50

6K 521 44
                                    

Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada  : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life!









Pukul 3 pagi, Winter terbangun dan menatap wanita yang tertidur pulas di pelukannya. Ia perlahan lepaskan pelukan gadis itu dan duduk di tepi ranjang pelan agar tidak membangunkan gadis itu.

Winter pegangi kepalanya yang sangat pusing. Ia berjalan pelan keluar membuka pintu kamar dan menutup pelan.



Setelah pintu tertutup, Winter berlari kearah toilet dapur dan memuntahkan isi perutnya. Winter tatap warna merah pekat pada muntahannya dan terduduk di lantai memegangi bagian inti perutnya di bagian organ hati.



Winter memegangi kuat lalu flush toilet berjalan kearah wastafel dan langsung mencuci muka dan berkumur.


Winter menghela nafasnya, sudah 3 kali seperti ini. Ia pegangi perutnya saat merasakan nyeri yang sangat sakit.



"Oppa...apa hati kita sudah tidak cocok lagi? aku harus mencari hati lain?" gumam Winter memegangi bagian hatinya.


Setelah itu, Winter berjalan pelan kearah ruang tamu dan menghidupkan televisi mengambil air dan membuka bagian bawah sofa dengan tenaganya.


Ia ambil satu tabung kecil berisi obat obatan dan Ia langsung minum obat itu dan kembali menyembunyikannya di bawah sofa.


Winter lalu merebahkan dirinya di sofa sambil berusaha meredam rasa sakitnya...





°°°



Pukul 5 pagi, Karina terbangun. Semenjak ia tau Winter berdoa untuknya jam 5 pagi, Karina sering bangun jam segitu untuk ikut berdoa.


Namun kali ini saat ia terbangun, ia meraba kasur dan tidak menemukan Winter. Karina kucek matanya dan beranjak perlahan keluar.

"Bubu? Jeong-iee? sayaaang?" panggil Karina pelan keluar kamar hingga ia melihat Winter yang terlentang tidur diatas sofa dengan televisi yang hidup.



Karina tatap itu dan berdecih bergerak mematikan televisi itu dengan remote dan langsung membangunkan Winter.


"Sayaaang, bangun! Banguuun!" ucap Karina duduk di pinggir sofa dan mengusap pelan pipi Winter karena ia tidak bisa lagi menunduk dalam akibat perutnya membesar.

Tak butuh waktu lama, Winter membuka matanya dan tersenyum kearah Karina.


"Morning...husbu" sapa Karina.

"Morning...wifey" sapa Winter tersenyum lalu perlahan bangun dan duduk di sofa.

"Ngapain tidur disini? dari jam berapa? kok aku ditinggal di kamar?" tanya Karina melengkungkan bibirnya.


Winter terdiam sejenak namun senyumnya masih ia pertahankan, agar Karina tidak curiga.



"Aku...ketiduran disini. Jam 2 kalau ga salah, aku nonton MMA...malah ketiduran, jadi gatau deh siapa yang menang" bohong Winter.



"Jangan sekarang, sayang. Maafin aku.." batin Winter.


"Ishhh, aku bangun gaada kamu. Pantes aja dingin gak di peluk" ucap Karina merentangkan tangannya meminta pelukan.


Winter berikan pelukan hangat untuk wanita hamil itu hingga akhirnya ia usap punggung Karina dan pegang perut Karina.


"Kita berdoa ya..." ucap Winter yang diangguki oleh Karina.


I'm Sorry that I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang