✴️04.

2.3K 240 8
                                    





Eunwoo membukakan pintu mobil meminta Rose masuk dengan isyarat tatapan matanya lalu ia pun menyusul duduk ke kursi kemudi.

"Apa sebenernya yang kau lakukan disana Rose!...Kau berniat menjadi aktris dan membiarkan para pria itu menyentuhmu atas nama akting" Eunwoo duduk menghadap Rose. Satu tangannya mencengkram kemudi dengan genggaman kuat menahan marah "Apa kau juga tidur dengan pria itu untuk mendapat peran ini?!"

Tamparan keras Rose mendarat di pipi Eunwoo. 

"Kau berkata seolah-olah aku serendah itu!" jelas Rose tersinggung ucapan Eunwoo sudah keterlaluan. Lagi pula tak masuk akal marah hanya karena hal seperti itu, jelas-jelas semua itu hanya adegan untuk film. Tamparan saja sepertinya tidak cukup untuk lelaki dihadapannya ini. 

Eunwoo terkesiap dengan tindakan Rose. Ia mengabaikan pipinya yang terasa panas dan semakin mendekatkan tubuhnya ke arah gadis itu.

"Kau tahu betul aku tak akan mengizinkannya. Itukah sebabnya kau diam-diam mengikuti syuting itu. Aku tak melarang mu bergaul dengan siapapun Rose. Tapi bukan berarti kau bisa bebas berpelukan dengan lelaki sembarangan!" suaranya tak lagi kalem tapi penuh getaran amarah.

"Omong kosong! Kenapa juga semua yang kulakukan perlu izin mu?!" dadanya naik turun meluapkan emosi "Jujur saja kamu tuh hanya insecure karena merasa tersaingi oleh pria lain kan?!" bantahan Rose malah semakin menyulut emosi Eunwoo.

Eunwoo sangat tak suka mendengar ucapan Rose barusan. Pria itu memegang bahu Rose dan mendorongnya sampai punggung Rose menempel ke jendela mobil. Mereka masih diparkiran, Rose kaget apalagi melihat tatapan mata marah Eunwoo.

"Jadi begitu?? sekarang kamu mulai berani membanding-bandingkan....Apa yang pria itu tawarkan padamu Rose? tempat tinggal?  kehangatan?" Ia mencengkram kuat dagu Rose. 

"Apa kau lupa yang tertulis di wasiat, haruskah aku mengingatkannya Rose?!" keduanya saling tatap dengan tegang. Rose sudah menduga reaksi Eunwoo akan seperti itu, ia pun tak lagi membantah. Rose mengalihkan pandangannya ke rombongan mahasiswa yang berisik lewat ke depan mobil mereka.

Eunwoo melepaskan cengkraman dan kembali duduk tegak dengan rahang terlihat mengeras lalu menyalakan mobil menjalankannya keluar kampus.



Rose  masih diam menghembuskan napas pelan dan menggenggam seatbelt. Matanya bergetar  berkaca-kaca. Suasana dalam mobil hening dan tegang ini bukan pertama kalinya terjadi, sikap cemburu Eunwoo lah yang terkadang jadi penyebabnya.

Mobil melaju membelah jalan menuju apartment mereka. Ponsel Rose berdering dan terbaca panggilan dari Jeon. Eunwoo menoleh melihat Rose yang ragu untuk mengangkat.

"Dari siapa?"

"Jeon" jawab Rose. Tadi Jeon sempat menarik Rose untuk melihat monitor hasil pengambilan gambar. Tak berselang Eunwoo menghampiri mereka dan mengajak paksa Rose, untungnya Rose sudah lepas dari Mingyu. Jeon tak bisa membayangkan kalo Rose masih dalam dekapan Mingyu. Bisa-bisa terjadi tragedi di lokasi syuting, itulah sebabnya ia menelpon karena khawatir.

"Pria tak jelas itu! aku membiarkannya dekat denganmu tapi jangan melewati batas Rose"  Eunwoo merebut ponsel itu dan menekan tombol reject lalu melemparkan ponsel itu ke kursi belakang. 

Rose mendelik protes "Eunwoo!!" 

Gadis itu menoleh melihat ponselnya memantul dan terjatuh di lantai mobil menimbulkan suara. Eunwoo mengabaikan protes dan tetap menyetir. 

MATE'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang