“Kayaknya ada penghuni kos yang baru lagi ya, Cha..” Komentar Ningning saat melihat sebuah mobil pick up yang mengangkut banyak barang yang di dominasi warna biru nangkring di depan kosan mereka.
“Semoga nggak mengganggu ketenangan aja sih kalo gue mah.” Jawab Chaya cuek, lebih fokus menjilat es krim yang baru saja mereka beli di supermarket.
“SURPRISEEEEEEEEE!”
"Astaga!” Chaya cukup kaget hingga es krimnya terlempar ke tanah dan hanya bisa ia ratapi. Sementara Ningning, bukan suara cempreng itu yang membuatnya terkejut melainkan sang pemiliknya—Karina.
“Akhirnya, kita satu kosan, Cha..” ujar Karina antusias namun mendapat cebikan dari Ningning, tapi ia tidak peduli.
Chaya bingung harus bersikap seperti apa, mengingat Ningning amat sangat tidak suka dengan Karina tampaknya kepindahan Karina bukan ide yang bagus.
“Kok lo bisa tau gue ngekos di sini?” tanya Chaya hati-hati berusaha untuk tidak terdengar menyinggung Karina.
“Gue tau dari Giselle.”
“Gue masuk duluan ya, Cha.” Wajah Ningning saat ini seperti sudah siap perang, sebelum memasuki garasi kosan, ia sempat menyenggol bahu Karina.
“Kasar banget sih teman lo itu, Cha. Kok lo bisa sih temenan sama dia?” keluh Karina kesal.
“Namanya Ningning, dia aslinya baik kok. Gue masuk duluan ya, Karina.” Chaya berusaha menghindari lebih banyak interaksi dengan Karina, begitulah biasanya cara Chaya untuk menetapkan tembok batasan pada semua orang.
“iiiiiih, lo nggak lagi sibuk kan Cha? Bantuin gue nata kamar yuk?” mata Karina tampak berbinar dan senyumnya tampak tulus. Chaya tersenyum getir, berharap Ningning menyelamatkannya dari situasi ini, namun semua terlambat karena tanpa persetujuannya Karina telah mengamit lengannya untuk membantunya.
Tampaknya, kehadiran Karina di kos mereka memang bukan ide yang bagus.
“Cha, tau nggak pas gue datang ke sini gue berpapasan sama Jake. Kayaknya dia nyariin lo deh, lo serius nggak ada hubungan sama dia?” Okay, sekarang Chaya akui penilaian Ningning tidak buruk, ia mulai malas meladeni Karina.
“Dia nggak nyariin gue.” Jawab Chaya datar. “Mungkin ketemu Giselle, lo nggak tau mereka sepupuan?”
“Oh ya? pantesan kalian temenan sama Giselle ya..”
Chaya yang baru saja akan meletakkan lampu tidur Karina di atas nakas menghentikan niatnya dan menatap Karina penuh tanda tanya besar di kepala. “Maksudnya?”
"Bukannya udah jelas, kalau kalian dekat sama Giselle yang sepupuan sama Jake otomatis dong kalian bisa dekat sama circle Jake.”
Chaya benar-benar heran dengan pola pikir Karina. “Hah? Jelas? Apanya yang jelas? Gue nggak ngerti deh maksud lo apa..”
“Ya udah sih, abaikan.” Setelah berbicara demikian Karina tertawa kecil. Entah apa maksudnya.
“Gue lebih dulu temenan sama Giselle dibanding gue tau dia sepupu Jake. Gue juga baru tau pas dia pindah ke sini.” Chaya tidak tau kenapa ia terdengar seperti klarifikasi Ria Ricis dan menjelaskan semua itu pada Karina.
“Oh..gitu ceritanya. Tapi, serius lo nggak naksir Jake?” Chaya sadar stok kesabarannya tidak seperti Nabi, tampaknya ia harus pergi dari kamar Karina.
“Kayaknya pertanyaan lo udah berkali-kali gue jawab deh.” Datar Chaya.
“Maaf, Cha. Gue cuma mau memastikan lo aman dari buaya kayak Jake.” Chaya tidak menjawab lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA : Tanda Tanya (?) |wintke
Short StoryTentang mengubah tanda tanya menjadi tanda titik.