"Ah sial! Dimana ini?" Renjun benar-benar asing dengan sekitarnya. Ia menyusuri jalan itu sedari tadi namun ia terus kembali ke tempat dimana awal ia berada.
Lelah. Ia memutuskan untuk beristirahat sebentar sembari memandangi sekitarnya yang sunyi dan sepi. Kabut tipis menyamarkan pandangan nya dan rasa takut perlahan menghampirinya.
"Apa bedebah itu tidak mencari ku? Yah, lagipula apa pentingnya aku baginya" Renjun tersenyum miris, memikirkan Jeno yang masih tidak datang untuk menolongnya.
"Sampai kapan kutukan ini akan berakhir? Aku sangat ingin kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya" gumam Renjun. Ia memejamkan matanya sebentar berharap seseorang menemukannya dan membawanya keluar dari tempat ini.
"RENJUN"
"KAU DIMANA, RENJUN?"
Deg!
"Itu suara Jisung dan Jeno, mereka ada disekitar sini" Renjun bangkit dari duduknya dan memandang sekitarnya.
"AKU DISINI" teriak Renjun.
Hening.
Tidak ada jawaban lagi setelahnya. Renjun menghela napas panjang dan kembali terduduk lesu di tanah. Ia memeluk kedua kakinya dan menjatuhkan wajahnya ke atas lututnya. Ia menangis.
Cukup lama Renjun menangis dengan posisi yang sama. Sampai akhirnya penantian itu membuahkan hasil. Seseorang datang menolongnya dan mengusap pucuk kepalanya lembut.
"Kau menemukan ku"
"Bodoh. Kenapa kau menangis? Kau terlihat sangat jelek" seseorang itu -Jeno- tersenyum saat Renjun menatapnya dengan wajah yang masih basah karena air mata.
"Kau tidak tahu betapa takutnya aku ditempat ini. Bagaimana kau melakukannya?" Renjun mengusap air mata nya yang kembali jatuh, ia bahagia Jeno berhasil menemukannya.
"Jaemin membantu ku, dia membuat portal dengan mantra sihir untuk menemukan mu. Katanya, saat Korbin menculik salah satu dari kelompok itu, dia akan membawanya dalam hutan ilusi dan untuk menemukan nya maka tanda kepemilikan yang ditinggal kan oleh partner orang itu akan membantu untuk menghubungkan portal itu menuju orang yang hilang itu"
"Jaemin mengetahui nya? Dia ternyata benar-benar belajar untuk lomba ini"
"Ya, dia selalu seperti itu" tatapan Jeno mengarah ke tanda kepemilikan yang dibuatnya dileher Renjun yang mulai memudar. Ia mengusapnya pelan tanpa menyadari tindakan nya itu membuat Renjun terkejut.
"Ren, kau tidak apa-apa?" tanya Jisung khawatir yang baru saja datang bersama Jaemin.
Melihat Jisung yang juga ada disitu, Renjun tersenyum senang. Ia menepis tangan Jeno dan berlari kecil ke arah Jisung kemudian memeluknya erat.
"Kau khawatir padaku?" tanya Renjun tanpa melepaskan pelukannya.
"Bagaimana bisa aku tidak menghawatirkan sahabat yang sudah ku anggap kakak sendiri? Aku sangat mengkhawatirkan mu"
Mendengar jawaban Jisung, Renjun melepaskan pelukannya. Jisung ternyata hanya menganggap nya tidak lebih dari seorang sahabat yang sudah seperti saudara. Seperti tidak ada kemungkinan dirinya bisa memberitahukan pada Jisung tentang perasaan nya.
"Kau-"
"Jika kau bisa melanjutkannya, ayo pergi. Waktu menuju tahap 3 semakin berjalan" Jaemin menyela Renjun dan melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Bagaimana bisa kau tahan dengan orang sepertinya?" tanya Renjun pada Jisung setelah melihat sikap dingin Jaemin pada nya.
"Ya, walaupun begitu dia tetap baik padaku"
"Kalau begitu kau susul dia, aku dan Jeno akan mengikuti kalian dibelakang"
"Hmm" Jisung tersenyum pada Renjun dan berlari kecil menyusul Jaemin yang telah berada cukup jauh dari mereka.
Renjun balas tersenyum tipis sembari memperhatikan punggung Jisung yang perlahan menjauh darinya. Tatapan Jisung tadi itu saat menatap punggung Jaemin membuat Renjun terpaku. Tatapan yang tidak biasa seolah memiliki makna tersirat di dalamnya. Semakin memikirkannya entah kenapa Renjun semakin merasa kalau cintanya tidak akan terbalas nantinya.
'Jisung tidak mungkin ada perasaan pada Jaemin 'kan?'
"Apa yang kau tertawakan?" tanya Renjun saat mendengar tawa kecil dari belakang nya.
"Ini sangat lucu" jawab Jeno lalu kemudian kembali tertawa.
"Apanya yang lucu, sialan?!" Renjun berbalik dan menatap marah Jeno yang masih tertawa.
"Kau"
"Aku? Apanya yang lucu?"
"Kau merasa tersaingi oleh Jaemin 'kan?" Jeno tersenyum.
"Apa maksudmu? Apa kau menggunakan mantra sihir untuk membaca pikiran ku? Jika iya, itu salah" ucap Renjun datar. Ia berusaha keras menutupi ekspresi nya yang terkejut karena Jeno mengetahui pikiran nya.
"Mantra sihir apanya? Kau menunjukkan dengan jelas ekspresi kecewa saat Jisung mengatakan Jaemin adalah orang yang baik padanya. Dan sekarang kau berusaha menyangkalnya"
"Tapi aku juga baik padanya selama ini, apa kurangnya aku bagi dia selama ini?"
"Kau baik? Aku meragukan itu. Kau selalu kasar padaku dan ekspresi mu sangat membosankan. Sebelum Jisung, kenapa kau tidak membuat aku jatuh cinta padamu? Ya, aku juga tidak mengharapkan hal itu. Memangnya apa yang bisa dibuat oleh orang seperti mu untuk membuat wajah tampan dari gryffindor ini jatuh cinta?" Jeno tersenyum mengejek.
"Kau! Kau! Cih! Lihat saja nanti" Renjun terpancing. Jeno sengaja memancingnya dan ia tanpa sadar terkena pancingan itu.
Melihat umpannya dilahap Renjun, Jeno menyeringai. Mewarisi Dewa Ares yang tidak saja ahli dalam memimpin perang tapi juga ahli dalam memikat siapapun, Jeno menggunakan hal itu untuk menundukkan Renjun. Bukan rahasia umum jika Dewa Ares dan Dewi Athena tidak bisa akur, keduanya sama-sama bisa memimpin perang dan cerdas. Hanya saja bedanya Dewa Ares cukup licik dan Dewi Athena sangat bijak. Oleh karena itu saat Goddess Seohyun menyatukan Jeno dan Renjun, ia ingin melihat bagaimana jadinya kedua orang yang bertolak belakang ini saling berkerja sama.
Sementara itu jauh di depan Jeno dan Renjun, Jaemin dan Jisung beristirahat sebentar menunggu Jeno dan Renjun yang belum juga terlihat. Jika Jaemin keluar lebih dulu dari portal yang dibuatnya maka Jeno dan Renjun tidak bisa keluar dari tempat ini dan melanjutkan ke tahap 3.
"Maaf membuat kalian menunggu lama" ucap Jeno yang baru saja datang bersama Renjun.
"Hm, ayo kembali" ucap Jaemin datar sembari bangkit dari duduknya.
"Kau tidak menanyakan alasannya?" Jeno tersenyum.
"Buang waktu saja" jawab Jaemin dingin.
"Ayo pergi" Renjun menggenggam tangan Jeno dan membawanya masuk ke dalam portal itu lebih dulu, sengaja membuat si pemilik tangan terkejut karena tindakan tiba-tiba nya.
'Dia benar-benar melakukannya' batin Jeno.
Sedang Jaemin yang tanpa sadar bisa membaca pikiran keduanya hanya menggeleng pelan dengan ekspresi datarnya.
"Pasangan aneh" gumamnya pelan.
"Jisung, kau dulu-"
"Ayo pergi bersama" Jisung menggenggam erat tangan Jaemin dan membawanya masuk ke dalam portal itu. Tanpa Jisung tahu Jaemin tersenyum tipis dibelakangnya.
'Sial! Aku terjebak'
TBC...........................................
See You
Salam hangat dari Semenya Jisung
- Ria
KAMU SEDANG MEMBACA
Historia De Amor 🔞
FanfictionPerjalanan menarik dari 4 lelaki manis yang bereinkarnasi menjadi perempuan di tempat asing. Dan mereka dapat kembali menjadi lelaki jika sudah menyelesaikan tantangan. Tetapi itu bukanlah akhir dari cerita ini melainkan kisah mereka baru saja di mu...