DIVE INTO YOU (CHAPTER 11 : FRAGILE)

62 9 35
                                    

Hari ini Michael harus kembali mengurus beberapa hal di toko. Keonhee bilang semua adalah bagian dari proses belajar yang harus dilalui untuk lebih mengenal keadaan di sana. Michael tidak percaya dia masih bertahan tinggal di Seoul dan melakukan hal yang sama sekali tidak pernah direncanakan. Bibi kelihatan senang melihat kedatangan Michael padahal untuk akhirnya mau menginjakkan lagi kaki di tempat itu dia harus berdebat sepagian dengan halmoni.

"Kita tidak memiliki terlalu banyak pegawai. Hanya lima orang pembuat roti dan satu artisan yang bertugas menghias kue-kue khusus," terang Keonhee saat mereka memasuki dapur.

Semua karyawan yang dimaksud itu sedang sibuk membuat berbagai macam kue dan roti. Dua orang wanita paruh baya, dua orang laki-laki muda dan satu orang perempuan muda. Si artisan sendiri adalah pria paruh baya berusia mungkin sekitar 50 tahun dan juga merangkap kepala koki di dapur. Michael hanya berhasil mengingat namanya di antara yang lain.

"Senang bertemu denganmu, Youngjo ssi."

"Madam Lee," Keonhee mengingatkan. "Dia sudah menikah, Tuan Jang. Ini suminya Lee Soo Hyuk dan anaknya Josh Lee."

Keonhee menepuk pundak Josh yang sedari tadi tidak mau jauh dari dia. Tuan Jang memerhatikan mereka setelah bersalaman dengan Michael.

"Oh, maafkan saya. Kau kelihatan masih sangat muda," sahut Tuan Jang dengan ekspresi tersipu. "Dan ayahmu hampir tidak pernah membicarakan soal pernikahan kalian."

"Ah, tidak apa-apa." Michael tertawa berusaha mencairkan suasana yang tiba-tiba menjadi canggung. "Ayahku memiliki cara pandang berbeda tentang pernikahan. Paman tahu sendiri sekolot apa pemikiran dalam keluarga kami."

Tuan Jang ikut tertawa. Suaranya terdengar sumbang karena mungkin menyesal berkomentar soal ini.

"Aku sudah sering menasehatinya untuk lebih mengikuti pola pikir orang modern, tapi dia tetap saja bersikap seperti bangsawan dari jaman Joseon.," seloroh Tuan Jang.

Michael mengangguk paham. "Tolong jangan terlalu bersikap formal, Paman pasti sudah mendengar banyak tentangku. Aku minta maaf karena baru menyempatkan pulang ke Korea untuk melihat beberapa hal di sini."

"Aku senang kau akhirnya memutuskan pulang, ada beberapa hal yang harus segera diselesaikan terkait toko tua ini,"sahut Tuan Jang.

Setelah melihat-lihat proses pembuatan roti dan makan siang bersama, Tuan Jang mengajak Michael mengobrol berdua sambil meminum kopi buatannya. Keonhee pamit karena harus ke kampus, dia berjanji akan datang untuk makan malam di rumah saat Josh merengek agar dia tidak pergi. Untungnya David memiliki banyak siasat untuk mengatasi Josh. Anak itu sepertinya benar-benar menyukai Keonhee.

"Kau datang di saat yang tepat. Ayahmu terlalu memikirkan semua hal sendiri hingga ia lupa dengan kesehatanya."

"Bibi tidak bercerita banyak semenjak aku datang. Apa ... appa memang sudah lama sakit?"

"Dia tidak pernah benar-benar sakit, sepertinya masalah toko lah yang jadi beban pikiran yang cukup mengganggu kesehatan."

"Kita mengalami pailit? Bibi tidak pernah bicara soal itu."

"Tidak, tentu saja bukan," Tuang Jang menggeleng cepat. "Dengan jumlah karyawan yang tidak banyak dan pesanan terus berdatangan, kami di sini menerima gaji lebih dari cukup."

"Lalu mengapa bibi bersikeras bahwa kita harus bekerjasama dengan pihak lain? Keonhee bilang juga kita tidak mengalami pailit dalam hal keuangan. "

Tuan Jang terdiam sejenak. Gelas kopi yang diangkatnya hanya didiamkan menggantung di udara sementara dia menatap lurus pada trotoar di depan kami.

VERSELUFT || RAVN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang