Terdengar suara teriakan dan jeritan dari dalam sebuah kamar, di mana seorang gadis tengah terikat di tempat tidur. Kedua orang tuanya hanya bisa berpegangan tangan dan memandang ke arah putri mereka yang terus meronta meskipun kedua tangan dan kakinya terikat kuat di tempat tidur.
"Bapa, apa kau yakin ini perlu?" tanya Nyonya Zhou kepada seorang pria setengah baya yang tengah meletakkan kitab suci dan air suci di meja kecil dekat tempat tidur.
"Nyonya Zhou, kalau kau tidak sanggup melihatnya, silakan menunggu di luar. Kami sudah memperingatkan kalau ritual pengusiran setan dalam tubuh putrimu bukan hal yang mudah," jawab Pastor Wang Han.
"Mama, sakit," pinta Zhou Yiqin dengan nada memelas. "Mama, buka ikatannya. Sakit sekali. Kumohon."
Air mata mulai membasahi wajah Nyonya Zhou tapi ia tidak berani melangkah mendekat sesuai permintaan Pastor Wang. "Sabar, Nak. Mereka mau menyembuhkanmu," bujuknya.
Yiqin terus meronta. Menyadari bahwa bujuk rayunya tidak berhasil, ia kembali memaki, "Dasar brengsek! Lepaskan aku, tua bangka! Awas saja setelah aku bebas, kalian berdua akan sangat menderita!"
"Semua sudah siap, Yibo," ujar Wang Han ke arah seorang pemuda berpakaian serba hitam yang tengah berdiri di pojok ruangan. Berbeda dengan Wang Han yang mengenakan seragam kepastoran, Yibo hanya mengenakan jas hitam, kaos dan celana panjang dengan warna senada.
Pemuda itu melepaskan airpod-nya dan meletakkan di meja. Ia menghampiri sisi tempat tidur. Sepasang netra tajam miliknya terus mengamati Yiqin.
"Mau apa lihat-lihat, hah?! Kau suka padaku?" seru Yiqin. Suaranya sudah menjadi lebih serak karena terus berteriak.
Yibo mengambil sebuah rosario perak lalu meletakkannya di dahi Yiqin seraya berkata, "Sebagai bukti bahwa mereka percaya, orang-orang itu akan mengusir roh jahat atas nama-Ku; mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak mereka kenal."
"Tidak akan mempan," ledek Yiqin sambil tertawa terbahak-bahak.
"Ah, ternyata salah satu dari tujuh iblis tingkat tinggi," balas Yibo. Ia mengambil air suci dan membasahi tangannya di atas sebuah mangkuk perak. Yibo lalu menekan dada Yiqin. Air suci yang berasal dari tangannya merembes melalui pakaian dan menyentuh kulit gadis itu.
Yiqin sempat mendesis pelan.
"Heh, mesum. Jangan sembarangan menyentuh dada orang, ya?" serunya dengan nada penuh amarah. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Yibo dengan pandangan penuh kebencian."Hmm, bukan Lust," gumam Yibo tanpa mempedulikan celotehan Yiqin. Ia kembali membasuh tangan dengan air suci. Kali ini Yibo meletakkan tangannya di leher gadis itu. Asap kecil terlihat dari leher Yiqin, kembali sebuah desisan terdengar dari mulut gadis itu. Yibo memang tidak memberikan tekanan apa pun, ia hanya memegang leher Yiqin sehingga gadis itu masih bisa berbicara dengan bebas.
"Kau mencekikku," jeritnya. "Mama, tolong aku, dia mencekikku. Mama!"
Pastor Wang terpaksa harus menahan kedua orang tua Zhou Yiqin.
"Tenanglah, Yibo sudah mengetahui apa yang harus ia lakukan. Walau masih muda, tapi ia sudah sering melakukan pengusiran setan bersamaku,"ujar pastor Wang mencoba menenangkan keduanya.
"Tapi Bapa …."
Di hadapan keduanya, Yiqin memang terlihat begitu kesakitan. Pastor Wang sudah sering melihat bagaimana korban yang dirasuki iblis akan melakukan apapun untuk bisa melepaskan diri dari ritual pengusiran setan termasuk mempermainkan perasaan keluarga dari korban. Itu pula yang menjadi alasan kebanyakan ritual hanya dihadiri oleh pastor saja.
"Bukan Wrath juga," ujar Yibo. Ia lalu berbalik badan dan menuju meja untuk mengambil air suci dalam sebuah botol kecil. Saat itu, Yiqin akhirnya menyadari sebuah tanda di leher bagian belakang pemuda itu. Sebuah tato berwarna kemerahan dengan bentuk menyerupai huruf W.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sinner
FanfictionWang Yibo, pemuda yang selama ini membantu pengusiran iblis dalam tubuh manusia ternyata memiliki sebuah rahasia dalam dirinya. Si jenius yang dianggap tak tergoyahkan imannya, malah meninggalkan semua yang ia percaya demi mengejar sesosok iblis yan...