ejek kamu, sih? Aku ini memuji kamu, loh!" lanjutnya.
"Kamu bukan orang Bulan. Kamu gak mungkin terpengaruh oleh kekuatan saya. Saya bukan dewi kamu," jawab Tuan Putri Moona.
"Tapi tetap aja. Kamu itu indah, kamu itu cantik, kamu adalah esensi dari seorang dewi!"
"Haha! Saya bingung apakah itu pujian atau ucapan sarkastik."
"Anggap aja pujian. Kalau aku memang gak suka kamu, kenapa aku repot-repot menetap di Bulan? Aku ini pengelana antariksa! Aku seharusnya berjalan-jalan kesana-kemari! Tapi, aku malah menetap disini? Nyaman berdua saja dengan kamu? Bukankah ini artinya aku sudah memenuhi syarat menjadi warga Bulan? Hihihi!"
"Ah, ya! Berbicara tentang jalan-jalan, apakah kamu sudah pernah pergi ke Bumi?" tanya Tuan Putri Moona mengalihkan pembicaraan.
"Pernah, dong. Kenapa?"
"Jika kesepakatan dengan manusia berjalan baik, interaksi Bulan dan Bumi menjadi lancar, kan? Maukah kamu ... te-temani aku untuk mengunjungi mereka? Ekhem! Saya ingin melakukan studi banding terkait perkembangan teknologi dengan Bumi. Ini ... bi-bisa menjadi kunjungan penting bagi kemajuan Bulan," usul sang tuan putri terbata-bata.
"Hmm? Jadi kamu ingin kencan disana?"
"TI-TIDAK! BUKAN SEPERTI ITU! INI SERIUS! INI PEKERJAAN!" tolak Tuan Putri Moona malu-malu dengan muka yang memerah. "Saya benar-benar ... harus melakukan inspeksi. Sebagai Tuan Putri, sa-saya harus memberikan yang terbaik untuk masyarakat Bulan! Dan kamu, sudah saya tunjuk sebagai pengawal pribadi! Kamu harus mengawal saya inspeksi! Ini tentang pekerjaan! Ya! Ini pekerjaan!"
"Ada banyak pantai yang indah di Bumi. Ada lebih banyak hutan dan penampakan indah disana. Kamu pasti akan suka!"
"Sa-saya tidak membicarakan itu?!"
"Di Bumi juga ada banyak patung dan sejarah menarik, loh! Bahkan mereka pernah saling berperang satu sama lain. Ahahaha!"
"Iofi! Pe-kerjaan! Kembali ke pekerjaan!" berang sang tuan putri tidak ingin kehilangan muka.
"Sepertinya itu rencana bagus!" lanjut Iofi mendekati Moona. "Nanti, setelah semuanya selesai ... ayo jalan-jalan ke Bumi! Satu planet itu harus tahu kecantikan dan keindahan Tuan Putri!" lanjutnya mulai berdiri di atas lutut, mengambil tangan Tuan Putri Moona, siap menciumnya khalayak seorang pangeran.
"Ka-kalau ... kamu memaksa. Sa-saya, sebagai tuanmu tidak bisa menolak, kan? Hm! Harus ada yang menjaga kamu! Kalau kamu seenaknya, bisa-bisa wajah saya hancur ditertawai orang-orang. Ya! Kamu harus saya jaga!" ulang Tuan Putri Moona memastikan dirinya sendiri.
"Hehehe. Aku gak sabar bisa jalan-jalan berduaan sama kamu!"
"Ah? Hm! Bu-bukankah ... sekarang kita sedang berduaan saja?" tanya Tuan Putri Moona sedikit agresif, dengan wajah merah yang dipalingkan ke sisi lain?
Ah. Tuan Putri ini lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
HoloRoot - Hololive FanFiction
Fanfic⚠️ Rate 18+ ⚠️ Mengandung konten dewasa UNOFFICIAL HOLOLIVE FAN FICTION Bagaimana jika para member hololive memiliki kehidupan alternatif, kehidupan diluar menjadi idola, kehidupan yang tidak pernah terjadi sama sekali? NIKMATI !!!! - Kehidupan alte...