RB ~ 1

22.1K 697 5
                                    


Jika apa yang kamu harapkan tidak terjadi, maka kamu harus mencoba untuk menyukai apa-apa yang sedang terjadi

~Rumah Biru~

















"Ummi aku mau pindah aja lah, masa dari SMP disini terus"

"Ya ndak papa toh nduk, apalahi sekarang kamu udah diangkat jadi Ustadzah, kamu udah bisa praktekin ilmumu"

"Kenapa gak di Pesantrennya Mbah Kung aja sih Mi, Bah, kenapa harus disini ? Atau pindah ke Pesantren lain ?"

"Yakin mau di Pesantrennya mbah kung ? Kamu gak akan dipanggil Ustadzah disana, kamu pasti bakal dipanggil Ning, disana udah pada kenal kamu semua"

Gadis berjilbab Navi itupun mengeluh di pundak Umminya setelah kembali dari liburannya

Awalnya setelah lulus S1 di Pesantren yang dia huni sejak SMP itu dia akan berangkat ke Madinah untuk melanjutkan S2 namun sang kyai memberi petuah agar dirinya tetap di Pesantren untuk mengajar

"Disyukuri nduk apa yang udah pak kyaimu perintahkan, ridho beliau juga kamu butuhkan untuk kehidupanmu, mau bagaimana pun beliau juga orang tuamu" nasehat Abahnya

Gadis itu masih tak menjawab, sebenarnya dia pun pernah dicalonkan menjadi Lurah Pondok namun dengan berat hati dia menolak, dia benar benar ingin menjadi Santri biasa bukan menjadi Ning, Pengurus apalagi Ustadzah

Namun apalah daya sekarang dia harus terbiasa saat santri tak lagi memanggilnya dengan Mba Nav melainkan diganti dengan Ustadzah Navi

Lupa memperkenalkan, gadis itu adalah keturunan ke 4 dari Pesantren Salafi An Nur, dia Cicit dari Kyai Amrullah. Namanya Navisha Suraya Nandra. Putri dari Ning Shofia Suraya dan Gus Ahmad Anandra

Namun Ning Shofia dan Gus Ahmad tak seperti keturunan lain yang menghuni di Pesantren, keduanya merantau ke Jakarta karna orang tua Gus Ahmad mempunyai Usaha dan Gus Ahmad lah yang mengelola. Sebenarnya Gus Ahmad bukanlah seorang anak Kyai, ning Shofialah yang anak kyai sementara Gus Ahmad itu dulu Ndalemnya namun berhasil memikat hati pak Kyai Hasyim Amrullah untuk menjadikannya menantu

Itulah sekilas silsilah keturunan Navi

Gadis itu harus merelakan kedua orang tuanya pulang dari Pesantren dan kembali meninggalkannya di Pesantren yang sudah 10 tahun dia tinggali

Navi masuk ke gerbang Santri Banat (Santri Putri) menuju kamar yang dia tempati sekarang

Kamar khusus Ustadzah

Jika sebelumnya 1 kamarnya dihuni 15 MahaSantri sekarang Navi pindah ke kamar yang hanya diisi 2 Ustadzah

Dia sekarang 1 kamar dengan Ustadzah Fatimah yang juga sudah lama di Pesantren ini

Navi masuk kekamar dan merapikan barang barangnya, dia datang lebih awal dibanding Santri lama maupun santri baru karna dia bersama ustadzah dan Pengurus akan menyiapkan oreantasi bagi santri baru dan pelajaran awal bagi santri lama

Navi mengatur baju baju di lemari yang lebih besar dari lemarinya sebelumnya, biasanya 1 lemari untuk baju, kitab, dan perlengkapan lain

Sekarang 1 lemari hanya untuk baju dan perlengkapan seperti perlengkapan mandi dan skincare sedangkan kitab ada raknya sendiri

Berbeda saat dia masih menjadi MahaSantri yang hanya boleh membawa laptop karna kuliah sekarang dia diperbolehkan juga membawa HP karna sudah menjadi ustadzah

Disaat dia tengah membereskan baju bajunya, Ustadzah Fatimah datang dengan membawa jemurannya karna dia sudah datang lebih awal 3 hari. Ustadzah Fatimah sudah diangkat menjadi Ustadzah sejak 3 tahun lalu namun dia baru mondok disini selama 7 tahun karna hanya kuliah disini namun dia juga keturunan salah satu Pesantren

"Eh Ustadzah Navi udah sampe, kirain sore datengnya"

"Iya Ustadzah, biar agak longgar waktu di Pesantren jadi dicepetin" jawabnya

"Kayaknya formal banget yah kalo panggil Ustadzah"

"Hehehe iya, aku panggil mba aja boleh gak Ustadzah ?"

"Boleh aku panggil kamu apa dong"

"Panggil Navi aja Ustadzah eh mba"

"Ya udah, smoga betah yah dikamar ini Vi, Akhirnya aku punya temen kamar lagi setelah Ustadzah Lili jadi Lurah Pondok"

"Hehehe Iya Mba, berarti mba selama 2 bulan sendirian ?"

"Ya iya, sepi banget Vi, yang lain bisa ngobrol sama temen kamar aku ndak"

Keduanya saling mengobrol dan berbagi pengalaman, lebih banyak Ustadzah Fatimah yg berbagi pengalamannya mengajar anak Mts karna Navi juga nanti akan mengajar kelas 1 MTS walaupun hanya 2 Kitab

Di MTS ada Pelajaran Umum seperti matematika, Ipa, Ips ada juga pelajaran Pesantren seperti Fiqih, Akhlaq, Nahwu dan lain lain yang di pelajari melalui kitab yang di maknai

Setelah mengobrol bersama Ustadzah Fatimah, Navi izin ke PesKet / Pesantren Market untuk membeli persabunan yang tidak dia bawa dari rumah karna ribet

Jaraknya lumayan jauh dari Gerbang Banat, ada didekat sekolah Aliyah, Navi berjalan kaki sembari menikmati suasana Pesantren yg masih sepi.

Ini kali pertamanya berangkat Pesantren lebih awal dari Santri lain

Sampai di Pesket Navi masuk dan disana memang Market kejujuran jadi tidak ada yg jaga kasir paling ada 2 santri banat yang jaga untuk display barang dan menghitung uang

Navi mengambil beberapa sabun mandi cair, sampo, sabun cuci, pewangi, dan handbody. Lalu beralih mengambil sikat cuci dan juga botol minum 2 liter karna jarak kamarnya dengan depot minum cukup jauh dan tidak ada galon, semua santri pasti mempunyai botol besar untuk stok

Biasanya banyak makanan titipan dari warga sekitar Pesantren namun kali ini belum ada karna belum ada santri yang berangkat

Padahal Navi sudah kangen dengan Bakso 2 ribuan Perket

Selesai membeli semua Navi pergi ke Kasir untuk menyeken barang yang dia beli lalu menaruhnya di uang bayar dan mengambil kembalian di kasir

Tak lupa dia memberi uang lebih di uang bayar sekedar sedekat untuk penjaga Pesket karna biasanya Minus































************

Move on dari Dunia Militer yah
Aku nulis Dunia Pesantren lagi

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang