• Chapter 5 •

2.7K 258 15
                                    

enjoy!

***

"Pagi, mom!" sapa Karina kepada maminya yang sedang sibuk di dapur. Ia mencium pipi kiri maminya.

"Pagi anak gadis mami yang paling cantik!" balas Shanti sambil membalas mencium kedua pipi putrinya. Karina tertawa terhadap pujian maminya.

Karina duduk di kursi pantry, menenggak segelas susu putih yang sudah disiapkan maminya. Seusai menghabiskan susu putihnya, Karina mulai menyantap sandwich yang sudah tersaji di piring.

"Setelah sarapan anterin ini ke rumah depan, ya, Dek." ujar Shanti sambil menata makanan yang sudah ia siapkan di kotak-kotak makan untuk tetangga depannya. Siapa lagi kalau bukan Wisnu dan Dino.

Karina tersedak. Kilasan tentang kejadian semalam langsung berputar di otaknya, membuat pipinya memanas karena malu yang masih bisa ia rasakan hingga saat ini dan perutnya dilingkupi gelenyar-gelenyar aneh.

Bukan, ini bukan mulas karena minum susu di pagi hari. Melainkan karena kejadian semalam mengenai Karina yang keceplosan gara-gara ocehan asal Harsa.

flashback

Semua orang langsung terdiam. Bahkan Harsa yang memulainya pun tidak berkata apa-apa lagi. Seakan-akan tidak mau melanjutkan karena takut salah ngomong lagi. Seharusnya memang mulutnya diam saja. Sebenarnya bukan sesuatu yang seserius itu, hanya saja hal tersebut membuat mereka canggung.

Karina tertawa memecah keheningan yang terasa canggung ini. "HAHAHAH yakaliii, bercanda-bercanda!!"

Yang lain pun memaksakan tawa, kecuali Wisnu.

Karina pun berpamitan sebelum dirinya semakin tidak tertolong. "Aku balik duluan, ya. Ngantuk. Bye abang-abang!" dirinya segera lari kembali ke rumah.

end of flashback.

Karina buru-buru menggelengkan kepalanya, menolak. "Ayin buru-buru, Mi! Mau ke kampus." ujarnya beralasan.

"Bentar aja, Dek! Taro abis itu udah selesai, kan?"

"Bang Gio ajaa!"

"Abang kamu udah berangkat. Ayolah, Dek! Masa nggak mau nolongin mami?"

Karina menghela napasnya. Bukan karena dia tidak mau membantu!

"Kalau Bang Gio udah berangkat, berarti Mas Nu juga udah, Miii!"

"Abang kamu berangkat pagi-pagi buta nganterin Thania ke Bandara. Mana ada udah berangkat si Wisnu jam segitu."

Shanti yang mulai kesal akhirnya membawa kotak-kotak makan tersebut dan mulai berjalan meninggalkan dapur. Karina segera mencegahnya. Gadis itu mengambil alih kotak-kotak makan tersebut dari tangan maminya.

"Mamii... kan Karina cuma bercanda, Mi. Mengetes kesabaran Mami gitu konsepnya. Ntar gampang tua, lho, kalau ngambekan." rayu Karina.

Shanti memberikan lirikan mata tajam pada Karina, "Sampai kamu punya anak lima juga mami tetap awet muda!" ujarnya jumawa.

"Waduhhh hahaha... iya deh mami siapa dulu!" Karina mengangkat kedua alisnya.

Ready to Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang