Aku Pober si Beruang Kutub.

1 1 0
                                    

Terlihat sesosok beruang kutub yang tengah bersantai di dalam igloo nya,bersantai duduk ria seraya meminum minuman yang berwarna merah sekiranya segelas wine untuk menghangat kan tubuh nya,Pober nama nya,ia sedang bersantai menghindari cuaca yang kiranya sedang tidak jelas dan tidak bisa diprediksi,entah sejak kapan ini dimulai,belakangan ini sering terjadi badai salju yang berkepanjangan namun apabila musim badai telah selesai waktunya panas yang terlalu terik hingga melelehkan perlahan demi perlahan kampung halaman pober si beruang kutub.

Entahlah siapa yang disalahkan atas kejadian ini,berita yang di tonton pober di televisi mengatakan bahwa ini adalah efek dari pemanasan global,manusia yang kejam itu terlalu serakah hingga bumi pun perlahan mulai menyerah dengan keadaan,dan membiar kan semua seolah seolah ini adalah hal yang wajar.

"Ayah,ibu"ucap pober berteriak

Ia baru menyadari keheningan di Igloo nya,ia mengulangi berteriak hingga tiga kali,namun tak seorang pun yang menyaut.

"Aneh kemana perginya mereka ?"ucap pober kebingungan

Sangat jarang igloo yang ditempati pober bersama orang tuanya sesunyi in,setiap hari akan selalu ada omelan dari sang ibu yang terus kesal dengan iklim yang tidak jelas,atau celetukan si ayah yang memancing tawa para penghuni igloo.

Pober bangkit dari sofa nya dan mencoba melihat keadaan diluar,ia mngintip sedikit diluar jendela kemudian membuka pintu igloo nya,terlihat diluar, mentari kembali muncul setelah beberapa hari hilang didalam badai,pober keluar dari hunian nya dan menghirup udara segar yang sudah lama tidak dihirupnya.

"akhirnya setelah sekian lama aku tidak melihat matahari dan udara segar ini,betapa rindunya aku melihat suasana ini"ucap pober seraya memandangi sekitr rumah nya.

Para tetangga pober yang menyadari jika badai telah usai mulai berangsur angsur keluar rumah,sekedar melihat lihat keadaan sekitar.

Pober yang sudah puas memandangi sekitar kembali masuk kedalam igloo nya,ia berjalan menuju dapur dan membuka kulkas yang ukuran nya sangat besar,disini rumah rumah memang memiliki kulkas yang besar,ini untuk berjaga jaga menyimpan cadangan makanan ketika datang badai,tapi beberapa tahun belakangan ini memang sangat susah untuk mencari makanan,Pober dan ayah nya yang biasanya mencari makan di laut kini harus sedikit lebih susah untuk mendapatkan makanan,terkadang ia harus pulang dengan tangan kosong.

Ini semua ulah dari kapal kapal cargo manusia yang menumpahkan minyak sehingga makanan pober sulit di dapat

Kembali ke pober,ia memperhatikan kulkasnya dengan tatapan kosong,kemudian menutup nya.

"Aku harus mencari makanan dan mencari ayah,ibu"

Pober mencabut kulkasnya dan keluar menuju arah laut untuk mencari makanan seraya menanyakan kepada penduduk sekitar apakah mereka melihat ayah dan ibu pober,namun warga sekitar tidak melihat kemana perginya orang tua pober,ia juga sangat miris melihat keadaan di sekitar nya,kelaparan dimana mana,kematian adalah hal yang biasa,saling berebut makanan atau mencuri itu sudah biasa .

Dan berakhir lah pober disini,ditepi laut ini,tanpa basa basi pober langsung berenang kedalam laut yang dingin itu untuk mencari makanan.

Setelah berjam jam di dalam air pober keluar dengan badan yang lesu dan tidak bersemangat,ia harus rela pulang dengan tangan kosong,ia tidak mendapatkan apa apa

Pober berjalan menuju igloonya dengan muka yang sedih dan badan yang gontai hingga sesuatu terjadi di tengah perjalanan nya.

BBBUUUUUUKKKK.

Itu adalah sahabat pober,Gober nama nya,entah apa maksud gober dengan sengaja memukul wajah pober.

"KAU SUDAH GILA YA APA SARAF DIOTAK MU SUDAH TIDAK BERFUNGSI ??"Ucap gober berteriak pada nya

Tak ada balasan dari pober kecuali senyuman.

Pober membuka pintu igloo nya,terlihat darah segar keluar dari badan pober yang penuh luka ,setelah itu ia segera menuju dapur dan membuka kulkas nya,ia memasukan makanan yang dijinjing nya kedalam kulkas,pober menutup pintu kulkas nya,ketika pober menutupnya tiba tiba keluar cairan dari sela sela bawah kulkas pober,cairan itu bewarna merah,sehingga menodai lantai rumah pober yang bewarna putih.

"Aaayaah.iiibuuumaafkan pober"Ucap Pober

Ia terus menangis tersedu sedu seraya terus menyebut ibu dan ayah nya.

Pober si Beruang KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang