01. Kursi Kosong

492 34 5
                                    

Kenma pov

Aku menoleh ketika mendengar suara langkah kaki yang perlahan mulai mendekat. Senyum tipis mengembang diwajahku ketika menyadari siapa yang datang.

"Mama, Papa sudah pulang!!"

Aku terkekeh pelan ketika mendengar putraku berkata seperti itu dan mengacak surainya dengan lembut. "Iya sayang, Papa sudah pulang."

Aku dapat melihat senyum lebar diwajah putraku ketika mendengar perkataan itu, sia segera duduk manis di kursi meja makan. Sementara aku segera beralih menatap kearah pintu dapur.

Dan tak lama aku melihat Kuroo menghampiriku dengan wajah lelahnya. Dia tersenyum dan segera merangkul pinggangku. "Aku pulang, sayang." ucapnya sambil mengecup pucuk kepalaku.

Aku tersenyum mendengar itu dan mengangguk. "Selamat datang kembali, sayang." ucapku sambil mencium singkat pipinya.

Kuroo tersenyum mendengar itu dan melirik kearah kompor. "Kau sedang memasak?"

Aku mengangguk dan segera melepaskan diri dari rangkulannya. "Ya, kami sedang memasak untukmu."

Aku tidak mendapat jawaban selama beberapa saat ketika mengatakan itu, tetapi aku dapat mendengar Kuroo bergumam pelan. "Kami?"

Sebelum akhirnya dia kembali berkata. "Itu pasti enak, aku tidak sabar untuk memakannya." dia berkata dengan lembut dan segera melangkah menuju meja makan.

Aku hanya mengangguk mendengar itu dan menyelesaikan masakanku dengan cepat. Dan setelah selesai aku segera membawanya ke meja makan dan meletakkannya disana.

"Ini sudah jadi!!! Kami membuatnya dengan penuh cinta." ucapku diiringi kekehan geli.

"Ya, benar! Penuh cinta!! Hanya untuk Papa!!" Ryo ikut menimpali perkataanku dan itu membuatku semakin terkekeh geli.

Sementara Kuroo hanya tersenyum dan mulai menggerakkan tangannya untuk mengambil lauk itu dan memindahkan ke piringnya.

"Aku tidak sabar untuk memakan ini." ucapnya dengan pelan dan lembut.

Aku tersenyum mendengarnya dan mulai duduk di bangku kosong yang ada disana. Aku mengambilkan makanan untuk Ryo dan menyerahkannya.

"Makanlah dengan hati-hati, oke?" ucapku sambil memberikan sendok diatas piring itu.

Dan Ryo hanya mengangguk sebagai jawaban lalu mulai makan.

Kenma pov end

Kuroo yang menyaksikan gelagat istrinya itu hanya bisa menatapnya dalam diam. Bahkan sendok yang tadinya sudah siap masuk ke mulutnya kini tidak jadi.

Dia hanya menatap Kenma dalam-dalam. Memperhatikannya dengan tatapan sendu dan prihatin.

Sebelum akhirnya menatap kursi kecil yang ada di sebelah Kenma, tempat putranya berada.

Seharusnya.

Kenma menoleh pada Kuroo ketika menyadari Kuroo tak kunjung makan dan malah memperhatikannya.

"Kenapa Kuroo? Ada yang salah dengan masakannya?" tanyanya dengan hati-hati.

Kuroo menggeleng mendengar itu. "Tidak, bukan apa-apa." dia kembali mengalihkan pandangannya ke piringnya dan mulai menyendok makanan itu dan memasukan kedalam mulutnya.

"Hambar." batinnya ketika dia merasakan masakan istrinya.

Kenma tertawa kecil, "Tentu, Ryo bisa makan lagi sebanyak yang Ryo mau!" Kenma berkata dengan senang dan mulai mengusap surai putranya yang duduk disebelahnya.

Tetapi, yang Kuroo lihat bukan seperti itu.

Kuroo beralih menatap piring yang Kenma sajikan untuk Ryo. Kuroo yakin, benar-benar sangat yakin.

Dimata Kenma, isi piring itu pasti sudah berkurang. Atau bahkan sudah habis.

Tetapi kenyataannya tidak seperti itu.

Makanan yang ada dipiring itu masih utuh. Bahkan tidak berkurang sedikit pun. Sendok yang Kenma letakkan diatas sana masih dalam posisi yang sama. Tidak berubah.

Yang artinya tidak ada seorang pun yang menyentuh makanan itu.

Kuroo beralih menatap kursi putranya, tempat dimana saat ini Kenma sedang menatap itu dengan lembut.

Itu hanya kursi.

Kursi kecil yang mereka sediakan.

Kursi kecil yang biasa putra mereka gunakan ketika makan bersama.

Dan saat ini, itu hanyalah kursi kosong yang tidak ada siapapun yang mendudukinya.

Delusi • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang