dieciocho

2.8K 345 56
                                    

Renjun hanya diam saat Winwin menjahit luka di bahunya. Bahkan tidak ada ringisan sedikit pun dari bibir si pemuda Huang dan hal itu membuat Winwin menggigit kencang bibirnya.

"Ck, katakan sesuatu jangan hanya diam. Kau itu sedang dijahit tanpa menggunakan bius sedikit pun. Setidaknya berikan sedikit reaksi" celutuk Yangyang yang tengah membersihkan darah kering di tubuh Renjun. Membuat Renjun berdeham pelan.

"Aku haus" ucap Renjun yang membuat Yangyang menghela nafasnya. Baru saja ia akan beranjak dari duduknya untuk mengambil minum di dapur, namun terhenti saat Winwin lebih dulu berdiri sesaat setelah menyelesaikan jahitannya.

"Biar aku saja yang mengambilnya" ujar Winwin yang membuat Yangyang mau tidak mau kembali pada aktifitasnya.

Sepuluh detik, dua puluh detik berlalu. Renjun mengalihkan perhatiannya ke arah luar jendela kamar tamu milik Yangyang. Dimana langit malam ini terlihat jauh lebih gelap dibandingkan malam-malam sebelumnya diikuti gemuruh kencang dengan kilat berwarna ungu.

"Khaos berhasil mengambil empat pecahannya" ucap Yangyang tiba-tiba yang tidak mengalihkan perhatian Renjun dari jendela.

"Aku tau, seseorang sudah memberitauku lebih dulu tadi" jawab Renjun sembari melirik ke arah cincin emas di jari manis tangan kanannya.

"Dilihat dari langit, sepertinya dewa dewi pun tidak mampu menghentikan amukan Khaos. Kita hanya perlu menunggu waktu sampai Khaos mengumpulkan semua pecahannya dan meratakan semesta" ujar Yangyang dengan nada lesunya yang membuat Renjun menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah Yangyang.

"Tenang saja, Donghyuck pasti bisa menghentikan Khaos" sahut Renjun diakhiri dengan senyumnya yang membuat Yangyang sedikit tertegun dan kemudian menghela nafasnya berat.

"Tenang saja, Donghyuck pasti bisa menghentikan Khaos" sahut Renjun diakhiri dengan senyumnya yang membuat Yangyang sedikit tertegun dan kemudian menghela nafasnya berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di tempat lainnya, Donghyuck menatap bringas puluhan mayat dewa dewi di depannya. Kerigo dan Eirene pun saat ini sudah terluka cukup parah, meninggalkan Nyx yang masih sanggup untuk berdiri dengan luka di tubuhnya.

Nyx akui, ia sedikit kesulitan untuk menghadapi Khaos saat ini. Pertama karena Ares, Hel, Ker dan Clades yang sudah tidak ada. Kedua karena posisi Khaos saat ini berbeda dengan sebelumnya. Sebelumnya para syv menjebak Khaos lebih dulu yang membuat Khaos tidak sempat mengeluarkan kekuatan penuhnya.

"Ada apa? Kau menyerah?" Tanya Khaos dengan nada mengejeknya saat mendapati raut khawatir milik Nyx. Jika ia terus melawan maka saat ini akan menjadi akhir dari para dewa dan dewi.

"Nyx, pergilah dengan dewa dewi lainnya. Bersembunyilah untuk sementara waktu. Setidaknya harus ada satu syv yang selamat untuk memimpin dan menjaga Agora" ujar Eirene sembari menepuk pelan bahu Nyx, membuat Nyx mengepalkan kedua tangannya.

"Eirene benar, kami akan mengalihkan perhatiannya sebentar untuk memberikanmu dan dewa dewi lain untuk lari. Tidak ada salahnya melarikan diri untuk kebaikan masa depan" sahut Kerigo diakhiri senyum cantiknya yang mau tidak mau membuat Nyx menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya.

Monarch : Partie III ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang