✨✨✨
Kenapa jadi gini ya?
Lelaki bernama lengkap Aruna Andhika itu menatap sekelilingnya, celingukan bak orang linglung
Pasalnya Aruna benar-benar merasa asing dengan tempat yang kini ia pijaki
Aruna bahkan sampai menggosok kedua matanya berulang kali demi menyakini dirinya sendiri bahwa ia sedang tidak berhalusinasi ketika melihat beberapa orang yang berlalu-lalang dengan cara melayang--- ah, ralat. Terbang lebih tepatnya--- karna masing-masing dari mereka memiliki sepasang sayap berwarna putih pada punggungnya
"Aruna Andhika"
Aruna lantas menoleh cepat saat namanya disebutkan
"Giliranmu anak baru" ucap orang yang tadi memanggilnya, seraya muncul dibalik pintu sebuah ruangan dengan tulisan 'Kantor Pengadilan Akhir' disebuah papan yang melayang diatasnya, ditulis dengan cat keemasan
Lelaki tampan itu menggiringnya masuk
Aruna lantas berjalan masuk dengan perasaan gugup
Ruangan itu berukuran sangat besar, berbanding terbalik dengan perkiraannya...
Dengan dinding bercat didominasi warna putih dan keemasan, ukiran indah pada dinding, langit-langit yang menjulang tinggi tanpa ujung, lampu gantung yang melayang indah, pilar-pilar yang menjulang tinggi dan megah, dilengkapi patung-patung kecil pada sisinya, dan yang paling menarik perhatian Aruna adalah sebuah patung raksasa yang terlihat seperti replika malaikat sebab memiliki kedua sayap yang melebar
Patung wanita bersayap itu memegang timbangan pada tangan kanannya, dan sebuah kitab ditangan kirinya dan matanya ditutupi kain berwarna hitam yang mengkilat bak disirami minyak--- dan tepat dibawah kaki patung terdapat sebuah singgasana, tempat sang hakim agung duduk
"duduk." titah seseorang yang Aruna tebak adalah sang hakim agung setelah lelaki itu menduduki singgasana yang berhadapan langsung dengan tempatnya duduk
Sang hakim agung melirik pada seseorang disisi kiri ruangan, membuat lelaki yang ditatap mengangguk seraya berdiri memegang sebuah tab hologram, membuat Aruna tercengang dengan kemajuan tempat ini, terlalu modern sejauh yang ia lihat
"Surat panggilan ini diajukan kepada saudara atas nama Aruna Andhika yang merupakan anak bungsu dari nyonya Ayu Restu dan tuan Heru Herbambang, lahir di Semarang tanggal xx bulan xx tahun xx pukul 02.34 waktu setempat"
lelaki itu menggulir hologram ditangannya kemudian tepat dihadapan Aruna muncul sebuah layar hologram berukuran besar, terbentang diantara dirinya dan sang hakim agung, hologram itu berisikan tulisan yang rapi dengan beberapa cuplikan hal-hal singkat yang Aruna lakukan semasa ia kecil
"Berdasarkan undang-undang negri Asterism, anda telah dicatat sedemikian rupa sejak waktu ditetapkannya penghitungan pahala dan dosa, bahwasannya poin pahala yang anda miliki Tidak Memenuhi Syarat untuk mendapatkan perizinan bereinkarnasi menjadi manusia pada kehidupan selanjutnya. Atas kebijaksanaan para anggota hakim dan hakim yang agung, maka anda diberi kesempatan untuk memilih---"
"Pilihan ditetapkan sebagai berikut ini : (1) Saudara memilih untuk ikut berkontribusi sebagai anggota GA Company dan bekerja sebagai guardian angel hingga poin yang anda miliki cukup untuk bereinkarnasi menjadi manusia pada kehidupan yang akan datang"
"(2) Saudara memilih menolak opsi (1) dan menjalani siksaan sebanyak poin dosa yang anda miliki, menebus semua kesalahan anda dikehidupan yang lalu hingga poin dosa itu bersih dan anda akan bereinkarnasi menjadi hewan pada kehidupan yang akan datang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angels Company | Aruna
Teen Fiction[Pair of wings for Dyara] Aruna Andhika tidak pernah menyangka akan menjadi orang yang memiliki tanggung jawab besar terhadap Dyara Penelope, teman satu kelasnya semasa menengah pertama, gadis yang sangat suka ia ejek dan kerjai semasa sekolah. Arun...