Hai sorry gw terlambat up lagi sibuk ngurusin org😴😴
Cerita ini akan lebih nyesek dari sebelumnya simak ya🗿🗿
•hppy reading•
....
Bertahun-tahun berlalu begitu cepat, Arvin menghela nafasnya membiarkan sang Bibi memakaikan ia sebuah baju seragam putih abu-abu, cowok berparas tampan itu, Arvin tersenyum kecil sambil memeluk tubuh sang Bibi dengan erat.
"Bibi Arvin makasih banget sama Bibi karena Bibi sudi ngerawat Arvin sampai sebesar ini"ujar cowok berkulit albino itu dengan mata berbinar.
"Iya Arvin, Bibi sayang banget sama kamu Arvin. Arvin pokoknya harus tetap semangat oke?"
"Oke Bi"
Arvin mengecup pelan kening wanita paruh baya itu dengan wajah senang, ia langsung bergegas menuju sekolah dengan menggunakan motor vespa miliknya.
Manik matanya fokus menatap jalan raya dengan tatapan hampa, ia menatap jam yang masih begitu dini hari.
Arvin memarkirkan motornya tepat di depan rumah Rafael, cowok bertubuh kurus dengan pikiran dewasannya kini berhasil membuat Arvin mau mengikuti jejaknya.
Mata itu menyorot jendela yang masih terbuka, sepertinya Rafael tengah bersiap untuk sekolah.
Arvin menatap jam ditangannya yang kini menunjukan pukul setengah enam, cowok bertubuh jangkung itu segera berlari memanjat dinding dan masuk kedalam jendela kamar.
Arvin tersenyum saat melihat Rafael yang tengah memakai seragam sekolah.
"Gila lo ngagetin gue Vin!"keluh Rafael membuat Arvin duduk sambil memasukan tangannya kedalam almamater.
"Vin lo bawa buku sejarah?"tanya Rafael yang masih sibuk mengambil beberapa buku hingga membuat Arvin mengangkat satu alisnya.
"Buat apa bawa?"
"Ya masa lo nanya njir!"datar Arvin membuat Rafael terdiam sejenak sambil mengusap keningnya.
"Oke kagak"datar Rafael mengeluarkan buku sejarah dan segera bergegas kamar disusul Arvin yang mengikuti Rafael.
Cowok jangkung berkulit albino itu terdiam menatap keluarga Rafael yang terlihat makan bersama, mata tajam itu menyorot iri, sudah beberapa bulan ini Arvin menjadi lebih dekat dengan dengan Rafael.
Ia bahkan sering makan bersama dengan keluarga Rafael yang sama sekali tidak merasa terganggu akan kehadiran Arvin.
Cowok berambut panjang dengan mata sipit nan tajam itu menatap Rafael yang sibuk mengoles roti.
"Vin, nih makan"senyum Rafael membuat Arvin mengangguk.
Setelah selesai, Rafael dan Arvin berangkat menuju sekolah, sekolah megah dengan pagar besar, bangunan sekolah yang begitu tinggi dengan beberapa gedung terpisah.
𝘚𝘊𝘏𝘖𝘖𝘓 𝘐𝘕𝘛𝘌𝘙𝘕𝘈𝘛𝘐𝘖𝘕𝘈𝘓 𝘎𝘓𝘖𝘉𝘌 (SIG) nama sekolah terelit di jakarta, fasilitas no.01, mata Arvin seketika teralihkan saat menatap seseorang siswi bertubuh mungil yang terlihat memakai seragam yang sama. Tunggu, ini Sarah gadis yang tak lain adalah tetangganya sendiri.
Sarah melirik kearah Arvin dengan wajah polos, bandana yang ia kenakan berwarna pink dengan rambut pendek seleher.
"Ar-Arvin??"
Arvin segera berjalan menuju barisan cowok dengan wajah tenang, ia menatap lurus kedepan sementara Kenzo dan Said sibuk bertengkar.
"Goblok lo!"ketus Kenzo sambil menjitak kening Said.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Arvin (Brokenhome)
RandomHarta tak mampu membayar kebahagiaan, harta juga tak mampu membayar rasa cinta yang tak pernah di tunjukkan. Mungkin orang akan mengira jika harta adalah segalanya, dan menjadi anak orang kaya adalah impian terbesar semua orang. Cowok bleste...