Bel telah berbunyi, pertanda jam istirahat akan berlangsung. Banyak murid murid yang langsung berhamburan keluar begitu guru memberikan salam terakhirnya. Ada yang menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin, taman sekolah, perpustakaan, menetap di kelas, dan lain lain melakukan kegiatan mereka bersama teman teman terdekat.
Di tengah tengah perbincangan antara Renjun dan Haechan tentang keberlangsungan hubungan mereka berdua, Jaemin tiba tiba saja datang dan menarik lengan kecil pria mungil itu. Membuatnya mendadak berdiri, lantas hal itu dapat memicu emosi Haechan yang langsung terpancing.
Haechan bangkit dari posisinya. Pria tan itu tak mau kalah dari pria bermarga Jung itu, ia turut menarik lengan Renjun untuk menahan kepergian kekasihnya "kau mau bawa kemana Renjun ku?"
Jaemin terdiam sejenak, dan mendapati tangan Haechan yang memegang lengan Renjun "lepaskan tangan mu darinya" katanya dengan nada rendahnya dan penuh penekanan.
Renjun dapat merasakan hawa mencengkam yang Jaemin keluarkan, ia pun juga berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman pria Jung itu "Jaemin... lepaskan tangan ku!" Pinta Renjun.
Haechan mendekat pada Jaemin, memberikan tatapan membunuhnya. Pria tan itu bahkan terlihat tak mau kalah, dia juga mengeluarkan aura mencengkam nya-membuat suasana kelas semakin tegang. Seluruh penghuni kelas menaruh atensinya pada aksi ketiganya.
Sedangkan Jeno menatap acuh kearah kembarannya yang sedang memancing keributan itu. Ia lebih memilih untuk fokus pada benda yang terpasang di telinganya. Sejauh ini tak ada yang begitu dipermasalahkan dari kegiatan Jaehyun untuk saat ini.
Jaemin terus berusaha untuk merebut Renjun dari Haechan. Ia melepaskan secara paksa tangan yang menggenggam lengan Renjun, dan Haechan semakin mengeratkannya yang justru membuat pria mungilnya merintih kesakitan "Haechan... Lengan ku sakit" rintihnya yang dapat di dengan oleh Haechan dan Jaemin.
Haechan menaruh perhatiannya pada genggamannya, lalu beralih pada Renjun dengan tatapan sendu. Karena merasa bersalah, Haechan melonggarkan genggamannya dan itu membuat Jaemin langsung menarik Renjun keluar dari kelas-menjauhkannya dari sang kekasih.
Jaemin berjalan dengan cepat membuat Renjun kewalahan. Dan di saat Haechan hendak menyusul, ia sudah terlebih dahulu ditahan oleh Jeno dengan pundak yang di tarik. Haechan membalikkan tubuhnya, menyingkirkan tangan salah satu anak kembar itu dengan kasarnya. Melemparkan tatapan membunuh kepadanya.
"Mau apa kau?!" Tanyanya dengan kesal yang bercampur dengan kekesalan.
Jeno menatap remeh pria tan di depannya ini. Dan berjalan mendekat menghilangkan jarak diantara keduanya. Haechan dibuat terpojok oleh Jeno "apa yang kau lakukan?!"
Jeni menatap lamat lamat wajah lawan mainnya "kalau dilihat lihat ternyata kau manis juga" katanya.
Di wilayah kampus, saat ini Jaehyun dan Doyoung sedang munggu kedatangan makanan mereka ditempat langganan. Jaehyun terus mengeluh kelaparan saat dikelas dan saat ia mengerjakan tugas tugasnya yang didapatnya dari dosennya.
Saat mereka mengerjakan tugas itu bersama sama, Doyoung begitu jengah mendengar rengekan sahabatnya, tapi ia harus sabar dalam menghadapinya, mengingat sahabatnya kini tengah berbadan-tidak. Bukan hanya berbadan dua, di dalam perut Jaehyun itu ada dua janin, jadi mungkin Jaehyun tengah berbadan tiga saat ini.
Dan begitu tugas tugas mereka telah selesai, Jaehyun langsung menarik lengan sahabatnya saat sedang membereskan barang barangnya. Dan begitu mereka berdua sampai di lokasi, Jaehyun langsung memesan apa saja yang ingin dia makan. Membuat Doyoung hanya bisa diam memaklumi sahabat kesayangannya ini.
Untung saja aku menyukaimu Jaehyun. Dan untung saja ada dua janin dalam perut mu, karena kalau tidak aku mungkin bisa saja meninju wajah mu itu begitulah kira kira isi pikiran Doyoung saat ini.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pesanan mereka datang. Makanan yang dipesan Jaehyun lumayan banyak, membuat Doyoung menjatuhkan rahangnya "Jaehyun, kau akan makan ini semua?" Tanyanya.
Jaehyun menganggukkan kepalanya dengan semangat "hm! Bukan aku yang meminta, tapi... " Jaehyun sedikit memajukan tubuhnya, dan menutupi sebagian wajahnya dengan tangannya "tapi bayi bayi ini yang mau" sambungnya dengan suara membisik.
Doyoung hanya bisa memasang wajah pasrah sembari menggelengkan kepalanya, sedangkan Jaehyun kembali dengan posisinya dengan raut wajahnya yang berbinar itu. Lalu kedua nya makan bersama hingga perut mereka tak lagi meronta ronta.
Kembali di SMA XXX. Tepatnya di atap sekolah itu dimana sudah ada Jaemin dan Renjun yang sedang saling berhadapan. Renjun menatap mata orang yang dulu pernah membuatnya jatuh cinta. Jatuh cinta sendiri.
"Apa yang kau mau?!" Tanyanya dengan perasaan kesalnya. Juga mengusap usapkan lengannya yang terasa perih, sebab Jaemin menariknya dengan kasar.
Jaemin menatap malang pria mungil didepannya ini "kau pasti sangat senang menggoda orang orang ya? Benarkan kata ku?"
Renjun semakin mengeluarkan aura kebencian kepada manusia di depannya ini "jaga mulutmu, Jung Jaemin! Aku tidak sedang menggoda siapapun!"
Jaemin menarik satu sudut bibirnya "oh ayolah Renjun jangan mengelak" balasnya dengan nada remeh. Jaemin pun turut mengambil langkah maju untuk memutuskan jarak di antara mereka, membuat Renjun melangkah mundur.
"Aku tahu semua tentang dirimu" katanya, dan membuatnya semakin mendekat hingga Renjun terpojok. Jaemin memenjarakan tubuh pria mungil itu "dan aku tahu, kau pasti masih menaruh rasa kepadaku. Dan kau menggunakan Haechan hanya untuk pengalihan saja. Apa aku salah?"
Renjun menenggak ludahnya. Apa yang dikatakan Jaemin tak semuanya benar. Memang Renjun berpikir dengan mendekati Haechan, ia dapat melupakan sosok Jaemin yang pernah meluluhkan hatinya. Namun, semakin lama ia dekat dengan Haechan, perasaan tumbuh pada diri Renjun. Dan hal itu dapat dibuktikan dengan kehadiran malaikat kecil mereka yang masih tertidur didalam perutnya.
"Kau salah!" Pungkasnya. "Aku benar benar mencintai Haechan sejak awal! Aku tak pernah memanfaatkan dirinya hanya untuk menghilangkan rasaku padamu!" Renjun mendorong kuat tubuh Jaemin, hingga pria bermarga Jung itu melangkah mundur. Ternyata kekuatannya bisa bertambah juga pikir Jaemin.
"Daripada kau mengusikku dan Haechan, lebih baik kau pikirkan saja kakakmu, Jung Jaehyun! Kalian harusnya lebih menaruh perhatian kepadanya! Melihatmu seperti ini, aku jadi kasian pada kak Jaehyun! Bagaimana bisa manusia sebaik dan selembut kak Jaehyun mempunyai dua adik berhati-bahkan berjiwa iblis seperti kalian!!"
Akhirnya setelah sekian lama, Renjun dapat mengutarakan amarahnya untuk manusia di depannya ini. Nafasnya berderu setelah mengeluarkan apa yang telah ia tanamkan dalam benaknya.
Dan Jaemin, ia menatap tajam Renjun dan kembali mendekati pria mungil itu. Mengulurkan satu tangannya guna mencengkram kuat rahang Renjun.
"DIAM KAU!! aku tak butuh nasehatmu. Dan apa yang kau tahu tentang Jaehyun, HAH?!!" Balasnya dengan suara yang dibumbui amarah dan teriakan.
"Aku tahu! Bahkan aku juga tahu apa yang kalian lakukan pada kak Jaehyun!! Jangan pikir dengan tubuh ku yang kecil aku tak bisa melawan mu, Jung Jaemin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung
Fanfiction"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"