"Kamu akan menjadi perempuanku sekarang dan selamanya."
-Sagara Dirga DewantaraSetelah beberapa menit di perjalanan dengan menggunakan taxi. Sagara dan Arunika sampai di depan sebuah rumah dengan desain mewah. Sagara menghela napas berat, raut wajahnya panik tak karuan. Arunika mendongakkan kepalanya saat melihat rumah besar di depannya, ia sedikit kagum dengan rumah ini.
Sagara melirik Arunika yang berada di sampingnya. Sedari tadi Sagara terus berdoa agar sahabatnya baik-baik saja, sedari tadi juga Arunika yang selalu menenangkannya. Sagara menggenggam tangan Arunika. Arunika yang merasakan sentuhan di tangannya lantas melirik lelaki di sampingnya.
Sagara melangkah masuk ke dalam rumah Vanilla. Ia sedikit mempercepat langkahnya, begitupun Arunika yang mengikutinya dari belakang.“Gar. Sekhawatir itu?” batinnya sambil menatap punggung Sagara.
Sagara melangkah masuk ke rumah dengan desain mewah itu. Ia berjalan dengan penuh amarah.
“Woi keluar lo!” sentak Sagara berteriak untuk memancing seseorang itu.
“Dimana lo? Keluar!!”
“Sialan lo. Keluar!!”
Teriakan Sagara menggema di rumah ini. Arunika yang melihatnya sedikit kaget.
“Ck. Udah kabur rupanya.”
Sagara berdecak sebal karena seseorang itu sudah pergi dari sini. Sagara telat rupanya.
“Gar...” lirih Arunika.
Sagara menoleh, ia melihat perempuan yang sedang ketakutan karena semua emosinya tadi.
“Arun maaf,” balas Sagara seraya menatapnya.
Arunika menggeleng, “Gapapa Gar,” tutur Arunika.
“Ayo kita cari temen kamu. Kamu jangan pakai emosi ya,” lanjutnya seraya tersenyum.
Sagara mengangguk, sorot mata Sagara tertuju pada sebuah kamar di lantai atas. Sagara melangkah menaiki anak tangga di ikuti Arunika. Sagara membuka knop pintu kamar itu, namun pintunya terkunci.
Sagara menoleh pada Arunika, “Di kunci Run,” ujarnya.
“Coba kamu dobrak Gar,” usul Arunika.
Sagara mengangguk paham, ia melepaskan tangannya yang sedari tadi mengenggam tangan Arunika. Sagara melangkah mundur lalu menghantamkan badannya ke pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Kita Kala Itu
أدب المراهقينAsa yang di jadikan nirwala kini menjadi lara yang amerta. Ketika pemilik nayanika meminta bahagia tapi takdir berkata tidak. Ketika yang di harapkan adalah sebuah kebahagian tapi yang datang malah sebuah luka yang membekas dalam jiwa. _____________...