Hari Pertama

117 6 1
                                    

Jadwal hari ini padat sekali. Meeting di beberapa tempat yang mengharuskan aku bertemu banyak orang, serta duduk berjam-jam seraya mengumbar senyum karir. Cukup melelahkan, namun aku masih membutuhkan uang.

"Ay, mau makan malem lagi? Tadi aku lihat kamu makan dikit."

"Sudah cukup, Pak."

Satu jam yang lalu kita memang sudah makan bersama dengan rekan yang akan menjalin kerja sama dengan Garda. Walaupun porsinya sedikit tapi itu sudah cukup. Yang kubutuhkan saat ini hanya kasur.

"Bapak ingin dipesankan makan malam?"

"Gak perlu, Ay. Kamu istirahat aja. Makasih untuk kerja kerasnya hari ini. "

"Terima kasih kembali. Selamat beristirahat, Pak."

"Kamu juga."

Akhirnya aku dan Reno berpisah. Bosku masuk ke dalam kamar hotelnya dan aku pun juga sama masuk ke dalam tempat istirahatku yang letaknya tepat di hadapan kamar Reno.

Aku tidak memiliki teman sekamar. Karena timku berisi lima orang yang diantaranya dua laki-laki dan tiga perempuan, aku termasuk ke dalamnya. Sementara Reno tidak dihitung karena sudah pasti dirinya tidak akan berbagi kamar dengan siapapun. Dan di timku juga sudah berpasangan. Aji berbagi kamar dengan Yogi, Vira bersama Devina dan aku sendirian. Sebenarnya bisa saja aku ikut dengan Devina, namun Reno sudah terlalu hafal dengan tabiatku yang tidak bisa tidur bersama orang lain. Maka aku diasingkan seorang diri.

Namun aku juga berterima kasih sekali pada Reno, karena dia selalu mengerti keadaanku.

Selesai dengan kegiatanku di kamar mandi, akhirnya aku dapat merebahkan diri di ranjang yang empuk. Seharian ini aku belum bertukar kabar dengan Mas Je. Entah ia sedang apa saat ini di rumah. Namun biasanya kami baru selesai makan malam bersama di jam-jam seperti sekarang.

Ingin menanyai kabarnya lebih dulu tapi aku ragu. Memilih mengirimkan telepati saja agar Mas Je menghubungiku secepatnya. Entah malam ini, besok pagi, ataupun lusa. Aku pasrahkan saja pada takdir.

Tak disangka, telepatiku sangat cepat sampai ke rumah Mas Je. Karena saat aku mulai menonton sebuah film, handphone yang sengaja kusimpan di perut bergetar.

 Karena saat aku mulai menonton sebuah film, handphone yang sengaja kusimpan di perut bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Here With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang